Persebaya Surabaya: Dari Kualitas Menyerang ke Strategi Bertahan, Apa yang Terjadi?
Persebaya Surabaya mendapatkan pembelajaran berharga setelah dikalahkan Persib Bandung 0-2. (Instagram Persebaya)
14:24
19 Oktober 2024

Persebaya Surabaya: Dari Kualitas Menyerang ke Strategi Bertahan, Apa yang Terjadi?

 

 — Di Liga 1 Indonesia 2024/2025, Persebaya Surabaya dikenal memiliki kualitas menyerang yang mumpuni. Namun, di bawah asuhan Paul Munster, Green Force justru lebih sering tampil dengan gaya bertahan dan mengandalkan serangan balik cepat.

Kekalahan 2-0 dari Persib Bandung pada pekan kedelapan Liga 1 2024/2025 munculkan pertanyaan di kalangan Bonek. Mengapa tim yang punya potensi besar dalam menyerang malah memilih pendekatan bertahan?

Paul Munster sebenarnya tidak sepenuhnya menerapkan strategi bertahan sepanjang musim ini. Data menunjukkan dalam beberapa pertandingan, Persebaya Surabaya justru lebih dominan dalam penguasaan bola, seperti saat menghadapi PSS Sleman dan Barito Putera.

Namun, dalam beberapa laga lainnya, seperti melawan Persita Tangerang dan PSBS Biak, Persebaya Surabaya terlihat lebih banyak bertahan dan mengandalkan serangan balik. Keputusan ini mungkin diambil Munster berdasarkan karakteristik lawan yang dihadapi.

Saat menghadapi Persib Bandung di pekan kedelapan Liga 1, Persebaya Surabaya memulai pertandingan dengan cukup defensif. Bahkan, ketika tertinggal 1-0, Munster tetap mempertahankan struktur pertahanannya sebelum akhirnya kebobolan gol kedua pada menit ke-71.

Pilihan taktik ini mungkin dipengaruhi oleh strategi Paul Munster yang adaptif. Dia cenderung menyesuaikan pendekatannya tergantung pada kekuatan lawan, terutama saat melawan tim yang memiliki penguasaan bola lebih dominan.

Namun, bukan berarti Persebaya Surabaya tidak mampu bermain menyerang. Dalam beberapa kesempatan, mereka mampu menciptakan peluang berbahaya, seperti yang terjadi di babak kedua melawan Persib, di mana Flavio Silva memiliki beberapa peluang emas yang sayangnya gagal dikonversi menjadi gol menit ke-10.

Di sisi lain, statistik menunjukkan Persebaya Surabaya sering kesulitan memaksimalkan peluang yang mereka ciptakan. Meski mampu menciptakan banyak peluang, konversi peluang menjadi gol tampaknya menjadi PR besar bagi Munster.

Hal ini terlihat dalam data expected goals (xG) mereka yang cukup tinggi di beberapa laga, namun realisasinya tidak selalu berbanding lurus dengan jumlah gol yang tercipta. Seperti saat melawan Barito Putera, Persebaya Surabaya memiliki xG sebesar 3.51, namun hanya mampu mencetak dua gol.

Fakta ini mengindikasikan Paul Munster harus segera menemukan solusi untuk meningkatkan efektivitas timnya dalam mengeksekusi peluang. Kegagalan memaksimalkan peluang ini yang bisa menjadi alasan mengapa Munster memilih untuk lebih fokus pada pertahanan yang solid.

Selain itu, data penguasaan bola juga menunjukkan Persebaya Surabaya tidak selalu kalah dalam hal dominasi permainan. Dalam beberapa pertandingan, seperti melawan Malut United dan Persis Solo, mereka mencatatkan penguasaan bola yang lebih tinggi.

Namun, meski menguasai bola lebih banyak, Persebaya Surabaya sering kali kesulitan memecahkan pertahanan lawan dan mencetak gol. Pola ini memperlihatkan penguasaan bola saja tidak cukup, terutama jika tidak diiringi dengan eksekusi yang efektif.

