Dari Pabrik ke Platform Digital, Menperin Dorong Manufaktur RI Masuk Era Kecerdasan Buatan
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita.(Dok. Kemenperin)
21:44
11 November 2025

Dari Pabrik ke Platform Digital, Menperin Dorong Manufaktur RI Masuk Era Kecerdasan Buatan

- Pemerintah tengah mempercepat transformasi industri nasional menuju era Industri 4.0 dengan mengintegrasikan Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) di sektor manufaktur.

Langkah ini bukan sekadar adopsi teknologi, melainkan lompatan besar menuju ekosistem industri cerdas yang efisien dan berdaya saing tinggi di panggung global.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, penerapan teknologi AI tidak hanya mendorong pertumbuhan dan inovasi di sektor industri manufaktur, tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing nasional.

“Pengembangan sumber daya manusia (SDM) industri menjadi faktor kunci dalam keberhasilan transformasi digital. Kami optimistis tenaga kerja industri Indonesia mampu menguasai kompetensi digital dan teknologi masa depan,” ujar Agus lewat keterangannya, Selasa (11/11/2025).

Berdasarkan Global AI Index 2024 yang dirilis oleh Tortoise Media, Indonesia menempati peringkat ke-49 dari 83 negara.

Kondisi tersebut menunjukkan perlunya penguatan pada aspek infrastruktur digital, pengembangan ekosistem AI, serta kebijakan pemerintah yang mendorong kolaborasi lintas lembaga agar pengembangan AI dapat berjalan secara sistematis dan berkelanjutan.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) menggandeng Indonesia Robotics Association (IRA) dan perusahaan teknologi global asal Singapura, Arrow Electronics, Inc., menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Electrification AIoT Transformation 4.0 2025” pada Rabu (5/11/2025).

Kegiatan itu mempertemukan para inovator industri dari dalam dan luar negeri.

Kepala BPSDMI, Doddy Rahadi, mengatakan perkembangan robotics saat ini menjadi salah satu fokus utama dalam agenda Making Indonesia 4.0.

Industri membutuhkan ekosistem yang kuat, mulai dari kesiapan teknologi, rantai pasok, hingga kapasitas sumber daya manusia (SDM). “Industri membutuhkan ekosistem yang kuat, mulai dari kesiapan teknologi, rantai pasok, hingga kapasitas sumber daya manusia,” ungkapnya.

FGD tersebut dihadiri sekitar 100 peserta dari perusahaan semikonduktor, robotika, dan kendaraan listrik (EV).

Diskusi berfokus pada pemanfaatan AIoT, sistem otomasi, sensor pintar, dan rantai pasok semikonduktor, yang dinilai dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri nasional secara eksponensial.

Menurut Doddy, FGD bertujuan membangun pemahaman bersama tentang arah transformasi industri, termasuk pemanfaatan teknologi AIoT, sistem otomasi, sensor, dan rantai pasok semikonduktor yang dapat memberikan lompatan besar dalam efisiensi dan produktivitas industri.

Selain itu, pelaksanaan FGD juga menjadi langkah strategis untuk memastikan bahwa SDM Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta dan pengembang inovasi.

Senada, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Industri Kemenperin, Sidik Herman, menilai FGD merupakan langkah strategis memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan. “Kami optimistis FGD ini menghasilkan rekomendasi nyata untuk memperkuat ekosistem robotics, semikonduktor, dan EV di Indonesia. Semoga menjadi titik awal kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah, industri, dan mitra global,” katanya.

Tag:  #dari #pabrik #platform #digital #menperin #dorong #manufaktur #masuk #kecerdasan #buatan

KOMENTAR