



Putin Klaim Ekonomi Rusia Masih Kuat, Pengusaha Peringatkan Resesi
– Presiden Rusia Vladimir Putin menepis anggapan perang di Ukraina telah menghancurkan perekonomian negaranya.
Ia menyoroti pertumbuhan, tingkat utang rendah, serta upaya diversifikasi sebagai bukti ketahanan ekonomi Rusia.
Pernyataan itu disampaikan Putin dalam Forum Ekonomi Internasional Saint Petersburg, Jumat (20/6/2025).
Ia menanggapi moderator yang menyebut laporan-laporan kredibel menggambarkan ekonomi Rusia telah "mati" akibat perang.
“Seperti yang pernah dikatakan oleh seorang penulis terkenal: 'Laporan tentang kematian saya sangat dibesar-besarkan,’” ujar Putin mengutip Mark Twain, seperti dilansir Reuters.
Menurut Putin, sekitar 43 persen produk domestik bruto (PDB) Rusia kini tak lagi bergantung pada energi dan pertahanan. Ia menyebut ini sebagai tanda ekonomi Rusia mulai terdiversifikasi.
Namun beberapa pejabat dan pelaku usaha menyuarakan kekhawatiran soal stagnasi bahkan ancaman resesi.
Inflasi Masih Tinggi, Suku Bunga Jadi Sorotan
Inflasi tahunan Rusia saat ini 9,59 persen, lebih dari dua kali target Bank Sentral sebesar 4 persen. Meski Kementerian Ekonomi menyebut inflasi mulai melandai sejak April, tekanan tetap terasa.
Pada Oktober 2024, Bank Sentral sempat menaikkan suku bunga ke level tertinggi sejak awal 2000-an. Awal Juni, bank memangkas bunga satu poin ke 20 persen. Namun Kremlin menilai langkah itu belum cukup.
“Tugas terpenting kita adalah memastikan transisi ekonomi menuju lintasan pertumbuhan yang seimbang,” kata Putin.
Menurutnya, pertumbuhan seimbang berarti inflasi rendah, pengangguran minim, dan mesin ekonomi tetap kuat.
Ia juga mengakui adanya ancaman.
“Beberapa ahli memperingatkan risiko stagnasi bahkan resesi. Ini tidak boleh kita biarkan terjadi dalam keadaan apa pun,” ucapnya.
Sinyal Lemah dari Dalam Negeri
Optimisme Putin tak sejalan dengan peringatan Menteri Ekonomi Maxim Reshetnikov. Dalam sesi sebelumnya, Reshetnikov menyebut Rusia berada di ambang resesi. Ke depan, arah kebijakan moneter akan sangat menentukan.
Gubernur Bank Sentral Elvira Nabiullina masih bertahan di posisinya meski dikritik karena suku bunga tinggi dan rubel yang tak stabil. Putin tetap mendukungnya.
Wakil Perdana Menteri Alexander Novak meminta pelonggaran kebijakan.
“Sudah saatnya memangkas suku bunga dan mulai mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Novak.
CEO Sberbank, German Gref, juga mengeluhkan lemahnya permintaan kredit.
“Hal yang paling mengkhawatirkan adalah kami, sebagai bank terbesar yang membiayai hampir 60 persen dari semua proyek investasi di negara ini, belum membiayai satu pun proyek baru sejak awal tahun,” ujarnya, Jumat (20/6/2025).
Alexey Mordashov, pemilik mayoritas Severstal, produsen baja nasional, memperingatkan krisis kredit bisa berujung gelombang kebangkrutan. Ia mencatat konsumsi baja turun 14 persen dalam lima bulan pertama 2025.
“Pendinginan ini adalah masalah serius saat ini,” kata Mordashov. “Kalau kebijakan moneter seperti sekarang terus dilanjutkan, dampak negatifnya bisa semakin besar.”
Tag: #putin #klaim #ekonomi #rusia #masih #kuat #pengusaha #peringatkan #resesi