Peneliti Ungkap Golongan Darah O Berisiko Terkena Kolera, Apa itu? Simak Penjelasan Berikut
Peneliti Ungkap Golongan Darah O Berisiko Terkena Kolera. (Freepik)
17:29
26 Februari 2024

Peneliti Ungkap Golongan Darah O Berisiko Terkena Kolera, Apa itu? Simak Penjelasan Berikut

 - Kolera adalah penyakit infeksius yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae. Penyakit ini ditularkan melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut.

Gejala umum kolera meliputi diare yang parah dan muntah-muntah yang dapat menyebabkan dehidrasi yang berat dalam waktu singkat. Kolera dapat mematikan jika tidak diobati dengan cepat. Penyakit ini sering terjadi di daerah dengan sanitasi yang buruk dan akses terbatas terhadap air bersih.

Peneliti dari Washington University School of Medicine di St. Louis mengungkapkan bahwa individu yang memiliki golongan darah O cenderung mengalami gejala kolera yang lebih parah dibandingkan dengan individu yang memiliki golongan darah lainnya.

Dilansir dari Washington University in St. Louis pada Minggu (25/2), pada individu dengan golongan darah O, ilmuwan menemukan bahwa toksin kolera secara berlebihan mengaktifkan molekul sinyal kunci di sel-sel usus.

Tingginya tingkat molekul sinyal tersebut menyebabkan pengeluaran elektrolit dan air, atau dengan kata lain yakni diare. Kolera ditandai dengan diare yang parah yang dapat menyebabkan dehidrasi, syok, dan bahkan kematian.

"Kami telah menemukan bahwa golongan darah memengaruhi seberapa kuat toksin kolera mengaktifkan sel-sel usus, yang menyebabkan diare," ungkap James Fleckenstein, MD, penulis senior studi ini dan seorang profesor asosiasi kedokteran dan mikrobiologi molekuler.

Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan secara daring di The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene. Studi ini juga mengilustrasikan bahwa enteroid yang merupakan gumpalan sel batang usus dapat menjadi alat penting untuk mempelajari penyakit menular pada usus.

Sebagai bagian dari studi ini, para peneliti memperlakukan empat kelompok enteroid dengan toksin kolera, dua berasal dari individu dengan golongan darah A dan dua dari individu dengan golongan darah O, dan mengukur jumlah molekul sinyal kunci di dalam sel. Hasilnya, enteroid dari dua golongan darah B dan AB tidak tersedia pada saat studi dilakukan.

Para peneliti menemukan bahwa tingkat molekul sinyal tersebut sekitar dua kali lipat lebih tinggi dalam sel dengan antigen yang terdapat pada golongan darah O daripada dalam sel dengan antigen tipe A.

Sehingga, menunjukkan bahwa orang dengan antigen tipe O yang terpapar toksin kolera akan mengalami diare yang lebih parah.

Fleckenstein mengungkapkan bahwa masih belum ada kepastian mengenai alasan mengapa toksin kolera menghasilkan respons yang berbeda dalam sel-sel yang memiliki beragam antigen golongan darah di permukaannya.

"Telah terbukti bahwa tingkat tinggi molekul ini menyebabkan diare, jadi kami berasumsi bahwa tingkat yang lebih tinggi akan menyebabkan diare yang lebih parah," ungkap Kuhlmann, seorang instruktur dalam bidang kedokteran dan penulis utama dalam studi ini.

"Hal yang menarik dari penelitian ini adalah bahwa kami telah mengambil sel-sel usus dari orang-orang di Missouri dan menggunakannya untuk memahami patofisiologi penyakit yang memengaruhi orang di seluruh dunia," ungkap Ciorba, seorang asisten profesor kedokteran dan salah satu penulis studi ini.

"Dalam situasi tertentu, para epidemiolog berpendapat bahwa golongan darah penting, tetapi dengan menggunakan enteroid, kami benar-benar dapat melihat perbedaan-perbedaan itu pada berbagai orang. Ini adalah bukti konsep bahwa sistem ini dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berdampak global," pungkasnya kebih lanjut.

Editor: Nicolaus Ade

Tag:  #peneliti #ungkap #golongan #darah #berisiko #terkena #kolera #simak #penjelasan #berikut

KOMENTAR