BMKG: Puncak Musim Hujan Dimulai November, Suhu Masih Panas hingga 37 Derajat Celsius
Ilustrasi musim hujan. [Suara.com/Alfian Winanto]
12:08
3 November 2025

BMKG: Puncak Musim Hujan Dimulai November, Suhu Masih Panas hingga 37 Derajat Celsius

Baca 10 detik
  • BMKG memprediksi puncak musim hujan terjadi antara November 2025 hingga Februari 2026, dengan curah hujan tinggi di berbagai wilayah Indonesia.
  • Namun, suhu maksimum harian di sejumlah daerah masih mencapai 37 derajat Celsius akibat kondisi atmosfer yang belum stabil.
  • BMKG mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi hujan lebat, angin kencang, dan siklon tropis yang dapat terjadi dalam beberapa pekan ke depan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk bersiap menghadapi puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung mulai November 2025 hingga Februari 2026. Meski curah hujan mulai meningkat di banyak wilayah, suhu udara maksimum harian di sejumlah daerah Indonesia masih terpantau tinggi, mencapai hingga 37 derajat Celsius.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, hujan kini mulai meluas dari wilayah barat menuju timur Indonesia dan akan terus meningkat intensitasnya dalam beberapa pekan mendatang. 

Namun, kondisi atmosfer yang belum stabil membuat suhu udara di beberapa wilayah tetap panas dan berpotensi memicu cuaca ekstrem.

"Suhu maksimum harian masih cukup tinggi di sejumlah wilayah Indonesia, mencapai 37 derajat Celsius di Riau dan lebih dari 36 derajat Celsius di beberapa wilayah Sumatera dan Nusa Tenggara. Kondisi atmosfer yang belum stabil ini membuat potensi cuaca ekstrem dapat muncul sewaktu-waktu," jelas Dwikorita dalam keterangannya, Senin (3/10/2025).

BMKG mencatat sebanyak 43,8 persen wilayah Indonesia atau setara 306 Zona Musim (ZOM) telah memasuki musim hujan hingga akhir Oktober. Kondisi ini disertai meningkatnya potensi hujan lebat, angin kencang, dan petir di berbagai daerah. 

Selama periode 26 Oktober - 1 November, BMKG mencatat adanya 45 kejadian cuaca ekstrem telah dilaporkan, menyebabkan banjir, tanah longsor, dan kerusakan bangunan.

Dwikorita menjelaskan, dinamika atmosfer saat ini dipengaruhi oleh aktivitas MJO (Madden-Julian Oscillation), gelombang Rossby dan Kelvin, serta anomali suhu muka laut positif di perairan Indonesia. Kombinasi faktor ini memperkuat pembentukan awan hujan namun juga menjaga suhu permukaan tetap panas.

Analisis BMKG, curah hujan tinggi hingga sangat tinggi dengan kisaran di atas 150 milimeter per dasarian berpotensi terjadi di sejumlah wilayah, antara lain Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua Tengah.

“Kombinasi faktor ini menyebabkan potensi hujan lebat dan badai meningkat di banyak wilayah. Oleh karena itu, masyarakat perlu terus memantau informasi peringatan dini dari BMKG,” pesan Dwikorita.

Selain itu, BMKG mengonfirmasi indikasi awal fenomena La Niña lemah berdasarkan pendinginan suhu muka laut di Samudra Pasifik tengah dan timur, masing-masing sebesar -0,54°C pada September dan -0,61°C pada Oktober. Meski begitu, fenomena ini tidak akan berdampak signifikan terhadap curah hujan di Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita juga memperingatkan meningkatnya potensi siklon tropis selatan yang dapat membawa hujan ekstrem dan angin kencang di wilayah pesisir selatan Jawa hingga Nusa Tenggara. 

Ia menambahkan bahwa pada November ini, periode siklon tropis di wilayah selatan Indonesia mulai aktif, sehingga masyarakat perlu mewaspadai potensi terbentuknya sistem tekanan rendah di sekitar Samudra Hindia yang dapat berkembang menjadi siklon tropis.

Editor: Vania Rossa

Tag:  #bmkg #puncak #musim #hujan #dimulai #november #suhu #masih #panas #hingga #derajat #celsius

KOMENTAR