Mitos atau Fakta, Bayi Menangis Terlalu Kencang Sebabkan Hernia?
Ilustrasi bayi menangis.(canva.com)
22:10
18 Desember 2025

Mitos atau Fakta, Bayi Menangis Terlalu Kencang Sebabkan Hernia?

- Tak sedikit orangtua mengira tangisan bayi atau anak yang terlalu kencang dapat memicu hernia. Anggapan ini biasanya muncul ketika orangtua melihat adanya benjolan di perut, lipat paha, atau pusar saat anak menangis. 

Namun, menurut dr. Karmile, Sp.B.A., menangis bukanlah penyebab terjadinya hernia, baik pada bayi maupun anak.

“Menangis bukan penyebab hernia. Jadi bukan gara-gara menangis, perutnya jadi lemah, bukan,” ujar dr. Karmile dalam Media Discussion RS Pondok Indah Group terkait penanganan hernia pada anak di Jakarta Pusat, Kamis (18/12/2025).

Hernia terjadi karena adanya celah bawaan

Dr. Karmile menjelaskan, hernia pada anak umumnya terjadi karena adanya celah atau lubang bawaan pada dinding perut yang memang sudah ada sejak awal, bahkan sejak bayi masih berada di dalam kandungan.

“Jadi sebenarnya lubangnya itu sudah ada, bukan gara-gara menangis dia jadi hernia,” jelasnya.

Lubang yang dimaksud bukanlah lubang akibat robekan atau cedera, melainkan celah alami atau saluran yang seharusnya menutup dengan sendirinya setelah bayi lahir. 

Dalam beberapa kasus, saluran tersebut tidak menutup sempurna hingga saat kelahiran anak, sehingga menyisakan celah.

Lewat celah inilah organ di dalam rongga perut, seperti usus atau jaringan lemak, dapat menonjol keluar dan terlihat sebagai benjolan.

Tekanan dalam perut membuat hernia tampak

Menangis memang bukan penyebab hernia. Namun, melalui tangisan inilah hernia yang sudah ada justru dapat menjadi tampak.

Hal ini berkaitan dengan peningkatan tekanan di dalam rongga perut saat anak menangis.

“Kalau menangis, tekanan dalam perut meningkat. Terus jadinya nyari jalan ke mana-mana. Karena ada lubang di situ, ya dia masuk,” jelas dr. Karmile.

Akibatnya, benjolan hernia yang sebelumnya tidak tampak dapat muncul saat bayi atau anak menangis. Benjolan juga bisa terlihat ketika anak mengejan saat buang air besar atau saat bayi menggeliat.

“Jadi bukan gara-gara menangis dia jadi hernia. Tapi gara-gara menangis, hernianya jadi ketahuan,” tambahnya.

Dinding perut tidak melemah akibat menangis

Dr. Karmile juga meluruskan anggapan bahwa menangis terlalu kencang dapat membuat dinding perut anak menjadi lemah dan akhirnya menimbulkan hernia.

“Menangis tidak sampai bikin dinding perut kita lemah,” tegasnya.

Menurutnya, memang ada kondisi tertentu yang menyebabkan dinding perut lemah dan berisiko menimbulkan hernia. 

Namun, kondisi tersebut berkaitan dengan faktor medis tertentu, bukan akibat tangisan anak.

“Ada beberapa kondisi penyakit yang memang dinding perutnya lemah, sehingga bisa jadi hernia. Tapi itu bukan gara-gara menangis,” jelas dr. Karmile.

Tangisan membantu hernia terdeteksi lebih awal

Alih-alih berbahaya, dr. Karmile menyebut tangisan justru sering membantu hernia terdeteksi lebih cepat.

“Justru dengan menangis, anaknya jadi cepat ketahuan hernia,” katanya.

Saat tekanan di dalam perut meningkat, benjolan hernia menjadi lebih mudah terlihat sehingga orangtua dapat menyadari adanya perubahan dan membawa anak untuk mendapat pemeriksaan.

Dengan demikian, anggapan bahwa bayi atau anak yang menangis terlalu kencang menjadi penyebab hernia tidaklah tepat. Tangisan hanya membuat hernia yang sebenarnya sudah ada menjadi lebih terlihat.

Oleh sebab itu, penting bagi orangtua untuk selalu memperhatikan setiap perubahan pada tubuh anak. Penanganan yang cepat dan tepat sejak awal dapat membantu meminimalkan risiko yang mungkin muncul di kemudian hari.

Tag:  #mitos #atau #fakta #bayi #menangis #terlalu #kencang #sebabkan #hernia

KOMENTAR