3 Dampak Negatif Jordi Amat Jika Gabung Persija Jakarta, No.3 Krusial
3 Dampak Negatif Jordi Amat Jika Gabung Persija Jakarta, No.3 Krusial. [Dok. IG Jordi Amat]
09:54
18 Juni 2025

3 Dampak Negatif Jordi Amat Jika Gabung Persija Jakarta, No.3 Krusial

Kabar mengejutkan datang dari jagat sepak bola Asia Tenggara: Jordi Amat resmi berpisah dengan Johor Darul Ta’zim (JDT).

Kepastian ini membuat rumor kepindahannya ke Persija Jakarta semakin menguat.

Meski langkah ini berpotensi menjadi gebrakan besar untuk Liga 1 Indonesia, tidak semua sisi dari transfer ini menjanjikan dampak positif, terutama bagi sang pemain.

Jordi Amat, pemain naturalisasi Timnas Indonesia, meninggalkan JDT setelah tiga musim yang sukses, di mana ia mencatatkan 66 penampilan di berbagai kompetisi dan ikut mempersembahkan 7 gelar bergengsi.

Namun, jika bek berusia 33 tahun itu benar-benar berlabuh ke Persija, ada sejumlah potensi dampak negatif yang tak bisa diabaikan.

Berikut ini tiga di antaranya, dan yang ketiga patut jadi perhatian khusus.

1. Penurunan Level Kompetitif

Jordi Amat punya pengalaman lebih baik ketimbang Kudela, di mana bek berusia 33 tahun itu malang melintang bersama klub-klub kasta teratas Eropa. (IG Jordi Amat)Jordi Amat punya pengalaman lebih baik ketimbang Kudela, di mana bek berusia 33 tahun itu malang melintang bersama klub-klub kasta teratas Eropa. (IG Jordi Amat)

Jika dibandingkan, kualitas kompetisi antara JDT dan Persija Jakarta saat ini terbilang timpang.

JDT rutin tampil di level tertinggi Asia, yakni AFC Champions League, dan menjadi kekuatan dominan di Liga Super Malaysia.

Dalam beberapa musim terakhir, mereka juga konsisten melangkah jauh di turnamen kontinental.

Sebaliknya, Persija belum kembali menunjukkan taring sebagai penantang serius gelar Liga 1.

Dalam dua musim terakhir, klub asal ibu kota kesulitan mempertahankan konsistensi performa dan kerap tertahan di papan tengah klasemen.

Bergabung ke liga dengan tempo permainan yang masih dikritik dari sisi intensitas dan infrastruktur berisiko mengganggu ritme kompetitif Jordi.

Padahal, bek jebolan akademi Espanyol itu mengandalkan kedisiplinan dan kecepatan membaca permainan—dua kualitas yang bisa tergerus jika tidak diasah di lingkungan kompetitif tinggi.

2. Tekanan Suporter yang Lebih Besar dan Intens

Potret Jordi Amat. (instagram.com/@jordiamat5)Potret Jordi Amat. (instagram.com/@jordiamat5)

Persija Jakarta dikenal memiliki basis suporter fanatik: The Jakmania.

Dukungan besar bisa menjadi motivasi tambahan, namun juga pisau bermata dua bagi pemain, terutama yang baru pertama kali tampil di Liga Indonesia.

Bila Jordi gagal tampil sesuai ekspektasi atau melakukan kesalahan fatal di laga penting, tekanan dari publik bisa menjadi sangat intens.

Tak seperti di Malaysia yang cenderung lebih moderat dalam menanggapi performa pemain, atmosfer sepak bola di Indonesia—terutama di klub sebesar Persija—terkenal panas dan penuh tuntutan.

Hal ini bisa menjadi tantangan mental tersendiri bagi Jordi, yang selama ini bermain di liga-liga dengan tekanan berbeda seperti La Liga dan Malaysia Super League.

3. Risiko Terpinggirkan dari Timnas Indonesia

Masuknya nama Jordi Amat dalam daftar pemain bertahan menunjukkan kepercayaan besar yang masih diberikan kepada pemain berusia 33 tahun tersebut. (IG Jordi Amat)Masuknya nama Jordi Amat dalam daftar pemain bertahan menunjukkan kepercayaan besar yang masih diberikan kepada pemain berusia 33 tahun tersebut. (IG Jordi Amat)

Inilah dampak paling krusial yang patut diperhatikan: keberlanjutan karier Jordi Amat di Timnas Indonesia bisa terancam jika ia tak menjaga level permainannya.

Fakta menunjukkan bahwa sejak paruh kedua musim 2024/2025, kondisi fisik Jordi mulai menurun.

Jika ia bergabung ke klub yang mungkin belum memiliki fasilitas medis dan pemulihan sekelas JDT, risiko cedera dan penurunan kebugaran bisa meningkat.

Lebih dari itu, persaingan di lini belakang Timnas Indonesia makin ketat.

Pelatih Patrick Kluivert tengah mengamati perkembangan pemain-pemain muda seperti Jay Idzes, Justin Hubner, hingga Mees Hilgers.

Jika Jordi tidak mampu tampil optimal secara reguler, peluangnya untuk masuk skuad utama Garuda bisa makin mengecil.

Apalagi dalam sistem permainan Kluivert yang mengandalkan pressing tinggi dan pertahanan agresif, performa fisik dan kecepatan jadi faktor vital—sesuatu yang akan diuji jika Jordi tak bisa beradaptasi dengan jadwal dan iklim Liga 1 yang padat.

Kepergian Jordi dari JDT bukan sekadar transfer biasa. Klub asal Malaysia itu melepas total 12 pemain dalam perombakan besar menjelang musim baru.

Selain Jordi, nama-nama besar lain seperti Safiq Rahim, Farizal Marlias, Jese Rodriguez, hingga Murilo Henrique juga dilepas.

"Kami mendoakan yang terbaik dalam usaha anda ke depan dan selalu dianggap sebagai anggota keluarga JDT," tulis akun resmi klub dalam pernyataan perpisahan di Instagram, Rabu (18/6/2025).

Selama membela Harimau Selatan sejak 2022, Jordi tampil solid dan turut mempersembahkan trofi Liga Super Malaysia (2x), Malaysia Cup (2x), FA Cup (2x), dan Malaysia Supercup.

Kiprahnya selama ini memang tak diragukan lagi sebagai bek berpengalaman.

Kontributor: Aditia Rizki

Editor: Arief Apriadi

Tag:  #dampak #negatif #jordi #amat #jika #gabung #persija #jakarta #krusial

KOMENTAR