Jangsan Sasmpai Salah Memperlakukan Buruh! Pahami 3 Ketentuan Memberi Upah Berdasarkan Tuntunan Rasulullah
Setiap taggal 1 Mei selalu diperingati sebgai Hari Buruh Internasional atau biasa disebut May Day. Perayaan ini diperingati atas dasar penghormatan kepada jasa para buruh.
Bicara soal buru berdasarkan kaca mata Agama Islam, May Day diperingati juga sebagai pengingat agar buruh-buruh selalu diperlakukan layaknya manusia. Penuhi segala hak-haknya sebagai bentuk mensejahterakan.
Dikutip dari akun resmi Instagram Nu Online, Kamis (2/5), berikut ketentuan pemberian upah kepada buruh sesuai dengan tuntunan dan ajaran Rasulullah SAW.
-
Bayarkan Upah Buruh Sesegera Mungkin
Jika mempekerjakan seorang buruh makan diharuskan untuk membayarkan upahnya sesegera mungkin saat mereka telah menyelesaikan pekerjaanya. Terdapat sebuah hadis yang memerintahkan untuk segera membayarkan upah pekerja sesegera mungkin.
عن عبد الله بن عمر، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أعطوا الأجير أجره، قبل أن يجف عرقه
Artinya: "Dari Abdullah bin 'Umar, Rasulullah saw bersabda, “Berikanlah upah kepada pekerja, sebelum keringatnya mengering." (HR Ibnu Majah).
Dalam hadis tersebut Rasulullah saw berpesan agar buruh atau pekerja segera diberi upah sebelum keringat mereka mengering. Artinya analogi tersebut mengharuskan siapapun untuk segera dan jangan menunda - nunda memberikan hak - hak yang harus didapatkan para buruh.
-
Jumlah Upah Wajib DiInformasikan
Nabi Muhammad Saw menganjurkan saat sebelum buruh melakukan pekerjaan alangkah baiknya besaran upah atau gaji diinformasikan kepada mereka. al itu bertujuan untuk menghindarii kesalahpahaman antara buruh dan yang mempekerjakan.
Tertulis dalam sebuah hadits lain yang diriwayatkan Abu Sa'id, Rasulullah Saw bersabda :
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ إِذَا اسْتَأْجَرْتَ أَجِيرًا فَأَعْلِمْهُ أَجْرَهُ
Artinya, "Diriwayatkan dari Abu Sa'id, beliau berkata, Jika kamu mempekerjakan orang, maka beritahukanlah upahnya." (HR An-Nasa'i).
Pada hadis tersebut Rasulullah saw menekankan pentingnya memberikan informasi tentang jumlah upah yang akan diterima oleh pekerja sebelum pekerjaan dimulai. Dimana poin pentingnya untuk terbentuknya nilai-nilai keadilan dan transparansi dalam hubungan kerja.
Sehingga antara pra buruh dan yang mempekerjakan mereka tidak kedepan tidak terjadi sebuah kesalahpahaman dan tidak ada keraguan atau ketidakpastian terkait dengan upah yang akan diterima.
-
Menunda Upah Adalah Perbuatan Zalim
Dilansir dari laman Daarut Tauhiid.id, barang siapa yang berani menunda membayarkan upah buruh maka termasuk dalam perbuatan zalim. Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah yang berbunyi.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَطْلُ الْغَنِيِّ ظُلْمٌ فَإِذَا أُتْبِعَ أَحَدُكُمْ عَلَى مَلِيٍّ فَلْيَتْبَعْ. (رواه البخاري ومسلم)
Dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Saw, bersabda: “Menunda membayar hutang (termasuk upah pekerja) bagi orang yang mampu adalah kezaliman dan apabila seorang dari kalian dialihkan kepada orang yang mampu, maka hendaknya dialihkan” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Berdasarkan hadis tersebut menjadi jelas bahwasanya perbuatan menunda memberikan upah kepada buruh sangat dimurkai oleh oleh Allah Swt dan Rasulullah Saw. Sehingga segera sempatkan memenuhi hak mereka sesegera mungkin.
Baiklah demikian yang bisa kami sampaikan mengenai ketentuan memberikan upah kepada buruh sesuai ajaran Rasulullah, semoga bermanfaat.
***
Tag: #jangsan #sasmpai #salah #memperlakukan #buruh #pahami #ketentuan #memberi #upah #berdasarkan #tuntunan #rasulullah