Penasaran Kenapa Ada Dua Kali Adzan Saat Salat Jumat, Sekjen IIFA Sampaikan Sejarah dan Tujuannya
Sekretaris Jenderal The International Islamic Fiqh Academy Prof. Koutoub Moustapha Sano di pembukaan Sharia International Forum 2024 (20/11).(Humas Kemenag)
09:32
21 November 2024

Penasaran Kenapa Ada Dua Kali Adzan Saat Salat Jumat, Sekjen IIFA Sampaikan Sejarah dan Tujuannya

Sekretaris Jenderal The International Islamic Fiqh Academy (IIFA) Prof. Koutoub Moustapha Sano menyampaikan implementasi syariat Islam harus membawa kemaslahatan untuk umat. Dia mencontohkan adanya dua kali adzan saat pelaksanaan salat jumat. Berikut ini sejarahnya sampai ada dua kali adzan saat salat Jumat.

Prof. Sano mengisahkan adanya dua kali adzan saat salat Jumat terjadi pada masa Utsman bin Affan. Saat sahabat Utsman bin Affan menyadari bahwa orang-orang kerap terlambat dalam melaksanakan ibadah salat Jumat. Setelah ditelusuri, penyebabnya karena umat sedang menyelesaikan urusannya.

Oleh karena itu, dengan berlandaskan kemaslahatan, Sayyidina Utsman memberlakukan kebijakan dua adzan pada waktu shalat Jumat. Prof. Sano mengatakan adzan pertama sebagai penanda umat muslim untuk segera menyelesaikan urusannya dan beranjak ke masjid. Sementara Adzan kedua mengharuskan orang-orang langsung meninggalkan urusannya untuk mendirikan shalat Jumat.

Dari contoh itu, Prof. Sano menekankan bahwa maslahah atau kemaslahatan merupakan dasar dari segala hal yang terkait dengan kepentingan manusia. Syariat Islam juga terbentuk dari kemaslahatan sebagai fondasinya.

"Ini menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa ketika kita menangani sesuatu kita harus memastikan keputusan ini akan membawa kemaslahatan," ujar Prof. Sano dalam pembukaan Sharia International Forum 2024 di Jakarta pada Rabu (20/11) malam.

Dalam forum itu, dia mengapresiasi ulama Indonesia dalam inisiatif merekontekstualisasi prinsip syariah sesuai dengan kehidupan masyarakat modern. "Saya merasa Indonesia juga punya ribuan ulama yang mumpuni untuk berkontribusi bersama dalam persoalan ini," ujarnya.

Prof. Sano juga menyampaikan apresiasi IIFA atas inisiasi Indonesia melalui Kemenag dalam menghadirkan forum untuk mendiskusikan isu global secara bersama-sama dengan perspektif syariat Islam.

"IIFA adalah sebuah institusi ijtihad kolektif yang berarti tidak ada ruang untuk melakukan ijtihad individualis untuk isu-isu yang berkaitan dengan kepentingan publik," paparnya.

Prof. Sano juga mengimbau kepada seluruh umat muslim untuk meninggalkan ijtihad secara individu, jika permasalahan yang diijtihadkan berkaitan dengan kepentingan orang banyak. Ia berpesan agar Indonesia dapat menjadi model dalam menyelenggarakan diskusi-diskusi rekontekstualisasi penerapan prinsip syariat bagi kepentingan masyarakat modern.

"Indonesia harus terus memainkan perannya dalam inisiasi-inisiasi semacam ini karena memiliki akademisi yang memenuhi syarat untuk berkontribusi dalam menyusun yurisprudensi Islam," pungkasnya. 

Editor: Mohamad Nur Asikin

Tag:  #penasaran #kenapa #kali #adzan #saat #salat #jumat #sekjen #iifa #sampaikan #sejarah #tujuannya

KOMENTAR