Rapor Merah Timnas Indonesia U-22: Indra Sjafri Lebih Buruk dari Gerald Vanenburg
- Kegagalan Timnas U-22 SEA Games 2025 memicu kritik bahwa pergantian pelatih dari Vanenburg ke Indra Sjafri merupakan penurunan kualitas permainan.
- Pengamat Erwin Fitriansyah menyoroti hilangnya identitas permainan, kreativitas, dan semangat juang tim di bawah pelatih saat ini.
- Erwin menekankan PSSI harus mengintegrasikan struktur kepelatihan dari U-17 hingga senior demi konsistensi filosofi permainan.
Kegagalan Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025 memantik sorotan tajam terkait kualitas permainan yang dinilai mengalami kemunduran signifikan.
Pengamat sepak bola nasional, Erwin Fitriansyah, secara blak-blakan menyebut pergantian kursi pelatih dari Gerald Vanenburg ke Indra Sjafri justru menjadi sebuah downgrade bagi skuad Garuda Muda.
Menurutnya, meskipun materi pemain yang digunakan relatif sama, identitas permainan tim saat ini jauh berbeda dan kehilangan karakter dibandingkan era sebelumnya.
“Cara bermainnya lebih meyakinkan ketika ditangani Gerald Vanenburg, tim bisa menguasai permainan,” kata Erwin dikutip dari Antara.
Erwin menilai hilangnya kreativitas, lunturnya semangat juang, serta inkonsistensi penerapan taktik menjadi biang kerok utama penurunan performa di bawah asuhan pelatih saat ini.
Perbandingan kualitas ini semakin terasa menyakitkan jika melihat prestasi Vietnam yang sukses mengawinkan gelar Piala AFF 2025 dan emas SEA Games 2025 usai membungkam Thailand 3-2 di final.
Padahal, saat final Piala AFF 2025 lalu, Timnas Indonesia besutan Vanenburg mampu tampil dominan dan sangat merepotkan Vietnam meski akhirnya harus kalah tipis 0-1.
Situasi ini menjadi alarm keras bagi PSSI yang kini tengah sibuk mencari nakhoda baru untuk Timnas Senior dengan dua nama besar, Giovanni van Bronckhorst dan John Herdman, masuk dalam radar.
Momentum pemilihan pelatih baru ini diharapkan Erwin tidak hanya sekadar mengganti figur, tetapi juga membenahi struktur kepelatihan nasional yang selama ini terkesan berjalan sendiri-sendiri.
“Kembali, tugas utama siapa pun pelatih timnas yang akan dipilih PSSI adalah menyiapkan struktur kepelatihan yang terintegrasi dari U-17, U-20, U-23 hingga timnas senior, bukan model terpisah per tim,” tegas Erwin.
Integrasi filosofi, strategi, dan taktik dari level junior hingga senior dinilai sebagai harga mati agar transisi pemain berjalan mulus dan tidak gagap saat naik level.
Hanya dengan konsistensi sistem yang terpadu, Indonesia diyakini baru bisa kembali bersaing meruntuhkan dominasi Vietnam di Asia Tenggara dan bicara banyak di level Asia.
Tag: #rapor #merah #timnas #indonesia #indra #sjafri #lebih #buruk #dari #gerald #vanenburg