Merasa Hubungan Selalu Bermasalah? Bisa Jadi Kamu yang Toxic
Cara menyembuhkan luka emosional.(FREEPIK)
19:20
17 Desember 2025

Merasa Hubungan Selalu Bermasalah? Bisa Jadi Kamu yang Toxic

- Tak sedikit orang yang sibuk menuding pasangannya sebagai penyebab masalah, tanpa pernah mengintrospeksi, apakah dirinya jadi sosok yang toksik dalam hubungan ini?

Terapis pernikahan dan keluarga berlisensi dari Thriveworks di Rio Rancho, Steven McGough menyebutkan, hubungan toksik tidak selalu ditandai kekerasan fisik. 

“Secara umum, hubungan toxic adalah hubungan yang, sebagian besar waktu, membuat seseorang merasa lebih buruk setelah berinteraksi,” ujarnya, seperti dikutip dari Parade, Rabu (17/12/2025).

Hubungan toxic bisa terjadi dengan pasangan, keluarga, sahabat, bahkan rekan kerja. Lantas, bagaimana cara mengenali bahwa kamu yang toxic dalam hubungan?

1. Melakukan kekerasan atau serangan verbal

Tanda paling ekstrem bahwa kamu toxic dalam hubungan adalah adanya kekerasan, baik fisik maupun verbal. 

McGough menjelaskan, dorongan fisik, melempar barang, hingga memukul merupakan sinyal kuat perilaku toxic, bahkan sudah masuk kategori abusif. Tak hanya fisik, kekerasan verbal juga termasuk perilaku toxic. 

“Menggunakan hinaan, serangan personal, atau kata-kata merendahkan alih-alih membahas perilaku pasangan adalah hal yang perlu diwaspadai,” kata McGough. 

2. Sikap merendahkan dan merasa paling benar

Perilaku toxic berikutnya adalah bersikap merendahkan. McGough menyebut sikap superioritas yang meremehkan pasangan sebagai indikator kuat hubungan toxic.

Jika kamu sering merasa lebih pintar, lebih dewasa, atau lebih benar dibanding pasangan, lalu mengekspresikannya secara terang-terangan, itu bisa menjadi tanda toxic. 

Memperlakukan pasangan seperti anak kecil atau orang yang tidak kompeten juga termasuk bentuk toxic yang sering tak disadari.

Ilustrasi pasangan bertengkar di mobil.Dok. Freepik/jcomp Ilustrasi pasangan bertengkar di mobil.

3. Mengisolasi pasangan dari lingkungan sosial

Bentuk toksik lainnya muncul saat kamu membatasi ruang sosial pasangan. McGough menegaskan, marah atau melarang pasangan bertemu keluarga dan teman adalah tanda hubungan penuh racun.

Sebaliknya, isolasi juga bisa terjadi ketika kamu justru menjauh dari orang-orang terdekat demi menutupi kondisi hubungan. Pola ini membuat hubungan toxic semakin sulit diurai.

“Menghindari teman dan keluarga agar tidak membahas apa yang terjadi dalam hubungan juga merupakan sinyal yang mengkhawatirkan,” ujar dia. 

4. Menghindari komunikasi

Hubungan sehat memungkinkan percakapan terbuka, bahkan saat tidak sepakat. Namun, jika kamu atau pasangan terus menghindari diskusi karena takut konflik, itu bisa menjadi tanda toxic.

“Jika kamu menghindari pembicaraan penting karena takut dihina, diremehkan, atau berujung pertengkaran besar, ini adalah tanda hubungan toxic atau tidak sehat,” jelas McGough.

Dalam kondisi ini, penting bertanya pada diri sendiri, apakah pasangan merasa aman berbicara jujur denganmu?

5. Hubungan tak lagi memberi rasa nyaman

Ciri paling mendasar dari hubungan toxic adalah perasaan setelah berinteraksi. Apakah kamu dan pasangan merasa terisi atau justru terkuras?

McGough menekankan, hubungan memang punya naik-turun. Namun, jika dalam kondisi normal sekalipun kamu tidak menikmati kebersamaan, itu pertanda toxic. 

Langkah awal keluar dari pola toxic

Mengakui perilaku toxic bukanlah bentuk kegagalan, melainkan langkah awal menuju hubungan yang lebih sehat. 

McGough menyarankan agar konflik tidak dihindari, tetapi dibicarakan dengan cara yang memperkuat hubungan.

Ia memperkenalkan prinsip Anything But Anger (ABA), yaitu mencoba mengungkap emosi yang lebih rentan di balik amarah. 

“Di balik kemarahan sering ada rasa takut, kecewa, atau tidak dihargai. Ekspresikan itu,” ujarnya.

Terapi dan perawatan diri juga dapat membantu mengurai pola toxic yang berakar dari pengalaman masa lalu. 

Namun, jika hubungan sudah mengarah pada kekerasan, mencari bantuan profesional dan perlindungan adalah prioritas.

Menyadari bahwa diri sendiri bisa toxic memang tidak nyaman. Meski begitu, kesadaran ini membuka peluang perubahan, baik untuk memperbaiki hubungan, maupun untuk belajar membangun relasi yang lebih sehat ke depannya.

Tag:  #merasa #hubungan #selalu #bermasalah #bisa #jadi #kamu #yang #toxic

KOMENTAR