Sajak: Himne
ILUSTRASI (BUDIONO/JAWA POS)
15:36
17 Maret 2024

Sajak: Himne

Himne

Seekor burung menggemakan himne pada pagi. Lalu sebatang ranting mendengarkan dengan saksama. Daun-daun menengadah dan berkata: Amin. Rahmat Tuhan menitik dalam butir embun. Matahari masih bersinar dengan semerbak bunga. Semesta menyaksikan gencatan senjata yang agung. Perang disudahi. Utang-utang dilunasi. Inilah hari terbaik.

anak-anak terbangun

 

(semalam mimpi indah)

 

bintang terang


di atas atap rumah


kini baru saja


kokok ayam jago merdu


dalam kemenangan


surat pertama ditulis,


dunia telah jadi surga

2023

---

Senapan

Penaka senapan mengintai ke mana langkah-langkah pergi. Tercium rencana sebuah letupan. Bumi menjadi akuarium. Menyibak semak rerumputan. Kaca-kaca meliput warta. Tanpa gemawan dan pelindung. Sinar menyorot ke ruang-ruang. Mencemaskan pada kepanikan yang ketiga. Tak ada privasi. Apakah dunia sudah tak (ny)aman lagi?


pelatuk-pelatuk


tak perlu ditarik


sebutir bintang kecil


biarkan jatuh


menjadi mainan


anak-anak


yang telah banyak kehilangan


waktu bermain


dan itu lebih melegakan

2023

---

Awan Kecil


Seorang anak perempuan berlari-lari mengejar awan kecil. Jatuh hening dari langit bersih. Seperti diberikan malaikat kepadanya. Ia ingin terus bermain. Tanpa khawatir, tanpa rasa takut. Tapi di depan sana seorang serdadu musuh. Ragu. Sekali lagi ragu. Mundur selangkah-selangkah. ’’Kemari sayang. Jangan takut!’’ Di tangannya tak ada senapan. Di tangannya sekarang ada awan putih. Putih bersih.


sebuah uluran tangan


pemberian yang tulus


senyum


penerimaan yang melegakan


dan hari menjadi (ny)aman

 

2023

---

FARIS AL FAISAL, Penyair. Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Indramayu dan ketua Lembaga Basa lan Sastra Dermayu.

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #sajak #himne

KOMENTAR