



Kesepakatan dalam Pertemuan Jokowi-Eks PM Inggris Tony Blair, Garap Sektor Energi dan Transformasi Digital
– Fasilitas solar panel di Ibu Kota Nusantara (IKN) akan dibangun bekerja sama dengan Uni Emirat Arab. Inisiatif tersebut akan difasilitasi Tony Blair, mantan perdana menteri Inggris.
Hal itu menjadi salah satu kesepakatan penting dalam pertemuan Blair dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka kemarin (18/4). Selain pembangunan fasilitas solar panel, pembahasan rencana investasi lainnya adalah pemanfaatan carbon storage di Indonesia yang diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan negara baru.
”Kami berbicara tentang bagaimana carbon storage yang sudah kita putuskan kemarin bahwa 70 persen dalam negeri, 30 persen luar negeri,” jelas Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang mendampingi Jokowi dalam pertemuan itu.
Selain rencana investasi, topik pembicaraan Blair dan Jokowi adalah transformasi digital. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men PAN-RB) Abdullah Azwar Anas yang juga ikut dalam pertemuan menuturkan, Indonesia tengah berupaya keras untuk mempercepat transformasi digital di sektor birokrasi. Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan Tony Blair Institute serta melakukan studi ke negara-negara yang telah maju dalam transformasi digital seperti Inggris dan Estonia.
”Begitu kami diminta Bapak Presiden untuk mengoordinasi transformasi digital, Tony Blair ke kantor Kemen PAN-RB. Beliau meyakinkan bahwa tidak ada cara yang lebih cepat untuk melipatgandakan pencapaian negara dan birokrasi yang efisien, kecuali program digitalisasi,” paparnya.
Anas mengungkapkan, Jokowi telah memberikan arahan khusus untuk mengintegrasikan layanan digital melalui portal nasional. Hal itu diharapkan dapat memudahkan masyarakat dalam mengakses berbagai layanan pemerintah.
Pertemuan Jokowi dengan Blair membicarakan rencana-rencana investasi itu berselang sehari setelah presiden bertemu CEO Apple Tim Cook. Pertemuan itu juga membahas rencana pengembangan investasi Apple di Indonesia. Setelah bertemu presiden di Istana Merdeka, Tim Cook berkunjung ke kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menemui Menhan Prabowo Subianto.
Pertemuan antara Tim Cook dan Prabowo sekaligus menyambung komunikasi yang dilakukan melalui surat. Pada 21 Maret, Tim sempat mengirimkan surat untuk Prabowo. Selain menyampaikan selamat kepada Prabowo dan menginformasikan rencana kunjungan ke Indonesia, dia menyinggung soal potensi kerja sama Apple dengan pemerintah Indonesia. ”Saya berharap dapat bekerja sama dengan Anda seiring dengan upaya Apple yang terus berinvestasi dalam ekosistem teknologi Indonesia,” kata Tim dalam surat tersebut.
Prabowo mengucapkan terima kasih atas kunjungan Tim ke Indonesia. Dia pun melempar tawaran kepada Tim untuk meluangkan waktu dengan makan malam bersama di lain kesempatan. ”Itu (ajakan makan malam, Red) akan sangat menyenangkan. Terima kasih,” respons Tim.
Sementara itu, Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai, masuknya investasi dari perusahaan teknologi besar global menjadi salah satu tujuan Indonesia untuk bisa dipercaya sebagai negara tujuan investasi untuk produk high tech. ”Jadi sangat wajar Indonesia mengejar investasi langsung dari Apple, Microsoft, dan Nvidia untuk menarik investor lainnya guna masuk ke Indonesia. Istilahnya adalah ’’penglaris’’ jualan investasi di dalam negeri,” ujar Huda.
Menurut dia, jika perusahaan-perusahaan tersebut saja percaya terhadap Indonesia, maka akan lebih mudah menarik perusahaan lainnya, mulai dari low tech hingga high tech producer. ”Jadi itu yang ingin dikejar oleh pemerintah. Tentu tujuan tersebut akan mendatangkan multiplier effect seperti penyerapan tenaga kerja hingga alih teknologi,” urai Huda.
Namun, lanjut Huda, PR-nya tidak sedikit untuk membujuk perusahaan high tech membuka lini produksinya di dalam negeri. Ada faktor kesiapan teknologi dan inovasi, SDM, hingga regulasi yang bisa menjadi faktor penentu investasi. ”Jika faktor-faktor tersebut kurang, investor medium-high tech tidak akan melirik Indonesia. Contohnya saja dukungan terhadap inovasi yang menjadi penting bagi perusahaan tersebut. Mulai dari dukungan fiskal hingga HAKI. Itu akan menentukan keputusan investasi perusahaan teknologi,” tegasnya.
Dalam kacamata peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, kedatangan CEO Apple untuk mendorong agar SDM Indonesia di bidang teknologi bisa lebih baik di tengah digitalisasi di banyak sektor. ”Karena instansi di negara kita hanya mendirikan pusat pendidikan dan pelatihan. Seperti di Batam, Tangerang, Surabaya, dan Apple rencananya di Bali,” ungkapnya kepada Jawa Pos tadi malam.
Artinya, Apple bukan akan melakukan investasi besar-besaran. Hanya sumbangsih dalam mendorong agar SDM Indonesia berkembang. Jadi bukan investasi seperti membangun pabrik dan industri di Vietnam. Untuk coverage regional, Tauhid menyatakan, Vietnam secara cost produksi Apple lebih dari cukup.
”Saya kira dia nggak akan melebarkan sayapnya lebih besar sebagai basis produksi di Indonesia. Jadi, kita juga nggak perlu berharap banyak dari Apple melakukan kunjungan ini. Walaupun kita meminta lebih banyak, tapi kalau misalnya market Apple di Indonesia begitu-begitu saja, sepertinya tidak punya nilai lebih,” bebernya.
Saat ini Indonesia adalah negara berkembang. Baru keluar dari lower trap income menjadi middle income. Market smartphone yang mendominasi di tanah air masih Oppo, Xiaomi, atau Samsung. Apple masih terlampau mahal, sehingga market-nya terbatas.
Terpisah, Executive Director ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, jika Apple masuk ke Indonesia, hal tersebut akan menjadi sesuatu yang sangat positif. Selain itu, Apple yang mempertimbangkan membangun pabrik di Indonesia juga menjadi hal yang penting ketika bicara equal playing field dengan brand ponsel lainnya. ”Ini juga akan menggerakkan ekonomi digital Indonesia, membuka lapangan kerja dan peningkatan ekonomi,” tegasnya.
Sementara itu, dilansir dari Radar Bali, Provinsi Bali menyambut baik kabar rencana pembangunan Apple Developer Academy di Bali. Itu akan menjadi Apple Developer Academy yang keempat setelah Tangerang, Surabaya, dan Batam. ”Kami senang kalau itu dibuka di Bali. Kan bagus untuk peningkatan SDM Bali,” kata Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya. (agf/lyn/syn/han/feb/c17/fal)
Tag: #kesepakatan #dalam #pertemuan #jokowi #inggris #tony #blair #garap #sektor #energi #transformasi #digital