Akuisisi Tambang Emas Australia, BUMI Kurangi Ketergantungan Batu Bara
Ilustrasi PT BUMI Resources. (DOK. BUMI)
14:36
20 Desember 2025

Akuisisi Tambang Emas Australia, BUMI Kurangi Ketergantungan Batu Bara

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menuntaskan akuisisi lanjutan terhadap Jubilee Metals Limited (JML), perusahaan tambang emas yang beroperasi di Northern Queensland, Australia.

BUMI mengambil alih 3.312.632 saham baru JML yang diterbitkan pada 18 Desember 2025.

Nilai transaksi mencapai 31,47 juta dolar Australia atau setara Rp 346,93 miliar. Dengan rampungnya transaksi tersebut, kepemilikan BUMI atas JML kini mencapai 64,98 persen.

Akuisisi ini menjadi bagian dari strategi diversifikasi jangka panjang BUMI. Perusahaan menargetkan komposisi EBITDA terkonsolidasi seimbang, masing-masing 50 persen dari batu bara termal dan aset non-batu bara termal pada 2031.

Langkah tersebut dirancang untuk memperkuat ketahanan bisnis, mengurangi ketergantungan pada satu siklus komoditas, serta menyiapkan pertumbuhan di tengah transisi energi global.

JML merupakan aset emas yang diproyeksikan segera memasuki tahap produksi. Perusahaan ini memiliki cadangan bijih emas berkadar tinggi, dengan potensi peningkatan nilai dari kegiatan eksplorasi yang masih berlangsung.

JML diperkirakan memulai aktivitas penambangan pada Juli 2026. Produksi emas pada tahun pertama ditaksir mencapai 9,89 ribu ons.

Presiden Direktur Bumi Resources Adika Nuraga Bakrie menyebut kepemilikan mayoritas atas JML menegaskan komitmen perusahaan dalam menciptakan nilai berkelanjutan bagi pemegang saham.

“JML menghadirkan aset emas berkadar tinggi yang siap memasuki tahap produksi dalam waktu dekat dan memiliki potensi peningkatan yang signifikan, sehingga melengkapi platform tembaga yang diperoleh melalui akuisisi Wolfram,” ujar Adika dalam keterbukaan informasi, Jumat (19/12/2025).

Menurut Adika, kombinasi aset emas JML dan tembaga Wolfram memperkuat peta jalan diversifikasi BUMI. Strategi ini dinilai meningkatkan kemampuan perusahaan menghasilkan kinerja yang lebih stabil lintas siklus komoditas.

Sebelumnya, BUMI telah mengakuisisi 100 persen saham Wolfram Limited. Akuisisi tersebut membuka akses terhadap sumber daya tembaga berskala besar dan memperluas eksposur BUMI di koridor tembaga–emas Australia yang sudah teruji.

Wolfram ditargetkan kembali beroperasi pada Juni 2026. Produksi pada tahun pertama diperkirakan mencapai 9.334 ton tembaga ekuivalen.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai langkah BUMI menguasai mayoritas saham JML sebagai keputusan strategis. Upaya ini sejalan dengan target peningkatan porsi pendapatan dari sektor non-batu bara.

Peluang ekspansi BUMI di luar batu bara dinilai masih terbuka lebar pada 2026, termasuk akuisisi tambang mineral lainnya. Ketidakpastian permintaan batu bara global turut mendorong kebutuhan transformasi bisnis.

“Transaksi tersebut tentu akan memberi dampak positif terhadap kegiatan usaha yang dijalankan BUMI serta memberi nilai tambah bagi pemegang sahamnya,” kata Nafan, Jumat (19/12/2025).

Nafan merekomendasikan tambah beli saham BUMI dengan target harga Rp 366 per saham.

Menjelang penutupan perdagangan Jumat (19/12/2025), saham BUMI ditutup menguat 1,18 persen ke level Rp 344 per saham. Dalam satu bulan terakhir, saham ini mencatat kenaikan 60,75 persen.

Artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul Bumi Resources (BUMI) Akuisisi Tambang Emas Jubilee, Begini Rekomendasi Sahamnya

Tag:  #akuisisi #tambang #emas #australia #bumi #kurangi #ketergantungan #batu #bara

KOMENTAR