Angka Kelahirannya Masih Tinggi, Bunda Perlu Tahu Penyebab dan Cara Menangani Bayi Prematur
Para pakar berbagi informasi seputar bayi prematur di peringatan Hari Prematur Sedunia 2025 di Jakarta. (Istimewa)
20:25
4 Desember 2025

Angka Kelahirannya Masih Tinggi, Bunda Perlu Tahu Penyebab dan Cara Menangani Bayi Prematur

- Tingginya angka kelahiran bayi prematur di Indonesia disebut masih tinggi. Belum lagi permasalahan dan kompleksitas perawatan bayi yang lahir sebelum waktunya, menambah parah persoalan ini. 

Secara global, kelahiran prematur masih menjadi penyebab utama kematian bayi. WHO memperkirakan 15 juta bayi lahir prematur setiap tahun, dan lebih dari satu juta di antaranya tak bertahan karena komplikasi yang sebenarnya dapat dicegah jika mendapat perawatan tepat. 

Indonesia menempati posisi kelima tertinggi di dunia dengan sekitar 675.000 bayi lahir prematur setiap tahunnya. Angka tersebut sebanding dengan beban kesehatan yang sangat besar, karena sebagian besar kematian neonatal di Tanah Air berasal dari masalah prematuritas dan berat badan lahir rendah.

Meski teknologi medis dan fasilitas rumah sakit terus berkembang, penyebab kelahiran prematur tetap menjadi tantangan yang rumit. Pakar neonatologi RSCM menjelaskan bahwa faktor pemicu prematuritas berasal dari banyak sisi, mulai dari kondisi kesehatan ibu sebelum hamil, komplikasi selama kehamilan, hingga gaya hidup. 

Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo dari RSCM menjelaskan bahwa ada beberapa penyebab bayi lahir prematur.

"Infeksi, preeklamsia, ketuban pecah dini, kehamilan ganda, usia ibu yang terlalu muda atau terlalu tua, status gizi yang kurang baik, hingga riwayat melahirkan prematur sebelumnya menjadi penyebab yang sering ditemui," kata dr. Rina baru-baru ini di Jakarta dalam pertemuan di rangkaian acara Hari Prematur Sedunia 2025.

Di sisi lain, stres berat, merokok, dan pola makan yang tidak seimbang juga meningkatkan risiko. Namun, dalam sebagian besar kasus, penyebab prematuritas tetap tidak diketahui, sehingga pencegahannya membutuhkan pendekatan yang komprehensif.

dr. Rina menjelaskan, dampak kelahiran prematur tidak berhenti ketika bayi lahir. Kondisi tubuh yang belum siap menghadapi dunia luar membuat mereka sangat rentan terhadap berbagai gangguan kesehatan. 

"Organ pernapasan yang belum berkembang sempurna dapat menyebabkan masalah seperti Respiratory Distress Syndrome (RDS), sementara sistem imun yang lemah meningkatkan risiko infeksi," kata dr. Rina.

Banyak bayi prematur juga mengalami kesulitan mempertahankan suhu tubuh, gangguan pencernaan, hingga risiko jangka panjang seperti gangguan penglihatan, pendengaran, dan tumbuh kembang. 

Selain itu, dikatakan kalau merawat bayi prematur bukan hanya soal memastikan mereka bertahan hidup di hari-hari pertama, tetapi juga menjaga kualitas tumbuh kembangnya dalam jangka panjang. Itulah sebabnya langkah-langkah perawatan di awal kehidupan sangat menentukan masa depan mereka.

Untuk para bunda, terutama yang sedang hamil, perlu diketahui kalau salah satu fondasi terpenting dalam perawatan bayi prematur adalah nutrisi. ASI tetap menjadi pilihan utama karena komposisinya paling sesuai dengan kebutuhan pencernaan bayi prematur yang masih sensitif, sekaligus memberikan perlindungan imun lengkap. 

Pada banyak kasus, bayi prematur membutuhkan tambahan nutrisi melalui human milk fortifier untuk mengejar kebutuhan protein dan energi harian.

Jika ASI ibu tidak tersedia dalam jumlah cukup, ASI donor yang telah menjalani proses skrining menjadi pilihan yang aman. Bila semua opsi itu tidak memungkinkan, barulah tenaga kesehatan menggunakan pangan medis khusus yang telah terbukti secara klinis mendukung pertumbuhan bayi prematur. 

Nutrisi yang tepat sejak hari pertama menjadi kunci penting karena menentukan kemampuan bayi bertahan, tumbuh, dan berkembang secara optimal.

Namun, perawatan medis saja tidak cukup. Peran keluarga, terutama ibu, turut menentukan keberhasilan pemulihan bayi prematur.

Dalam kesempatan yang sama, hli tumbuh kembang RSCM, Dr. dr. Bernie Endyarni Medise, menegaskan bahwa bayi prematur membutuhkan dukungan emosional yang sama besar dengan intervensi medis.

Kedekatan kulit antara ibu dan bayi melalui metode Kangaroo Mother Care (KMC) terbukti mampu membantu bayi menstabilkan suhu tubuh, menurunkan risiko infeksi, meningkatkan ikatan emosional, serta memaksimalkan pemberian ASI. 

Banyak penelitian mencatat bahwa bayi prematur yang rutin menjalani KMC memiliki peluang hidup lebih tinggi dan perkembangan yang lebih baik dibanding yang tidak menerapkan metode ini.

Setelah keluar dari rumah sakit, perjalanan keluarga bayi prematur masih panjang. Orang tua harus memantau kondisi anak dengan lebih intensif, mulai dari pola napas, kenaikan berat badan, hingga kemampuan respons dan motorik. 

Kontrol rutin ke dokter menjadi penting untuk mendeteksi lebih dini kemungkinan gangguan penglihatan, pendengaran, atau masalah tumbuh kembang. Bayi prematur idealnya dipantau dengan kurva pertumbuhan khusus seperti Grafik Fenton karena kecepatan tumbuh mereka berbeda dengan bayi lahir cukup bulan. 

"Kebersihan lingkungan, pembatasan interaksi dengan banyak orang, dan kebiasaan cuci tangan juga menjadi bagian penting dalam menjaga bayi prematur yang sangat sensitif terhadap infeksi," ucap dr. Bernie.

Meski menghadapi tantangan besar, banyak bayi prematur dapat tumbuh sehat dan kuat jika mendapat dukungan tepat sejak awal. Upaya kolaboratif antara tenaga kesehatan, keluarga, dan berbagai institusi menjadi kunci untuk menurunkan angka kematian bayi dan memperbaiki kualitas hidup anak-anak yang memulai dunia lebih cepat dari waktunya.

“Nestle percaya bahwa tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam membantu memberikan harapan bagi bayi prematur di Indonesia. Melalui kolaborasi ini, kami ingin memperkuat kapasitas tenaga kesehatan dalam memberikan perawatan dan pendampingan terbaik bagi bayi-bayi prematur yang membutuhkan perhatian khusus,” ujar Vera N. Gozali, Category Marketing Manager Lactogrow di tempat yang sama.

Peringatan Hari Prematur Sedunia menjadi momen penting untuk mengingatkan masyarakat bahwa investasi pada kesehatan bayi prematur bukan sekadar tindakan medis, tetapi juga langkah besar menuju masa depan generasi yang lebih kuat.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #angka #kelahirannya #masih #tinggi #bunda #perlu #tahu #penyebab #cara #menangani #bayi #prematur

KOMENTAR