



Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
- Dr. Vipada Sae-Lao menekankan pentingnya menjaga kesehatan otak di era serba cepat melalui nutrisi seimbang, aktivitas fisik, dan tantangan mental yang teratur.
- Otak hanya 2% dari berat tubuh, namun mengonsumsi 20% energi — menjadikannya organ vital yang perlu dirawat dengan pola makan sehat, olahraga, dan hubungan sosial positif.
- Dengan langkah sederhana seperti makan bergizi, bergerak aktif, dan menjaga koneksi sosial, kita dapat memperlambat penuaan otak sekaligus meningkatkan kualitas hidup.
Di tengah gaya hidup modern yang serba cepat dan penuh distraksi, banyak dari kita merasa otak terus bekerja tanpa henti. Informasi datang bertubi-tubi dari berbagai arah, pekerjaan, media sosial, hingga tuntutan multitasking.
Tapi, seberapa sering kita benar-benar memberi perhatian pada kesehatan otak kita sendiri? Menurut Dr. Vipada Sae-Lao, Nutrition Education and Training Lead – Asia Pacific, Herbalife, otak adalah pusat tenaga tubuh yang bekerja tanpa istirahat.
Otaklah kata dia yang mengatur hampir setiap fungsi penting dalam diri, mulai dari belajar, mengingat, hingga mengambil keputusan.
“Otak hanya 2% dari berat tubuh kita, tapi mengonsumsi hampir 20% energi. Itu menunjukkan betapa tinggi aktivitas dan tuntutan metaboliknya,” jelas Dr. Sae-Lao.
Namun, di tengah tekanan hidup modern, banyak orang mulai mengalami penurunan daya ingat, sulit fokus, dan cepat lelah mental.
“Pernah berhenti sejenak karena lupa satu kata atau di mana meletakkan kunci? Itu normal, tapi jika semakin sering terjadi seiring bertambahnya usia, berarti otak kita butuh perhatian,” tambahnya.
Gangguan Otak, Masalah Kesehatan yang Kian Meningkat
Data Global Burden of Disease 1990–2021 menunjukkan peningkatan signifikan kasus gangguan otak di Asia, seperti stroke, migrain, Alzheimer, dan demensia.
Di Indonesia sendiri, Survei Kesehatan 2023 mencatat prevalensi stroke mencapai 8,3 per 1.000 penduduk, dengan pembiayaan mencapai Rp5,2 triliun, menjadikannya salah satu beban kesehatan terbesar setelah penyakit jantung dan kanker.
Seiring bertambahnya usia penduduk Asia, Dr. Sae-Lao menekankan pentingnya pencegahan dan perawatan proaktif.
“Kabar baiknya, otak manusia tetap mampu belajar dan beradaptasi bahkan di usia lanjut. Artinya, kita selalu punya kesempatan untuk memperkuat fungsi kognitif jika tahu caranya,” ujarnya.
Lima Langkah Sederhana Menjaga Kesehatan Otak
1. Mulai dari Makanan
Apa yang kita makan berpengaruh langsung pada cara otak berpikir, merasa, dan bereaksi.
“Pepatah you are what you eat sebenarnya berarti your brain feels what you eat,” ungkap Dr. Sae-Lao.
Ia menyarankan untuk mengonsumsi makanan kaya antioksidan dan omega-3, seperti bayam, alpukat, telur, ikan berlemak, dan kacang-kacangan. Nutrisi ini membantu memperbaiki sel otak, menjaga memori, serta melindungi dari stres oksidatif.
Hindari juga gula, garam, dan makanan olahan berlebihan, karena inflamasi akibat lemak berlebih di tubuh dapat mempercepat penuaan otak.
2. Bergerak untuk Melatih Kognisi
Aktivitas fisik bukan hanya untuk tubuh, tapi juga untuk otak. CDC merekomendasikan minimal 150 menit olahraga intensitas sedang per minggu.
Olahraga rutin terbukti memperbaiki suasana hati, menurunkan stres, dan memperlambat penurunan fungsi otak.
“Saat bergerak, aliran darah ke otak meningkat, membawa oksigen dan nutrisi yang menjaga sel saraf tetap aktif,” jelas Dr. Sae-Lao.
3. Tantang Otak dengan Hal Baru
Belajar bahasa baru, bermain musik, atau sekadar mengisi teka-teki silang dapat menjaga jaringan saraf tetap aktif.
“Otak seperti otot, perlu tantangan untuk tetap kuat,” kata Dr. Sae-Lao.
Aktivitas kreatif seperti melukis, memasak, atau tai-chi juga dapat memperkuat kewaspadaan dan meningkatkan keseimbangan emosional.
4. Lingkungan Bersih, Pikiran Jernih
Paparan polusi, asap, dan kebisingan dapat menurunkan fungsi kognitif. Jaga lingkungan sekitar tetap bersih dan minim distraksi digital.
Batasi waktu layar dan hindari konsumsi alkohol atau rokok.
“Kebiasaan sederhana seperti tidur cukup dan menjaga ruang hidup tetap rapi sangat membantu kejernihan berpikir,” ujar Dr. Sae-Lao.
5. Bangun Hubungan Sosial yang Bermakna
Interaksi sosial bukan sekadar hiburan — tapi juga nutrisi bagi otak. Penelitian menunjukkan bahwa hubungan sosial yang kuat dapat meningkatkan daya ingat dan memperlambat penuaan kognitif.
“Bertemu teman, berbagi cerita, atau sekadar tertawa bersama keluarga dapat melepaskan hormon kebahagiaan yang melindungi otak dari stres,” tutup Dr. Sae-Lao.
Otak adalah organ yang luar biasa — mampu belajar, menyesuaikan diri, dan berkembang sepanjang hidup kita.
Dengan memberi asupan nutrisi tepat, menjaga tubuh tetap aktif, serta membangun koneksi sosial yang hangat, kita tak hanya memperkuat memori, tapi juga menambah kualitas hidup secara keseluruhan.
Tag: #terungkap #rahasia #otak #tetap #prima #meski #usia #lanjut