Sawit dan Tekstil RI Berpeluang Nikmati Tarif Nol Persen ke Uni Eropa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat acara Diseminasi Hasil Perundingan I-EU CEPA yang digelar di kantornya, Jakarta, Jumat (13/6/2025).(KOMPAS.com/ISNA RIFKA SRI RAHAYU)
10:12
14 Juni 2025

Sawit dan Tekstil RI Berpeluang Nikmati Tarif Nol Persen ke Uni Eropa

Komoditas kelapa sawit dan tekstil berpeluang mendapatkan tarif 0 persen dari negosiasi Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) yang kini memasuki tahap finalisasi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, saat ini draf kesepakatan I-EU CEPA telah 90 persen rampung.

Ditargetkan dokumen finalnya selesai pada September 2025 sehingga dapat mulai diimplementasikan pada akhir 2026.

Adapun salah satu yang diupayakan pemerintah dalam negosiasi I-EU CEPA ialah kelapa sawit bisa diekspor ke Uni Eropa dengan tarif 0 persen, mengingat komoditas ekspor unggulan Indonesia ini mengalami hambatan yang serius di pasar Eropa.

"Sawit sebelumnya di-exclude dari perjanjian ini, nah sekarang menjadi include. Jadi itu sebuah kemajuan dan itu juga akan diberikan low hanging fruit (peluang)," ujarnya saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Airlangga menjelaskan, komoditas sawit selama ini dibedakan berdasarkan peruntukannya, yakni untuk pangan (food grade) dan bahan bakar (fuel).

Sementara yang menjadi hambatan ekspor ialah dari segmen bahan bakar. Namun, pemerintah telah melakukan berbagai mitigasi, termasuk pengembangan biofuel seperti B40 hingga rencana B50, sehingga bahan bakar dari sawit bisa diserap di dalam negeri.

"Bahkan Bapak Presiden juga mendorong ke depan, diperhatikan tergantung dari harga minyak, itu kita bisa naikkan juga ke B50. Apalagi kita lihat Timur Tengah memanas, bukan mendingin. Jadi persiapan-persiapan itu sudah kita lakukan," tambahnya.

Selain penghapusan tarif, pemerintah juga mendorong pengurangan hambatan non-tarif (non-tariff barriers) dan kejelasan standar dalam perjanjian.

Salah satu bab dalam I-EU CEPA akan secara khusus membahas trade and sustainability, termasuk isu kelapa sawit dan langkah-langkah mitigasi terhadap regulasi Uni Eropa yang kontroversial, seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR).

"Tentu kita berharap non-tarif barrier juga akan dikurangi dan yang penting standarnya diperjelas," ucapnya.

Sementara untuk tekstil, Airlangga menyebut, produk tekstil dan aparel Indonesia saat ini dikenakan tarif masuk antara 8-12 persen.

Namun, dalam negosiasi I-EU CEPA, tarif ini diharapkan turun secara signifikan atau bahkan menjadi nol persen. "Bea masuk tekstil dan apparel itu 8–12 persen. Ada yang lebih tinggi dari itu, tetapi itu semua akan turun," tuturnya.

Kemenko Perekonomian mencatat, nilai ekspor minyak kelapa sawit dan turunannya ke Uni Eropa mencapai 1,6 juta dollar AS. Namun, trennya selama 3 tahun terakhir mengalami penurunan.

Oleh karenanya, diharapkan dengan rampungnya negosiasi I-EU CEPA ini dapat meningkatkan ekspor sawit Indonesia serta komoditas unggulan lain seperti tekstil, alas kaki, hingga perikanan.

Tag:  #sawit #tekstil #berpeluang #nikmati #tarif #persen #eropa

KOMENTAR