Pegang Kendali, Investasi TikTok Dikhawatirkan Permudah Produk China Banjiri RI
Ilustrasi foto mengenai tren TikTok (cottonbro studio/Pexels)
10:39
27 Juni 2024

Pegang Kendali, Investasi TikTok Dikhawatirkan Permudah Produk China Banjiri RI

Komisi Perdagangan dan Investasi DPR ikut angkat bicara soal pemutuhan hubungan kerja (PHK) di e-commerce Tokopedia. Menurut Anggota Komisi VI DPR Amin Ak, setelah diakuisisi oleh TikTok akan banyak lagi permasalahan ke depan.

Misalnya, Dia menduga, akuisisi ini bisa membuat produk asal China membanjiri dalam negeri. Imbasnya produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bisa tergerus.

"Aplikasi TikTok yang menjadi pintu masuk produk asal China ke pasar Indonesia," ujarnya kepada wartawan, yang dikutip Kamis (26/6/2024).

Amin melanjutkan, dengan memegang kepemilikan saham mayoritas atau 75 persen, maka perusahaan asal China itu bisa berbuat semaunya untuk kepentingan bisnis.

Baca Juga: PHK Massal Kimia Farma: 5 Pabrik Tutup, Karyawan Terancam Kehilangan Pekerjaan!

"Tentunya pihak ByteDance akan mengutamakan sistem yang mereka bangun dan kembangkan, termasuk SDM yang sudah cocok dengan sistem mereka. Dan pengoperasian sebagian besar sistem dan teknologi itu tidak perlu dilakukan di Indonesia. Efisiensi biaya operasional perusahaan menjadi alasan utama PHK massal di Tokopedia," jelas dia.

Hal ini, bilang Amin, jika dibiarkan bisa mematikan industri lokal yang tengah dalam masa pemulihan.

"Jika tidak diantisipasi secara tegas dengan kebijakan protektif terhadap industri dalam negeri, maka perdagangan digital bisa menjadi ‘mesin pembunuh’ bagi industri lokal, seperti yang dialami (saat ini terjadi) di industri tekstil dalam negeri," ucap Amin. 

Amin juga menduga, TikTok bisa melakukan penguasaan data dengan digabungnya seller center antar dua perusahaan. Big data, tambah dia, merupakan hal penting bagi perusahaan digital, terlebih saat ini yang memegang kendali merupakan raksasa teknologi Tiongkok Bytedance-Tiongkok. 

"Investasi besar-besaran ByteDance dengan menguasai 75% saham Tokopedia, tentu saja bukan hanya menjadi alat penetrasi ke pasar Indonesia. Namun juga penguasaan Big Data yang dimiliki Tokopedia dan GoTo (yang didalamnya ada keterlibatan Telkomsel). Bukan hanya sekedar data nomor ponsel, namun juga perilaku konsumen dan pola konsumsi di dalamnya. Dan itu bagian dari strategi market intelligent mereka," pungkas Amin.

Baca Juga: Permintaan Lesu, PHK Tekstil Tak Terbendung?

Editor: Achmad Fauzi

Tag:  #pegang #kendali #investasi #tiktok #dikhawatirkan #permudah #produk #china #banjiri

KOMENTAR