Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
Ilustrasi. Saham raksasa alat berat dan pertambangan yang terafiliasi Grup Astra PT United Tractors Tbk (UNTR), terpantau mengalami tekanan cukup dalam pada perdagangan pekan ini. Foto Ist
19:28
17 Desember 2025

Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe

Baca 10 detik
  • Saham PT United Tractors Tbk (UNTR), terpantau mengalami tekanan cukup dalam pada perdagangan pekan ini.
  • Saham emiten Grup Astra ini ditutup di level Rp28.050 merosot -5,87% atau hilang 1.750 poin.
  • Tekanan jual ini muncul di tengah awan mendung yang menyelimuti anak usahanya, PT Agincourt Resources, pengelola tambang emas Martabe di Sumatera Utara.

Saham raksasa alat berat dan pertambangan, PT United Tractors Tbk (UNTR), terpantau mengalami tekanan cukup dalam pada perdagangan pekan ini.

Berdasarkan data pasar pada Rabu (17/12/2025), saham emiten Grup Astra ini ditutup di level Rp28.050 merosot -5,87% atau hilang 1.750 poin dalam lima hari terakhir.

Tekanan jual ini muncul di tengah awan mendung yang menyelimuti anak usahanya, PT Agincourt Resources, pengelola tambang emas Martabe di Sumatera Utara.

Pantauan pasar modal hingga pukul 16.08 WIB, saham UNTR parkir di level Rp28.050 per lembar. Jika ditarik garis dalam lima hari perdagangan terakhir, saham ini sudah mengalami penurunan kumulatif sebesar -5,87% atau terpangkas sebanyak 1.750 poin.

Pada pembukaan perdagangan pagi tadi, saham UNTR sebenarnya sempat dibuka di level Rp28.150 per lembar. Namun, tekanan jual yang cukup masif membawa harga berfluktuasi hingga menyentuh titik terendah harian di Rp27.850.

Meskipun sempat mencoba bangkit ke titik tertinggi harian di Rp28.200, saham ini tidak mampu bertahan dan harus rela ditutup melemah di bawah level pembukaannya.

Sentimen negatif utama yang menekan harga saham UNTR adalah langkah pemerintah yang sedang mengusut operasional Tambang Emas Martabe. Fasilitas tambang ini diduga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya banjir bandang dan kerusakan lingkungan di wilayah Sumatera Utara belakangan ini.

Pemerintah melalui kementerian terkait tengah melakukan audit lingkungan mendalam. Dampaknya, sebagian fasilitas operasional terpaksa ditutup sementara untuk keperluan investigasi. Bagi investor, ketidakpastian mengenai kapan operasional akan kembali normal memicu aksi ambil untung (profit taking), mengingat Martabe adalah salah satu "mesin uang" utama bagi UNTR di sektor mineral non-batubara.

Penutupan operasional, meski sementara, akan berdampak langsung pada kinerja keuangan konsolidasi United Tractors, tercatat lahan tambang ini memberikan kontribusi pendapatan yang cukup besar yakni Rp10 triliun.

Tambang emas Martabe adalah pilar utama strategi UNTR untuk melepaskan ketergantungan dari batubara. Sektor pertambangan emas menyumbang porsi signifikan terhadap laba bersih perusahaan saat harga batubara fluktuatif.

Emas dikenal memiliki margin keuntungan yang lebih stabil dibandingkan lini bisnis penjualan alat berat (Komatsu). Pada tahun-tahun sebelumnya, produksi emas dari Martabe rata-rata mencapai 200.000 hingga 250.000 ons per tahun.

Tambang Martabe (melalui PT Agincourt Resources) secara konsisten berkontribusi sekitar 10% hingga 15% terhadap total laba bersih konsolidasi UNTR. Jika investigasi pemerintah berlarut-larut, target produksi tahunan UNTR dipastikan akan terkoreksi.

Meskipun secara fundamental UNTR masih memiliki rasio P/E yang rendah (6,61x) dan dividen tinggi (7,31%), investor kini bersikap konservatif. Pasar menunggu kejelasan hasil investigasi pemerintah. Jika terbukti ada pelanggaran lingkungan, UNTR terancam denda besar atau biaya reklamasi tambahan yang dapat menggerus dividen di masa mendatang.

Editor: Mohammad Fadil Djailani

Tag:  #saham #entitas #grup #astra #anjlok #sepekan #terseret #sentimen #penutupan #tambang #emas #martabe

KOMENTAR