Punya Potensi Besar untuk Tumbuh, Agen Dinilai Punya Peran Strategis Dukung Industri Asuransi
Penyelenggaraan inklusi keuangan oleh lembaga asuransi telah memberikan dampak positif berupa peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan finansial. Namun, tingkat pemahaman masyarakat tentang manfaat asuransi jiwa dan kesehatan masih lebih rendah dibandingkan sektor keuangan lainnya, seperti perbankan.
Hal ini terlihat dari penetrasi asuransi yang belum merata di berbagai wilayah dengan angka 2,75 persen pada 2023 berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Founder Perkumpulan Agen Asuransi Indonesia (PAAI) Wong Sandy Surya mengungkapkan, agen asuransi memiliki peran strategis dalam menjembatani masyarakat dengan produk asuransi yang sesuai kebutuhan masyarakat.
"Melalui PAAI, dengan dukungan pemerintah dan regulator seperti OJK, program literasi dan edukasi terus berjalan untuk menjangkau masyarakat yang belum tersentuh asuransi," kata Wong Sandy kepada JawaPos.com, Kamis (28/11).
Wong Sandy mengatakan, perusahaan Asuransi (PA) kekinian juga mulai menunjukkan inovasi dalam menyediakan produk untuk masyaraka6 menengah ke bawah, agar masyarakat dapat menikmati proteksi dengan premi yang terjangkau. Salah satu peluang besar adalah mengembangkan produk asuransi jiwa dan asuransi rumah sakit berbasis COB (Coordination of Benefit) yang inline, sehingga dapat meringankan beban masyarakat.
"Hal ini menjadi pekerjaan rumah bersama bagi industri untuk terus memberikan solusi yang relevan," ujarnya.
Menurut Wong Sandy, saat ini banyak perusahaan asuransi yang telah menyediakan produk yang lebih terjangkau, seperti asuransi mikro yang dirancang sederhana, dengan premi rendah dan manfaat yang mudah dipahami. Produk ini bertujuan menjangkau masyarakat berpenghasilan rendah, terutama di daerah terpencil.
"Selain itu, program literasi keuangan terus ditingkatkan melalui pendekatan yang praktis dan aplikatif. Salah satunya adalah pengenalan konsep Piramida Keuangan, yang membantu masyarakat memahami prioritas kebutuhan finansial, termasuk perlindungan asuransi," jelasnya.
Belum Meratanya Akses Digitalisasi
Wong Sandy mengatakan, digitalisasi telah membawa perubahan signifikan di industri asuransi. Hal ini ditandai dengan banyak nasabah kini memanfaatkan aplikasi untuk membeli polis, membayar premi, hingga melakukan klaim. Namun, adopsi layanan digital ini masih lebih tinggi di kalangan masyarakat urban dibandingkan pedesaan.
"Evaluasi menunjukkan bahwa digitalisasi mempermudah proses dan meningkatkan efisiensi. Namun, tantangan terbesar adalah menjangkau masyarakat yang kurang akrab dengan teknologi. Di sinilah peran agen tetap esensial untuk memberikan pendampingan dan sentuhan personal," jelasnya.
Di sisi lain, perkembangan Teknologi AI (Artificial Intelligence) juga dinilainya memberikan potensi besar dalam mendukung inovasi pelayanan dan peningkatan produktivitas dalam industri asuransi. Agen dapat memanfaatkan AI untuk mempercepat proses analisis kebutuhan nasabah, simulasi produk, dan bahkan memberikan respons otomatis dalam layanan pelanggan.
"Ini membantu agen untuk fokus pada interaksi personal yang lebih mendalam dengan nasabah," tutur pria yang juga merupakan bisnis partner di perusahaan asuransi Allianz itu.
Langkah Strategis Percepatan Inklusi dan Literasi Asuransi
Wong Sandy menambahkan, PAAI telah merumuskan langkah-langkah strategis untuk mempercepat inklusi, bisnis, dan literasi. Pertama, melakukan pemberdayaan agen dan leader. Langkah ini dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan berkelanjutan kepada agen dan leader agar mampu memberikan edukasi yang tepat kepada masyarakat, sekaligus memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung kinerja mereka.
Kedua, menjalin kolaborasi dengan stakeholder. Langkah ini dapat dilakukan dengan membangun sinergi dengan perusahaan asuransi, regulator, dan pemerintah untuk menciptakan ekosistem bisnis yang sehat dan berkelanjutan, demi pertumbuhan industri yang lebih inklusif.
Ketiga, fokus pada literasi keuangan dengan mengadakan program literasi finansial yang aplikatif, seperti penggunaan piramida keuangan untuk menjelaskan prioritas kebutuhan finansial, sehingga masyarakat memahami peran penting asuransi. Keempat, dorongan untuk produk yang terjangkau dan relevan dengan kebutuhan masyarakat dari berbagai lapisan ekonomi
"Peningkatan inklusi keuangan dalam asuransi memerlukan sinergi kuat antara pemerintah, regulator, perusahaan asuransi, agen, dan para leader. Kami berkomitmen untuk mendukung semua pihak agar industri ini tidak hanya memberikan perlindungan finansial, tetapi juga menciptakan dampak sosial yang lebih besar demi peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia untuk hidup lebih sehat, lebih lama, lebih baik," pungkasnya.
Tag: #punya #potensi #besar #untuk #tumbuh #agen #dinilai #punya #peran #strategis #dukung #industri #asuransi