Alopecia Areata Bukan Kerontokan Rambut Biasa! Berikut Penjelasan dan Ciri-Cirinya
– Bayangkan ketika di pagi hari kamu sedang menyisir rambut, lama kelamaan malah timbul rontok dan jumlahnya semakin banyak. Lalu kamu berpikir mungkin hanya rontok biasa akibat sampo yang tidak cocok atau menyisir terlalu keras. Namun, siapa sangka hari-hari selanjutnya malah bertambah parah bahkan menuju kebotakan.
Situasi tersebut wajib dikhawatirkan karena bisa jadi merupakan Alopecia Areata, salah satu tanda penyakit autoimun yang menyerang folikel rambut hingga menyebabkan kebotakan berbentuk pitak. Dilansir dari Cleveland Clinic, "Alopecia" adalah istilah medis untuk kerontokan rambut atau kebotakan, sedang "areata" berarti kerontokan rambut terjadi di area kecil dan acak.
Primaya Hospital menyebutkan kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja baik pria maupun wanita, anak-anak hingga dewasa. Penyakit ini juga tidak termasuk penyakit langka. Namun, kerontokan yang terjadi dapat mempengaruhi kepercayaan diri dan bahkan kesehatan mental penderitanya.
Karena itu, diperlukan pemahaman mengenai penyakit ini agar dapat mengatasinya dengan tepat. Akan tetapi sebelum itu berdasarkan tingkat keparahannya, alopecia areata terbagi menjadi tiga bentuk utama:
- Alopecia Areata (biasa): kebotakan hanya di beberapa area kecil.
- Alopecia Totalis: kebotakan seluruh rambut di kepala.
- Alopecia Universalis: kebotakan terjadi di seluruh tubuh.
Dalam semua jenis alopecia areata, folikel rambut tetap hidup dan dapat memproduksi lagi rambut secara normal. Alodokter menyebutkan meskipun penyebab pasti penyakit ini belum sepenuhnya dipahami, para ahli menemukan bahwa ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risikonya.
Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa atau memiliki penyakit autoimun cenderung lebih rentan mengalaminya. Hal ini menunjukkan adanya kaitan genetik dalam sistem kekebalan tubuh yang membuat folikel rambut lebih mudah diserang.
Selain itu dari faktor keturunan, kondisi genetik seperti down syndrome juga dikaitkan dengan meningkatnya kemungkinan munculnya alopecia areata. Beberapa gangguan kesehatan tertentu pun diketahui berperan, misalnya kekurangan vitamin D, asma, dermatitis atopik, lupus, vitiligo, serta gangguan pada kelenjar tiroid seperti penyakit Hashimoto dan Graves.
Beragam faktor tersebut membuat sistem imun tubuh menjadi lebih sensitif dan berpotensi menyerang jaringan sendiri termasuk folikel rambut yang akhirnya memicu kerontokan khas pada alopecia areata yaitu pitak.
Gejala Alopecia Areata
Alopecia areata umumnya ditandai oleh kerontokan rambut dalam pola khas dan perubahan pada kulit kepala atau kuku. Berikut gejala yang paling sering muncul:
1. Rambut rontok berbentuk bulat atau oval
Kebotakan biasanya muncul tiba-tiba di area tertentu, dengan bentuk menyerupai lingkaran kecil. Paling sering terjadi di kulit kepala, tetapi bisa juga di jenggot, alis, bulu mata, atau bagian tubuh lain.
2. Kulit kepala tampak halus di area yang botak
Rambut di sekitar area tersebut bisa tampak menipis atau mudah rontok saat disentuh. Namun, kulit kepala tetap terasa halus tanpa ada luka.
3. Rambut bisa tumbuh dan rontok berulang kali
Pada sebagian penderita, rambut baru dapat tumbuh kembali dalam beberapa bulan, lalu kembali rontok dan siklusnya bisa berulang dalam jangka waktu yang lama.
4. Sensasi tidak nyaman pada kulit kepala
Cleveland Clinic menyebut beberapa orang melaporkan rasa gatal, kesemutan, atau sensasi terbakar ringan sebelum rambut rontok.
5. Perubahan pada kuku
Kuku tangan atau kaki bisa menunjukkan tanda-tanda seperti permukaannya kasar, mudah patah, menebal, atau terdapat lubang-lubang kecil (pitting nails).
Penanganan Alopecia Areata
Untuk membantu mengatasi rasa tidak percaya diri, ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan di rumah. Misalnya, menggunakan rambut palsu atau topi untuk menutupi area yang botak, serta mengoleskan tabir surya di kulit kepala agar terlindungi dari paparan sinar matahari langsung. Bagi penderita yang kehilangan alis atau bulu mata, kacamata dan bulu mata palsu juga bisa membantu melindungi mata dari debu dan iritasi.
Beberapa sumber kompak menyebut belum ada cara yang benar-benar bisa mencegah alopecia areata, namun menjaga kesehatan rambut dan kulit kepala dapat membantu mempertahankan kekuatannya. Hindari kebiasaan menggaruk kulit kepala, kelola stres dengan baik, dan terapkan pola hidup sehat dengan konsumsi makanan bergizi seimbang untuk mendukung pertumbuhan rambut yang optimal.
Sejumlah perawatan medis juga dapat menjadi pilihan untuk bisa membantu memperlambat kerontokan dan merangsang pertumbuhan rambut baru. Dilansir dari Primaya Hospital, dokter biasanya meresepkan kortikosteroid, baik dalam bentuk suntikan, pil, maupun krim topikal untuk menekan reaksi autoimun yang menyerang folikel rambut.
Selain itu, obat seperti minoxidil sering digunakan untuk merangsang pertumbuhan rambut, sementara anthralin dapat dioleskan langsung pada area kebotakan, biasanya dikombinasikan dengan minoxidil untuk hasil yang lebih efektif.
Pada kasus yang lebih berat, dokter dapat menyarankan imunoterapi topikal untuk “mengalihkan” sistem kekebalan tubuh agar tidak menyerang folikel rambut, atau menggunakan obat methotrexate bagi pasien dengan kerontokan yang luas dan sulit diatasi oleh terapi lain.
Dengan pengobatan dan dukungan yang tepat, banyak penderita alopecia areata yang berhasil mengendalikan gejala dan bahkan mengalami pertumbuhan rambut kembali secara bertahap. Kolaborasi antara kesabaran yang tinggi, perawatan rutin, serta bimbingan dokter, membawa peluang besar untuk mencapai kondisi yang lebih baik dengan hasil positif.
Dengan gaya hidup sehat, manajemen stres yang baik, dan pola pikir positif, penderita alopecia areata tetap bisa beraktivitas, berkarier, dan tampil percaya diri sebagaimana mestinya. Karena selain perawatan medis, dukungan emosional dan lingkungan yang memahami juga memiliki peran besar dalam membantu penderita menerima kondisi ini dan membangun kembali rasa percaya diri. (*)
Tag: #alopecia #areata #bukan #kerontokan #rambut #biasa #berikut #penjelasan #ciri #cirinya