Diperlakukan Seperti Penjahat! Detik-detik Manajer Tim Kickboxing Indonesia Diusir dari SEA Games 2025
Manajer Kickboxing Indonesia diperlakukan seperti penjahat di SEA Games 2025. (Instagram/@timnaskickboxing)
23:16
16 Desember 2025

Diperlakukan Seperti Penjahat! Detik-detik Manajer Tim Kickboxing Indonesia Diusir dari SEA Games 2025

 

 — Diperlakukan seperti penjahat, manajer tim kickboxing Indonesia, Rosi Nurasjati, membeberkan detik-detik dirinya diusir dari arena SEA Games 2025 di Thailand. Peristiwa itu ia alami saat hanya berniat membantu kebutuhan atlet yang tengah berjuang membawa nama Indonesia.

Rosi Nurasjati merupakan manajer tim kickboxing Indonesia sekaligus Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat Kickboxing Indonesia.

Ia menyampaikan kronologi kejadian tersebut dalam keterangan pers yang dikutip dari Antara pada Selasa (16/12/2025).

Insiden bermula pada Sabtu (13/12/2025) sekitar pukul 19.00 waktu setempat di sekitar Hotel Lasantel Suvarnabhumi, Thailand. Saat itu, Rosi datang untuk mengantarkan vitamin dan buah yang diminta atlet kickboxing Indonesia.

Namun, niat sederhana tersebut berujung pengalaman yang mengagetkan dan menegangkan. Rosi tiba-tiba dihadang dan disergap oleh belasan aparat kepolisian setempat.

Aparat yang mendatanginya membawa senjata lengkap, anjing pelacak, serta mobil patroli. Situasi itu membuat Rosi merasa tidak diperlakukan sebagai ofisial olahraga.

“Saya diperlakukan seperti penjahat,” ujar Rosi dalam keterangan resminya. “Ada belasan polisi bersenjata lengkap membawa anjing pelacak dan mobil patroli hendak menyergap saya dan membawa ke kantor polisi setempat,” lanjutnya.

Rosi mengaku sangat terkejut karena tidak melakukan tindakan melanggar hukum. Ia merasa kehadirannya di lokasi sepenuhnya demi kepentingan atlet Indonesia.

Setelah terjadi ketegangan dengan aparat kepolisian Thailand, Presiden dan Sekretaris Jenderal WAKO datang ke lokasi. Harapan Rosi untuk mendapatkan perlindungan justru berbalik menjadi tekanan baru.

Alih-alih menengahi, WAKO menyampaikan rencana untuk mendeportasi Rosi dari Thailand. Keputusan itu disebut datang secara mendadak tanpa proses klarifikasi yang adil.

Rosi kemudian diminta membuat surat pernyataan tertulis. Surat tersebut mewajibkannya meninggalkan Kota Bangkok paling lambat Minggu (14/12).

Ancaman serius pun disampaikan jika ia menolak menandatangani surat tersebut. WAKO disebut akan mendiskualifikasi seluruh atlet kickboxing Indonesia dari SEA Games 2025.

Tekanan itu tidak hanya menyasar Rosi, tetapi juga berdampak pada pelatih kickboxing Indonesia, Sadarmawati Icen Simbolon. ID card dan paspor Icen disebut terancam ditarik oleh WAKO.

Rosi mengatakan WAKO menjadikan Icen sebagai alat tekanan. Ia menyebut situasinya sangat tidak manusiawi dan memojokkan.

“Iya akan dikembalikan jika saya mengikuti deportasinya dari Presiden Wako Konfederasi Asia,” kata Rosi. “Saya tersandera, kalau enggak balik ke Jakarta maka Icen tidak bisa lagi mendampingi atlet,” ujarnya.

Dalam kondisi tertekan, Rosi akhirnya memilih mengikuti permintaan WAKO. Keputusan itu ia ambil demi memastikan atlet Indonesia tetap bisa bertanding.

Menurut Rosi, perlakuan tidak menyenangkan yang dialaminya diduga kuat berkaitan dengan tuduhan-tuduhan lama dari WAKO. Ia merasa dijadikan sasaran karena sikap kritisnya selama ini.

Rosi mengaku kerap melayangkan protes atas hasil pertandingan kickboxing internasional. Salah satu protes tersebut terjadi pada SEA Games 2023 di Kamboja.

Protes itu dilakukan demi memperjuangkan keadilan bagi atlet Indonesia. Namun sikap tersebut justru diduga membuatnya tidak disukai oleh pihak WAKO.

Selain itu, Rosi juga pernah dituduh tidak membayar iuran ke WAKO. Tuduhan tersebut kembali ia bantah dan disebut tidak berdasar.

Menurut Rosi, tuduhan-tuduhan itulah yang akhirnya menjadi alasan WAKO menghalangi keterlibatannya di SEA Games 2025. Ia merasa dipinggirkan secara sistematis.

Padahal, Rosi menegaskan statusnya sebagai manajer tim kickboxing Indonesia sah secara administratif. Ia diakui resmi oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.

Pengakuan tersebut diberikan melalui Ketua Tim Verifikasi Kemenpora, Prof Yunyun Yundiana. Fakta ini memperkuat keyakinannya kehadirannya di Thailand legal.

Peristiwa ini meninggalkan luka mendalam bagi Rosi sebagai pengurus olahraga nasional. Ia berharap kejadian ini menjadi perhatian serius bagi otoritas olahraga Indonesia.

Bagi Rosi, olahraga seharusnya menjunjung sportivitas dan keadilan. Pengalaman pahit di SEA Games 2025 ini menjadi pengingat keras tentang sisi gelap kompetisi internasional.

Editor: Edi Yulianto

Tag:  #diperlakukan #seperti #penjahat #detik #detik #manajer #kickboxing #indonesia #diusir #dari #games #2025

KOMENTAR