Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ilustrasi petani di sawah.(Dok. Kementan)
13:28
3 November 2025

Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai tukar petani (NTP) secara nasional pada Oktober 2025 turun 0,02 persen menjadi 124,33 dari bulan sebelumnya yang sebesar 124,36.

Kenaikan NTP ini seiring dengan terjadinya inflasi pada periode yang sama sebesar 0,28 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang terjadi inflasi sebesar 0,21 persen.

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Adapun semakin tinggi nilai tukar petani, maka secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, penurunan NTP itu dikarenakan kenaikan indeks harga yang diterima petani lebih lambat dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani.

Komoditas yang dominan mempengaruhi peningkatan indeks harga yang dibayarkan petani ialah cabai merah, telur ayam ras, emas perhiasan, dan jeruk.

"Penurunan NTP terjadi pada indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,06 persen dimana kenaikan indeks harga ini lebih lambat dari kenaikan indeks harga yang dibayarkan petani yang sebesar 0,08 persen," ujarnya dalam konferensi pers pada Senin (3/11/2025).

Pudji mengatakan, berdasarkan subsektornya, penurunan NTP Oktober 2025 dipengaruhi oleh penurunan NTP di subsektor hortikultura sebesar 2,33 persen.

Sejalan dari pengaruh subsektor tersebut, dia menyebutkan, komoditas yang menjadi penyumbang turunnya indeks harga petani yakni cabai rawit, kol atau kubis, tomat, dan kentang.

Sebaliknya, subsektor lain mengalami kenaikan NTP yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,17 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik 0,25 persen.

Pudji juga mengungkapkan, nilai tukar nelayan (NTN) turut menurun sebesar 0,04 persen karena penurunan indeks harga yang diterima nelayan lebih dalam dari penurunan indeks harga yang dibayar nelayan.

"Ini karena indeks harga yang diterima nelayan mengalami penurunan sebesar 0,11 persen, lebih dalam dari penurunan indeks harga yang dibayar nelayan yang sebesar 0,07 persen," kata dia.

Adapun komoditas yang dominan mempengaruhi peningkatan indeks harga yang diterima untuk subsektor nilai tukar nelayan ini adalah cakalang, tongkol, kembung, dan laisi.

Tag:  #nilai #tukar #petani #nelayan #kompak #turun #pada #oktober #2025 #penyebabnya

KOMENTAR