Stunting di Indonesia Masih Tinggi, Mantan Menkes Nila Moeloek Sampaikan Tujuh Rekomendasi
– Angka stunting di Indonesia masih tinggi. Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), masih ada 21,6 persen anak di bawah usia lima tahun masih mengalami stunting.
Tingginya kasus stunting tersebut menjadi perhatian Direktur Eksekutif Fokus Kesehatan Indonesia (FKI) yang juga mantan Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek. Di sela pertemuan dengan sejumlah wartawan di Jakarta pada Kamis (19/9), Nila mengaitkan kasus stunting di Indonesia dengan urusan sanitasi serta akses air bersih.
Dia menegaskan bahwa dua urusan tersebut menjadi faktor penting dalam mencegah stunting. Hasil kajian dari FKI menyebutkan dua tema besar.
Pertama adalah mencegah anemia kurang zat besi, sangat efektif mencegah stunting. Sehingga bagi perempuan, khususnya ibu hamil, asupan zat besi harus mencukupi. Jika diperlukan sebaiknya memeriksakan kesehatan dahulu. Sebelum menyatakan siap untuk hamil.
Poin kajian FKI yang kedua adalah keluarga risiko stunting terkonsentrasi di daerah 3T. Kondisi ini terkait dengan sanitasi dan akses air bersih. Keluarga yang mengalami persoalan sanitasi dan akses air bersih, rawan mengalami infeksi atau gangguan kesehatan lainnya. Akibatnya risiko stunting sangat tinggi.
"Kajian FKI ini menemukan bahwa pencegahan stunting memang tidak bisa hanya fokus pada intervensi gizi semata," kata Nila.
Tetapi dalam jangka panjang juga perlu mengawal kesehatan sanitasi lingkungan dan akses terhadap air bersih. Nila mengatakan, sanitasi yang buruk menyebabkan anak-anak lebih rentan terhadap infeksi.
"Seperti diare. Yang mengganggu penyerapan nutrisi dan memperparah kondisi malnutrisi," paparnya.
Untuk itu Nila menegaskan bahwa akses air bersih dan sanitasi yang bagus, sangat penting untuk memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat serta terbebas dari stunting. Dia lantas menjelaskan tujuh rekomendasi FKI untuk pencegahan stunting jangka panjang. Yaitu perawatan continuum care, komitmen kepemimpinan pemerintah daerah, serta intervensi dan pencegahan dari hulu berbasis keluarga. Khususnya adalah mencegah kasus anemia pada ibu-ibu.
Rekomendasi yang keempat adalah integrasi pelayanan dan edukasi hingga tingkat kecamatan. Berikutnya adalah instansi lintas sektor memasukkan aspek layanan sanitasi dan air bersih.
Kemudian tata kelola kolaboratif antara posyandu, puskesmas, dan PKK. Rekomendasi yang terakhir adalah edukasi pangans ehat dan gizi seimbang dioptimalkan.
Tag: #stunting #indonesia #masih #tinggi #mantan #menkes #nila #moeloek #sampaikan #tujuh #rekomendasi