Kembali ke pertandingan melawan Persib, meskipun penguasaan bola relatif berimbang, Persebaya Surabaya kesulitan menciptakan peluang berbahaya di babak pertama. Sementara itu, Persib berhasil memanfaatkan celah di lini pertahanan Green Force untuk mencetak dua gol.

Strategi bertahan yang diterapkan Munster mungkin juga berkaitan dengan karakter pemain yang dimiliki Persebaya Surabaya saat ini. Beberapa pemain kunci di lini serang, seperti Bruno Moreira dan Flavio Silva, memang memiliki kemampuan menyerang, namun sering kali kesulitan mengonversi peluang menjadi gol.

Sementara itu, lini pertahanan Persebaya Surabaya yang digalang oleh Slavko Damjanovic telah menunjukkan performa solid sepanjang musim ini. Mungkin inilah yang membuat Munster lebih memilih untuk memperkuat pertahanan dan memanfaatkan serangan balik cepat dalam menghadapi lawan-lawan tangguh.

Namun, gaya bertahan ini tidak sepenuhnya buruk bagi Persebaya Surabaya. Mereka mampu mencatatkan beberapa kemenangan penting dengan strategi tersebut, termasuk kemenangan 1-0 melawan Persita Tangerang dan PSBS Biak.

Pada laga-laga itu, meskipun penguasaan bola lebih rendah, Persebaya Surabaya mampu mencetak gol melalui serangan balik yang efektif. Ini menunjukkan Munster telah merancang taktik yang fleksibel dan adaptif sesuai kebutuhan.

Meski begitu, dengan potensi menyerang yang dimiliki Persebaya Surabaya, para pendukung tentu berharap tim ini bisa bermain lebih agresif. Mereka ingin melihat tim kebanggaan mereka tampil lebih menyerang dan mencetak gol lebih banyak, daripada terlalu fokus pada bertahan.

Tantangan bagi Paul Munster saat ini adalah menemukan keseimbangan yang tepat antara pertahanan yang solid dan serangan yang tajam. Jika ia mampu memaksimalkan potensi menyerang timnya, Persebaya Surabaya bisa menjadi salah satu tim yang paling menakutkan di Liga 1.

Namun, jika pendekatan bertahan terus dipertahankan tanpa ada perbaikan di lini serang, Persebaya Surabaya bisa kesulitan bersaing di papan atas. Terutama jika lawan-lawan mulai menemukan cara untuk menembus pertahanan mereka.

Kekalahan dari Persib Bandung menjadi momen penting bagi Munster untuk mengevaluasi taktiknya. Apakah ia akan tetap bertahan dengan gaya permainan defensif, atau mulai mengambil pendekatan yang lebih menyerang untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki timnya?

Bagi para Bonek, tentu saja mereka ingin melihat Persebaya Surabaya tampil lebih berani dan dominan di setiap pertandingan. Mereka ingin timnya tidak hanya solid di belakang, tapi juga tajam di depan.

Dengan kualitas pemain seperti Bruno Moreira, Flavio Silva, dan Mohammed Rashid, Persebaya Surabaya punya potensi besar untuk bermain lebih agresif. Namun, semua itu akan kembali pada keputusan Paul Munster dalam merancang strategi di sisa musim ini.

Pada akhirnya, sepak bola adalah soal hasil. Jika Paul Munster mampu membawa Persebaya Surabaya meraih kemenangan meski dengan gaya bertahan, mungkin tidak banyak yang akan mempertanyakan keputusannya.

Namun, jika hasil tidak sesuai harapan, Munster mungkin harus mulai berpikir untuk mengubah pendekatannya. Sebab, di Liga 1 yang kompetitif, hanya tim yang mampu tampil seimbang dalam bertahan dan menyerang yang bisa meraih sukses.

Sekarang, tinggal menunggu apakah Munster akan melakukan perubahan signifikan setelah kekalahan dari Persib, atau tetap percaya dengan strategi bertahannya. Yang jelas, Persebaya Surabaya punya kualitas untuk bermain menyerang dan memenangkan pertandingan dengan lebih meyakinkan.

Editor: Edi Yulianto

Tag:  #persebaya #surabaya #dari #kualitas #menyerang #strategi #bertahan #yang #terjadi

KOMENTAR