Ekonomi Sepekan: Pengangguran di Indonesia Melonjak, Rusuh Hingga Wall Street Terguncang
Kerusuhan di Bangladesh (Foto: Reuters)
10:42
7 Agustus 2024

Ekonomi Sepekan: Pengangguran di Indonesia Melonjak, Rusuh Hingga Wall Street Terguncang

Fluktuasi ekonomi dunia yang juga berdampak di Indonesia pekan ini menarik untuk disimak. Sejumlah peristiwa politik seperti kudeta perdana menteri Bangladesh hingga kerusuhan rasial di Inggris ikut mempengaruhi gejolak ekonomi. Terlebih, gejolak pasar saham di Amerika dan Jepang yang juga berdampak pada ekonomi di Indonesia.

Mundurnya PM Bangladesh Sheikh Hasina mengundurkan diri dan meninggalkan negara itu. Pengunduran dirinya terjadi di tengah demonstrasi besar-besaran yang dipimpin oleh pemimpin mahasiswa Nahid Islam.

Di samping itu, pengunduran diri Hasina juga tidak bisa dilepaskan dari demonstrasi anti-pemerintah. Pada hari Senin kemarin, pengunjuk rasa melanggar jam malam nasional, menyerbu kediaman Perdana Menteri, dan menyatakan kemenangan gerakan rakyat.

Kerusuhan juga melanda Inggris. Negeri Ratu Elizabeth itu tengah dilanda peristiwa kerusuhan rasial.  Perdana Menteri Inggris Keir Starmer memperingatkan pengunjuk rasa sayap kanan pada hari Minggu bahwa mereka akan “menyesal” karena ikut serta dalam kerusuhan terburuk di Inggris dalam 13 tahun terakhir, ketika kerusuhan terkait dengan pembunuhan tiga anak awal pekan ini berkobar di seluruh negeri.

Baca Juga: Antiklimaks Jokowi Jelang Jabatan Berakhir, Ekonomi Tumbuh Melambat Jadi 5,05%

Demonstran anti-imigrasi bertopeng memecahkan beberapa jendela di sebuah hotel yang digunakan untuk menampung pencari suaka di Rotherham, South Yorkshire.

Lalu bagaimana dengan kondisi stockmarket di Amerika Serikat dan Jepang? Pasar saham di Amerika Serikat hingga Jepang terpantau jatuh.

Ambruknya Wall Street sejak akhir pekan lalu, berpengaruh pada perdagangan di Asia Pasifik termasuk Jepang dan Indonesia. Indeks Nasdaq, sebuah perusahaan teknologi asal Negeri Paman Sam terkoreksi 2,43 persen.

Kondisi ini diperparah dengan meningkatnya angka pengangguran di Amerika Serikat, yakni lebih dari 10.000 pengangguran baru di tahun ini. Tentu saja lesunya pasar global mempengaruhi kondisi pasar di Tanah Air. Sejumlah perusahaan mencatat kinerja kurang menggembirakan akibat pelemahan saham di AS, terutama perusahaan dalam tataran global.

Pelemahan saham AS sering kali diikuti oleh penurunan indeks saham global, termasuk IHSG. Investor asing mungkin menarik dananya dari pasar saham Indonesia untuk menutupi kerugian di pasar lain atau untuk mencari aset yang lebih aman.

Baca Juga: Jalankan Pilar Sosial dan Ekonomi, Askrindo Sabet Penghargaan TJSL & CSR 2024

Di samping itu, penurunan pasar saham AS dapat memicu pelarian modal dari negara berkembang, termasuk Indonesia, yang dapat melemahkan nilai rupiah terhadap dolar AS.

Selaain depresiasi Rupiah (IDR), pengangguran juga melonjak di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, angka pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada semester pertama tahun 2024 mengalami peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Tercatat sebanyak 32.064 pekerja kehilangan pekerjaan mereka, meningkat 21,4% dari tahun lalu. Kenaikan ini mengakibatkan semakin ketatnya persaingan dalam mencari pekerjaan dan berpotensi meningkatkan angka pengangguran secara nasional. Jakarta dan Bangka Belitung menjadi dua wilayah dengan kasus PHK paling tinggi, dengan Jakarta mencatat angka tertinggi mencapai 7.469 orang yang terkena PHK.

Depresiasi rupiah dapat meningkatkan biaya impor dan inflasi di Indonesia. Jika pelemahan saham AS mencerminkan perlambatan ekonomi, permintaan global untuk barang dan jasa, termasuk ekspor dari Indonesia, dapat menurun. Penurunan ekspor dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

Editor: M Nurhadi

Tag:  #ekonomi #sepekan #pengangguran #indonesia #melonjak #rusuh #hingga #wall #street #terguncang

KOMENTAR