Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir. Foto: Fadil, Suara.com
19:27
19 November 2025

Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi

Baca 10 detik
  • 95 persen dividen BUMN hanya disumbang 8 perusahaan dari 1.060 entitas. Ketimpangan sangat tinggi.
  • CIO Danantara Pandu Sjahrir: 52 persen BUMN merugi; restrukturisasi dan konsolidasi sangat mendesak.
  • Ketergantungan kas negara pada segelintir BUMN jadi PR; konsolidasi wajib demi efisiensi dan tata kelola.

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) mengungkapkan data mengejutkan mengenai struktur kontribusi keuntungan BUMN.

Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, menyatakan bahwa nyaris seluruh setoran dividen BUMN sekitar 95 persen hanya berasal dari delapan perusahaan dari total 1.060 entitas yang berada di bawah naungan Danantara.

Kondisi ini, menurut Pandu, menunjukkan adanya ketimpangan yang sangat tinggi dan ketergantungan masif pada segelintir perusahaan pelat merah sebagai penyumbang utama kas negara.

"Dari 1.060 perusahaan yang ada di bawah Danantara, 95 persen dividen itu hanya datang dari delapan perusahaan. Kurang dari 1 persen," ujar Pandu di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (19/11/2025).

Pandu Sjahrir menambahkan bahwa ketimpangan tersebut diperparah dengan fakta bahwa sebanyak 52 persen perusahaan BUMN tercatat merugi, dan kontribusinya terhadap penerimaan negara sangat minim. Kondisi ini menjadi "pekerjaan rumah" besar bagi Danantara untuk memperbaiki struktur portofolio BUMN.

Karena itu, Danantara menilai restrukturisasi dan konsolidasi menjadi langkah yang tidak dapat dihindarkan.

“Konsolidasi entitas BUMN yang memiliki lini bisnis serupa diyakini dapat meningkatkan efisiensi, memperbaiki tata kelola, hingga menciptakan perusahaan yang lebih besar dan kompetitif di tingkat regional,” jelasnya.

Pandu memberikan contoh konkret strategi konsolidasi yang sedang dijalankan, salah satunya akan mengubah delapan entitas asset management BUMN menjadi satu perusahaan tunggal.

Selain itu pihaknya juga tengah mengonsolidasikan rumah sakit-rumah sakit milik Pertamina dan BUMN lain yang selama ini beroperasi sendiri dengan margin laba yang rendah.

Pandu menyoroti bahwa margin EBITDA rumah sakit BUMN saat ini hanya sekitar delapan persen, jauh tertinggal dari standar industri yang mencapai 40 persen. Melalui pembentukan Danantara Hospital Group, yang akan menjadi grup rumah sakit terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah tempat tidur, margin laba diyakini akan meningkat signifikan.

"Kalau kita satuin, terus kita cari orang yang memang fokusnya membangun rumah sakit berskala internasional, yakin lah margin-nya bisa naik. Ya paling tidak 20 persen tahun pertama, terus bisa 40 persen tahun kemudian. Itu langsung value bisa naik 5-6 kali lebih," pungkas Pandu.

Editor: Mohammad Fadil Djailani

Tag:  #danantara #soroti #timpangnya #setoran #dividen #bumn #banyak #yang #sakit #rugi

KOMENTAR