



Kekuatan Timnas Indonesia 'Dilucuti' AFC, Rekor Garuda Jadi Tak Berarti di Ronde 4
Kiprah gemilang Timnas Indonesia di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia tampaknya tidak cukup kuat untuk meyakinkan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) memberikan keistimewaan pada ronde keempat.
Meski mencetak sejarah dan memecahkan rekor dukungan penonton terbanyak, Indonesia harus menerima kenyataan bahwa AFC menunjuk Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah babak keempat.
Padahal, tim asuhan Patrick Kluivert berhasil menunjukkan performa impresif dengan lolos ke ronde keempat untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.
Bahkan, semangat luar biasa dari suporter di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) telah menciptakan atmosfer yang menggetarkan, menjadi ‘senjata’ tersendiri dalam setiap laga kandang Tim Garuda.
Menyitat Garuda Stats, total 325.593 penonton memadati GBK selama putaran ketiga berlangsung, menjadikan Indonesia sebagai tim dengan dukungan langsung tertinggi di stadion.

Jumlah tersebut bahkan melampaui Irak yang berada di posisi kedua dengan 275.316 penonton di Stadion Internasional Basra.
Negara kuat lain seperti Jepang, Korea Selatan, dan Arab Saudi tidak mampu menyaingi angka fantastis ini.
Namun, keunggulan luar biasa itu kini terasa tidak berarti. Pada Jumat (13/6/2025), AFC secara resmi menetapkan Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah untuk ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Indonesia yang mengajukan diri sebagai salah satu kandidat, harus menelan pil pahit lantaran tidak dipilih.
Dalam pernyataan resminya, AFC menyebutkan, "AFC mengonfirmasi bahwa Asosiasi Sepak Bola Qatar dan Federasi Sepak Bola Arab Saudi menjadi tuan rumah AFC Asian Qualifiers - Road to 26 Playoffs."
Pengumuman ini juga seakan tak mengindahkan protes dari Irak dan Uni Emirat Arab yang sebelumnya meminta agar proses pemilihan tuan rumah dilakukan secara lebih transparan.
Ronde keempat akan melibatkan enam tim yang terdiri dari peringkat ketiga dan keempat di putaran sebelumnya: Indonesia, Oman, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan satu tim tambahan dari klasemen akhir.
Mereka akan dibagi ke dalam dua grup yang masing-masing diisi tiga tim, dan akan bertanding dalam format sentralisasi mulai 8 hingga 14 Oktober 2025.
Menurut regulasi AFC, hanya juara grup yang akan otomatis lolos ke Piala Dunia 2026.
Sedangkan runner-up dari masing-masing grup akan melaju ke ronde kelima untuk memperebutkan satu tiket terakhir melalui jalur playoff interkontinental yang dijadwalkan berlangsung pada 13 dan 18 November 2025.
Pengundian grup untuk ronde keempat sendiri belum dilakukan. AFC menyatakan bahwa drawing akan dilaksanakan pada 17 Juli 2025.
Kekecewaan atas keputusan AFC tentu tidak bisa disembunyikan oleh publik sepak bola nasional.
Timnas Indonesia yang menciptakan atmosfer ‘neraka’ di GBK, lengkap dengan koreografi megah dari La Grande Indonesia dan Ultras Garuda, kehilangan keuntungan sebagai tuan rumah yang dapat menjadi faktor penentu dalam laga-laga krusial.
Atmosfer stadion yang selama ini menjadi intimidasi mental bagi tim lawan, kini tak bisa lagi dimaksimalkan.
Kemenangan kandang yang sebelumnya didukung penuh oleh gelombang semangat suporter pun tak bisa terulang karena format sentralisasi tidak memberi ruang bagi keunggulan kandang.
Timnas Indonesia kini harus bersiap menghadapi lawan berat tanpa dukungan langsung dari puluhan ribu suporter fanatik di GBK.
Padahal, keberadaan ‘pemain ke-12’ selama ini terbukti menjadi kekuatan tersendiri dalam perjuangan Timnas di kualifikasi.
Meski begitu, perjuangan belum berakhir. Tantangan di ronde keempat harus dijawab dengan kesiapan teknis dan mental, apalagi format kompetisi akan berlangsung ketat dan padat dalam waktu singkat.
Dengan tidak adanya keuntungan sebagai tuan rumah, tim Garuda harus mengandalkan kedisiplinan, strategi, dan kekompakan untuk lolos ke Piala Dunia 2026.
Keputusan AFC menjadi tamparan keras bagi semangat para pendukung Indonesia.
Namun justru inilah momen bagi skuad Garuda untuk membuktikan bahwa kekuatan mereka tidak bergantung pada venue, tapi pada nyali dan kualitas sejati di lapangan.
Kontributor : Imadudin Robani Adam
Tag: #kekuatan #timnas #indonesia #dilucuti #rekor #garuda #jadi #berarti #ronde