Hari Sumpah Pemuda 2024: Dianita Luschinta, Kabid Sport Science KONI Gresik Soroti Pentingnya Kesehatan Mental Atlet
Dianita Luschinta terus fokus suarakan pentingnya kesehatan mental bagi atlet di peringatan Sumpah Pemuda 2024. (Dianita Luschinta untuk JawaPos.com)
06:15
28 Oktober 2024

Hari Sumpah Pemuda 2024: Dianita Luschinta, Kabid Sport Science KONI Gresik Soroti Pentingnya Kesehatan Mental Atlet

— Dalam momentum Hari Sumpah Pemuda 2024, Dianita Luschinta, Kepala Bidang Sport Science KONI Gresik, menyoroti urgensi kesehatan mental bagi atlet Indonesia. Dianita yang lahir di Surabaya pada 2 September 1989 ini telah lama terjun dalam bidang psikologi dan memberikan perhatian khusus bagi kesehatan mental atlet.

Dianita menempuh pendidikan S1 Psikologi Sosial dan melanjutkan S2 Psikologi Komunitas di Universitas Airlangga, mengasah keahlian dalam psikologi yang kini diterapkan dalam dunia olahraga. Sebagai profesional di bidang sport science, ia tak hanya mendalami kesehatan fisik atlet, tapi juga memfokuskan diri pada aspek psikologis yang seringkali diabaikan.

Dianita mengakui perhatian pada kesehatan mental di dunia olahraga masih terbatas, padahal ini sangat berpengaruh pada performa atlet. Ia berharap ke depannya lebih banyak pihak yang memahami kesehatan mental mempengaruhi kesiapan atlet di lapangan.

“Harapan saya supaya kesehatan mental di dunia olahraga bisa jauh lebih diperhatikan. Karena kan kesehatan mental itu luas, faktornya banyak. Mulai dari ringan-ringan aja lah,” jelas Dianita.

Menurutnya, kesehatan mental atlet tak hanya tentang mengatasi stres atau burnout, namun juga melibatkan aspek lebih luas seperti ketersediaan sarana dan prasarana.

Ketika fasilitas kurang memadai, banyak atlet yang merasa kurang termotivasi dan mengalami fluktuasi dalam semangat latihan mereka. “Misalnya dampak sarana prasarana yang kurang memadai kadang bisa bikin atlet semangatnya untuk latihan naik turun, mengatasi kelelahan mental selama latihan, turnamen, dan kompetisi yang dampaknya mungkin ada yang sampai burnout bahkan bisa sampai depresi, terus yang paling penting menurutku memberikan akses layanan kesehatan mental yg mudah dijangkau,” paparnya.

Selain itu, Dianita menyebut intensitas latihan dan turnamen yang terus-menerus juga mempengaruhi mental para atlet, bahkan dapat berujung pada burnout atau depresi.

Namun, masalah ini sering kali tidak ditangani dengan layanan kesehatan mental yang tepat. Ia menyoroti beberapa pengurus cabang olahraga atau pihak terkait masih belum menyadari korelasi kuat antara kesehatan mental dengan peningkatan performa.

Di lapangan, banyak atlet yang mengalami stres atau jenuh malah mendapatkan lebih banyak tekanan alih-alih diberikan waktu dan bantuan untuk memulihkan diri.

“Selama ini mungkin nggak semua cabor atau kepengurusan yang berkaitan dengan olahraga ini paham hubungan kesehatan mental dengan performa atlet,” jelas Dianita.

Setiap atlet memiliki respons berbeda terhadap tekanan, ada yang termotivasi, tetapi ada pula yang justru semakin terpuruk. Dianita menyatakan pendekatan one-size-fits-all tidak efektif, karena kesehatan mental adalah bagian dari performa yang sama pentingnya dengan teknik dan fisik.

“Jadi meskipun ada atlet yang lagi stres, jenuh, atau ada masalah lainnya yang berkaitan dg psikis itu bukan diselesaikan dg memberikan layanan kesehatan mental, melainkan mungkin malah makin ditekan dengan latihan, dan latihan terus.”

Ia menegaskan, memahami aspek mental akan membantu atlet mengoptimalkan kompetensi yang pada akhirnya berpengaruh pada prestasi. Dengan begitu, setiap prestasi yang diraih akan terasa lebih berkesinambungan dan sehat untuk jangka panjang.

“Padahal setiap atlet kan beda-beda, ada yang semakin diberi tekanan bisa semakin bersemangat dan ada juga yang ketika makin ditekan malah makin jatuh. Gimana pun kan prestasi olahraga itu berhubungan dengan faktor teknik, fisik, dan psikis.”

Dianita mengajak generasi muda, khususnya di Hari Sumpah Pemuda ini, untuk berprestasi sembari menjaga kesehatan mental masing-masing. Menurutnya, prestasi di bidang apa pun akan lebih berarti jika dilakukan dengan mental yang sehat dan dukungan psikologis yang tepat.

"Layanan kesehatan mental untuk atlet juga bisa bantu mereka untuk mengatasi trauma pasca cedera. Jadi membantu mereka pemulihan dengan lebih baik," tuturnya.

Di dunia olahraga, ia berharap para atlet semakin mendapat akses ke layanan kesehatan mental yang mudah dijangkau. Dengan begitu, mereka dapat melanjutkan latihan dan berkompetisi dengan keseimbangan mental yang baik, yang berpengaruh langsung pada produktivitas dan prestasi mereka.

Dianita juga berpesan agar para pemuda lebih memperhatikan aspek kesehatan mental dalam segala kegiatan, baik olahraga maupun kehidupan sehari-hari.

Setiap individu memiliki kapasitas berbeda, dan menghargai kebutuhan mental adalah salah satu cara untuk mencegah tekanan berlebihan yang dapat memengaruhi performa dan kesejahteraan.

Mengakhiri pernyataannya, Dianita menyebut kesehatan mental adalah fondasi yang kuat untuk membangun mentalitas positif di segala lini kehidupan. Ia berharap, di Hari Sumpah Pemuda ini, kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental atlet semakin meningkat dan menjadi bagian penting dari pembinaan olahraga di Indonesia.

“Dengan memahami pentingnya kesehatan mental bagi atlet, kita bisa membantu atlet untuk semakin mengembangkan kompetensinya. Ketika kompetensinya meningkat, prestasi juga bisa ditingkatkan,” pungkasnya.

Di usianya yang sangat berpengalaman, Dianita Luschinta terus menginspirasi dan mengedukasi banyak pihak mengenai pentingnya aspek psikologis bagi para atlet.

Kiprahnya menjadi bukti generasi muda dapat memberikan dampak besar, tak hanya di tingkat daerah, namun juga dalam mendorong perkembangan olahraga yang lebih sehat di Indonesia.

Editor: Edy Pramana

Tag:  #hari #sumpah #pemuda #2024 #dianita #luschinta #kabid #sport #science #koni #gresik #soroti #pentingnya #kesehatan #mental #atlet

KOMENTAR