Cerita Qari Peserta MTQ Internasional Asal Kanada, Belajar Al Qur’an di Negara Minoritas Islam
Peserta MTQ Internasional asal Kanada Muhammad Ma'ruf Hussain mengikuti perlombaan di Jakarta (31/1). (Humas Kemenag)
22:21
31 Januari 2025

Cerita Qari Peserta MTQ Internasional Asal Kanada, Belajar Al Qur’an di Negara Minoritas Islam

–Belajar membaca Al Qur’an dengan baik dan benar atau tilawah di negara dengan penduduk Islam minoritas tentu banyak tantangan. Seperti dialami Muhammad Ma'ruf Hussain, qari peserta lomba tilawah MTQ Internasional asal Kanada.

Di sela mengikuti perlombaan di Jakarta pada Jumat (31/1), dia menceritakan pengalaman belajar membaca Al Qur’an di Toronto, Kanada. Pemuda berusia 20 tahun kelahiran Bangladesh itu mengungkapkan, tantangan sekaligus keberkahan yang dirasakan seorang hafiz di Toronto.

Ma’ruf pindah ke Kanada saat berusia sekitar 6 tahun. Meski tinggal di lingkungan baru, kecintaan pada Al Qur’an mulai tumbuh sejak usia 8 hingga 9 tahun.

Sang ayah, Syaikh Qari Muhammad Muzzammil Hussain, menjadi guru dan pembimbing utamanya dalam menghafal Al Qur’an.

”Saya awalnya tidak terlalu serius, sampai akhirnya ayah memasukkan saya ke madrasah saat kelas tiga,” ujar Muhammad Ma'ruf Hussain.

Dengan dukungan penuh dari keluarga, terutama sang ayah yang juga seorang qari, Ma’ruf berhasil menyelesaikan hafalan Al Qur’an pada usia 13 hingga 14 tahun. Ia juga mendalami bahasa Arab untuk memahami makna Al Qur’an lebih dalam.

”Ayah selalu menempatkan saya di lingkungan para syuyukh yang membahas Al-Qur’an dan Sunnah. Itu membentuk cara berpikir, berpakaian, hingga akhlak saya,” kata Muhammad Ma'ruf Hussain.

Sebagai Muslim di Kanada, Ma’ruf mengakui adanya tantangan dalam menjaga identitas keagamaan. Namun, dia menilai Kanada relatif terbuka terhadap seluruh komunitas beragama.

Interaksi dengan teman-teman non-Muslim sudah menjadi keseharian dalam hidupnya. Mereka juga mengizinkan pembangunan masjid dan kegiatan menghafal Al Qur’an. Kemudahan itu merupakan peluang besar bagi mereka untuk berdakwah.

Ma’ruf juga mengungkapkan pengaruh teknologi terhadap generasi muda. Fenomena yang tidak hanya terjadi di negara-negara Barat. Tetapi juga di negara-negara Muslim. Namun, dia percaya bahwa ketahanan spiritual dapat dibangun melalui komunitas yang kuat.

”Di Kanada, ada ulama dan majelis ilmu yang membantu membentengi Muslim dari pengaruh negatif,” tambah Muhammad Ma'ruf Hussain.

Sebagai peserta MTQ Internasional ke-4 di Jakarta, Ma’ruf mengaku kagum dengan Indonesia yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia dan komitmen kuat dalam memajukan seni tilawah.

”Kompetisi ini luar biasa. Saya menunggu setahun untuk tahap seleksi hingga akhirnya bisa tiba di sini,” ujar Muhammad Ma'ruf Hussain.

Sebelumnya pada Rabu (29/1), Menteri Agama Nasaruddin Umar secara resmi membuka MTQ Internasional ke-4. Kompetisi bergengsi itu, diikuti 60 peserta delegasi dari 38 negara. Terdapat dua cabang lomba utama yang dipertandingkan. Yaitu Tilawah dan Tahfiz Al Qur’an.

Editor: Latu Ratri Mubyarsah

Tag:  #cerita #qari #peserta #internasional #asal #kanada #belajar #quran #negara #minoritas #islam

KOMENTAR