



Varian COVID-19 Nimbus Meningkat: 22 Negara Terjangkit, Apa Dampaknya Bagi Dunia?
Varian baru Covid-19, yang dikenal sebagai Nimbus (NB.1.8.1), kini mulai menjadi perhatian dunia.
Dikutip dari laporan yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Nimbus, yang merupakan turunan dari varian Omicron, telah menyebar ke lebih dari 22 negara, termasuk negara-negara di Asia dan Eropa.
Kenaikan jumlah kasus di negara-negara seperti China, Hong Kong, Singapura, dan Inggris menunjukkan potensi lonjakan infeksi di masa depan, terutama dengan cuaca yang semakin hangat.
Para ahli kesehatan global khawatir bahwa varian ini bisa menyebabkan gelombang infeksi besar pada musim panas mendatang .
Fakta-fakta tentang Covid-19 Nimbus
Varian Nimbus pertama kali terdeteksi pada Januari 2025 dan langsung memicu peningkatan jumlah kasus, terutama di Asia.
Varian ini memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menginfeksi manusia dibandingkan varian sebelumnya, berkat mutasi pada protein spike yang memungkinkan virus untuk lebih efisien mengikat reseptor ACE2 manusia.
WHO mengklasifikasikan Nimbus sebagai "variant under monitoring" sejak Mei 2025, mengingat penyebarannya yang pesat dan kemampuannya untuk menghindari sistem imun lebih baik daripada varian sebelumnya.
Penyebaran varian Nimbus ke 22 negara
Selain negara-negara yang telah disebutkan, Nimbus juga telah ditemukan di Amerika Serikat, Australia, dan beberapa negara lain.
Namun, data resmi kemungkinan besar lebih rendah dari kenyataan karena penurunan drastis dalam jumlah tes Covid-19 global.
Meskipun banyak negara melaporkan angka yang lebih rendah, para ilmuwan khawatir bahwa penyebaran Nimbus sebenarnya lebih luas.
Pemerintah di berbagai negara telah mengimbau warga, terutama yang berisiko tinggi, untuk melakukan vaksinasi.
Meskipun tidak ada bukti bahwa Nimbus menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan varian sebelumnya, orang-orang dengan kondisi medis tertentu tetap berisiko lebih tinggi.
Vaksin Covid-19 yang ada masih efektif untuk melindungi individu dari gejala berat, meskipun varian ini lebih mudah menular .
Para ahli virologi memperkirakan bahwa varian ini akan terus menyebar, terutama saat orang kembali berkumpul di ruang publik menjelang musim panas.
Meskipun dampak fatalnya belum bisa dipastikan, para ilmuwan mendesak untuk tetap waspada terhadap potensi lonjakan kasus .
Meskipun tidak ada bukti langsung bahwa varian Nimbus lebih mematikan, penyebarannya yang cepat dan kemampuannya untuk menghindari kekebalan tubuh menjadikannya ancaman serius. WHO dan otoritas kesehatan global lainnya terus memantau perkembangannya.
Dalam situasi ini, pencegahan melalui vaksinasi dan protokol kesehatan yang ketat tetap menjadi langkah utama untuk mencegah dampak yang lebih buruk.
Dikutip dari berbagai sumber, termasuk laporan dari LBC dan The Independent, penanganan yang hati-hati terhadap varian Nimbus sangat penting untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan mengurangi kemungkinan gelombang infeksi di musim panas ini.
Tag: #varian #covid #nimbus #meningkat #negara #terjangkit #dampaknya #bagi #dunia