Penyaluran KUR BNI Rp 4,6 Triliun, Dukung Pembiayaan Ekspor Pengusaha Kopi
Ilustrasi biji kopi. (Salman Toyibi/Jawa Pos)
20:00
27 Juni 2025

Penyaluran KUR BNI Rp 4,6 Triliun, Dukung Pembiayaan Ekspor Pengusaha Kopi

JAKARTA-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) terus mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) naik kelas. Termasuk menembus pasar global ke Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Salah satunya, Java Frinsa Estatem, produsen kopi asal Pangalengan, Jawa Barat. UMKM itu berhasil mengekspor produknya ke Eropa, AS, Jepang, hingga Australia. Dengan nilai ekspor mencapai USD 1 juta. BNI memberikan pinjaman investasi Rp 200 juta, modal kerja senilai Rp 1,9 miliar, serta fasilitas kredit ekspor hingga Rp 6 miliar.

"Melalui program BNI Xpora, fokus utamanya adalah advisory dan penyelenggaraan business event yang membuka peluang peningkatan daya saing dan dampak bisnis UKM secara langsung," kata Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo.

Java Frinsa Estatem memperkenalkan sistem pertanian kopi yang ramah lingkungan, pemasaran digital, serta diskon produk untuk menarik pasar yang lebih luas. Varietas kopi yang dikembangkan beragam, seperti Sigararutang, Gayo, Kopyol, Musda, Kaptora, hingga hibrida modern.

Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) mencapai Rp 4,6 triliun kepada lebih dari 20 ribu UMKM hingga pertengahan tahun ini. Sudah 27 persen dari total alokasi yang ditetapkan pemerintah sebanyak Rp 17 triliun, menjangkau pelaku usaha, khususnya segmen mikro dan kecil.

"Kami berupaya memperluas jangkauan pembiayaan secara inklusif dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian," terang Okki Rushartomo.

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah menjangkau segmen new to bank, yaitu pelaku UMKM yang belum pernah mengakses layanan perbankan sebelumnya. Jaringan Agen Laku Pandai menjadi andalan perpanjangan tangan di daerah-daerah yang belum terjangkau layanan perbankan.

Penyaluran KUR BNI difokuskan pada sektor-sektor produktif, yaitu perdagangan, jasa, pertanian, industri, dan perikanan, yang dinilai memberikan dampak riil terhadap perekonomian lokal.

Strategi berbasis rantai pasok (value chain) mendorong efektivitas pembiayaan. Tidak hanya menyalurkan pembiayaan, tetapi juga membangun hubungan jangka panjang dengan nasabah.

"Memahami kebutuhan UMKM dan menawarkan solusi pembiayaan yang tepat sasaran," ungkap Okki. 

Editor: Latu Ratri Mubyarsah

Tag:  #penyaluran #triliun #dukung #pembiayaan #ekspor #pengusaha #kopi

KOMENTAR