Bantah Ada Pengeroyokan, Anak Bos Rental: Anggota TNI AL Sudah Todongkan Senjata sejak di Pandeglang
Rizky mengungkapkan ada tujuh orang yang mengejar mobil Honda Brio milik ayahnya, Ilyas Abdurrahman pada Rabu (1/1/2025) lalu.
Sehingga, dia membantah bahwa ada 15 orang yang melakukan pengeroyokan terhadap anggota TNI AL tersebut.
Rizky menganggap pernyataan Denih telah menggiring opini publik terkait kasus penembakan yang dialami ayahnya hingga tewas.
"Pada saat kita melakukan pengejaran, anggota tim sekaligus karyawan, berangkat tujuh orang. Jadi, saya ini sekaligus menegaskan bahwa pengeroyokan itu sangat salah besar dan sangat menggiring opini publik sekali oleh masyarakat," katanya dikutip dari YouTube tvOne, Selasa (7/1/2025).
"Lalu, yang terjadi di rest area KM 45, itu terjadi pengeroyokan. Itu sangat salah besar sekali. Padahal di rest area itu, kita hanya beranggotakan tujuh orang, bukan 15 orang," sambung Rizky.
Rizky juga mengkritik Denih yang tidak menjelaskan peristiwa sebelum penembakan terjadi.
Dia mengatakan saat masih berada di kawasan Kecamatan Saketi, Pandeglang, Banten, anggota TNI AL yaitu Serka AA disebut telah menodongkan pistol terlebih dahulu saat pengejaran.
"Ada beberapa poin yang tidak dijelaskan oleh Bapak Pangkoarmada tersebut, saat konpers kemarin, tragedi Saketi itu tidak disampaikan saat konferensi pers."
"Padahal, di tragedi Saketi itu, Saudara AA sudah menodongkan pistol terlebih dahulu kepada kami," jelasnya.
Rizky juga mengkritik Denih yang tidak menjelaskan saat Serka AA menodongkan senjata ke arah ayahnya ketika ditanyai asal muasal dari mobil Honda Brio.
Padahal, sambungnya, jika Serka AA merasa mobil tersebut dibeli dengan prosedur yang benar, maka tidak perlu sampai menodongkan pistol ke arah Ilyas.
"Dan ketika menyergap di Saketi, ayah saya menanyakan 'dapat mobil darimana ini', malah (Serka AA) langsung menodongkan senjata."
"Harusnya kalau dia memang beli dengan cara benar, lalu mengapa dia langsung melarikan diri dan kabur. Harusnya, ia ke polsek atau polres terdekat," jelas Rizky.
Menurutnya, adanya peristiwa penembakan di rest area KM 45 karena bermula dari kejadian penodongan pistol oleh Serka AA di Kecamatan Saketi.
Lebih lanjut, Rizky turut mempertanyakan janji TNI AL yang bakal transparan dalam mengungkap kasus penembakan yang menewaskan ayahnya tersebut.
Namun, menurutnya, hal itu belum dilakukan TNI AL karena tidak diperlihatkannya tiga anggota yang diduga terlibat dalam kasus tersebut saat konferensi pers di Markas Koamarda, Jakarta Pusat, pada Senin (6/1/2025) kemarin.
"Kemarin, sangat bertentangan dengan statemen pimpinan TNI bahwa akan transparan dan terbuka. Ternyata para pelaku pun belum dipublikasikan para pelaku tersebut," pungkasnya.
TNI AL Sebut Ada Pengeroyokan oleh 15 Orang, Penembakan Upaya Bela Diri
Sebelumnya, Pangkoarmada RI Laksdya Denih Hendrata, menuturkan sebelum penembakan terjadi, ada 15 orang yang mengeroyok anggota TNI AL tersebut.
Dia mengatakan anggota TNI AL yang melakukan penembakan adalah Kelasi Kepala (KLK) BA.
"Bahwa tiga anggota yang pada saat itu berada di Pangkalan Dayung yaitu Sertu AA, Sertu RH, dan Kelasi Kepala (KLK) BA di mana mereka mengalami pengeroyokan oleh sekitar 15 orang tak dikenal di Rest Area Km 45 Tol Merak Tangerang," katanya dalam konferensi pers, Senin kemarin.
Menurutnya, karena hendak dikeroyok, KLK BA melakukan penembakan hingga membuat Ilyas tewas.
"Insiden berpangkal dari permasalahan pokok yaitu pembelian mobil dalam insiden tersebut diakui bahwa salah satu anggota melakukan tindakan penembakan," jelasnya.
"Setelah diketahui kemudian mengakibatkan korban, satu orang meninggal dunia dan satu orang luka-luka," sambung Denih.
Denih menuturkan anak buahnya sampai menembak Ilyas karena sebagai upaya membela diri.
Anggota TNI AL Disebut Sempat Tolak Beli Mobil meski Sudah DP Rp40 Juta
Konferensi pers penembakan bos rental mobil di Rest Area KM 45 Tol Merak-Tangerang, Senin (6/1/2025). Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Penolakan Pendampingan Berujung Bos Rental Ditembak, Kapolda Sebut Kesalahan Anggota Piket Polsek, https://jakarta.tribunnews.com/2025/01/06/penolakan-pendampingan-berujung-bos-rental-ditembak-kapolda-sebut-kesalahan-anggota-piket-polsek. (Tribunjakarta.com/ kompas TV)Denih juga mengatakan anggotanya sempat menolak untuk membeli mobil yang merupakan milik bos rental, Ilyas Abdurrahman dan ternyata dicuri oleh penyewa bernama Ajat Supriatna (AS).
Mulanya, Denih membantah bahwa anggota TNI AL yang terlibat adalah penadah mobil curian.
"Justru saya gelar konferensi pers ini supaya semua tahu bahwa kejadian yang sebenarnya seperti apa. Dan informasi awal yang saya terima itu, pengakuan langsung dari tiga anggota ini, kita melihatnya murni sebagai pembeli," kata Denih.
Denih lalu mengungkapkan, menurut pengakuan dari salah satu anggota TNI AL, bahwa mobil milik Ilyas itu dihargai oleh Ajat sebesar Rp135 juta.
Adapun, sambungnya, mobil itu dijual secara online. Lalu, kata Denih, anggota TNI AL yang ingin membeli tersebut sudah mengirim down payment (DP) sebesar Rp40 juta.
"Tadi kan disebutkan oleh Bapak Kapolda (Banten) dibeli dengan 40 juta (rupiah). Dan itu kan mobil diambil tanpa surat."
"Dan itu ada perjanjian dan akan didalami oleh Danpuspomal. Yang sebetulnya harga itu belum selesai, tadi kan bukti transfer DP Rp40 juta. Dan itu, ada di dalam pembelian itu kan dari online seharga Rp135 juta," tuturnya.
Namun, Denih menuturkan anggota TNI AL yang melakukan pembelian tersebut akhirnya sempat menolak untuk membeli mobil tersebut.
Pasalnya, mobil yang dijual tidak dilengkapi dokumen atau surat kepemilikan.
"Dan karena si penjual itu tidak bisa memberikan surat STNK dan BPKB, dan sebenarnya itu sudah mau di-cancel. Tapi karena bujuk rayu juga, akhirnya tetap dibawa," jelasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Bos Rental Tewas Ditembak
Tag: #bantah #pengeroyokan #anak #rental #anggota #sudah #todongkan #senjata #sejak #pandeglang