Transmisi BI Rate ke Suku Bunga Perbankan Masih Lambat, Ini Strategi BI
- Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa transmisi suku bunga perbankan terhadap suku bunga acuan BI (BI Rate) belum maksimal.
Tercatat hingga November 2025, suku bunga kredit perbankan baru turun 24 basis poin (bps) menjadi 8,96 persen dari 9,20 persen pada awal tahun ini.
Penurunan suku bunga deposito juga baru sebesar 67 bps untuk tenor 1 bulan, dari 4,81 persen pada awal 2025 menjadi 4,14 persen pada November 2025.
Sementara itu, BI Rate telah turun sebanyak 125 basis poin sepanjang tahun ini, dari 6 persen menjadi 4,75 persen.
"Bank Indonesia memandang efektivitas transmisi pelonggaran kebijakan moneter terhadap penurunan suku bunga perbankan perlu terus didorong," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo saat konferensi pers virtual, Rabu (17/12/2025).
Untuk mempercepat transmisi tersebut, BI memperluas pemberian insentif likuiditas makroprudensial (KLM).
Kebijakan yang sebelumnya difokuskan pada sektor-sektor tertentu kini diperluas menjadi berbasis kinerja perbankan.
Penguatan kebijakan KLM mulai berlaku sejak 1 Desember 2025 dan kembali diperkuat pada 16 Desember 2025.
Langkah ini ditempuh untuk mempercepat penurunan suku bunga perbankan, sekaligus tetap mendorong penyaluran kredit ke sektor riil.
Salah satu penguatan dilakukan melalui peningkatan insentif likuiditas bagi bank yang lebih cepat menurunkan suku bunga kredit atau interest rate channel.
Besaran insentif ini dinaikkan dari maksimal 0,5 persen menjadi 1 persen dari dana pihak ketiga (DPK).
Adapun insentif likuiditas untuk penyaluran kredit atau lending channel tetap besar, yakni paling tinggi 4,5 persen dari DPK.
"Ke depan, transmisi suku bunga yang lebih efektif diharapkan dapat mendorong permintaan kredit sehingga penyaluran kredit perbankan menjadi lebih tinggi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ucap Perry.
Deputi Gubernur BI Juda Agung menambahkan bahwa penguatan kebijakan tersebut dilakukan karena evaluasi menunjukkan skema sebelumnya belum cukup kuat mendorong transmisi kebijakan moneter ke sektor perbankan.
Berdasarkan evaluasi BI, sebanyak 124 bank telah menerima insentif melalui lending channel.
Namun, pada interest rate channel, baru 48 bank yang tercatat memperoleh insentif.
"Ini menunjukkan memang ini perlu terus didorong penurunan suku bunga kredit terhadap penurunan BI Rate," tuturnya.
Sebagai informasi, hingga 16 Desember 2025, total insentif KLM mencapai Rp 388,1 triliun, masing-masing disalurkan kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp 177,1 triliun, BUSN sebesar Rp 169,5 triliun, BPD sebesar Rp 34,6 triliun, dan KCBA sebesar Rp 7 triliun.
Secara sektoral, insentif KLM disalurkan kepada sektor-sektor prioritas, yakni sektor Pertanian, Industri, dan Hilirisasi, Jasa termasuk Ekonomi Kreatif, Konstruksi, Real Estate, dan Perumahan, serta UMKM, Koperasi, Inklusi, dan Berkelanjutan.
Tag: #transmisi #rate #suku #bunga #perbankan #masih #lambat #strategi