Imane Khelif Ramai Diduga Transgender Usai Kemenangan 46 Detik, Ketahui Fakta Sebenarnya
Imane Khelif. (Instagram/@imane_khelif_10)
14:57
2 Agustus 2024

Imane Khelif Ramai Diduga Transgender Usai Kemenangan 46 Detik, Ketahui Fakta Sebenarnya

Atlet tinju asal Aljazair, Imane Khelif baru-baru ini tengah menjadi sorotan dunia. Tepatnya usai mengalahkan lawannya, Angela Carini dari Italia dalam pertandingan kelas welter babak 16 besar di Olimpiade Paris 2024

Khelif hanya membutuhkan waktu 46 detik untuk mecatatatkan kemenangan, pasalnya Carini memutuskan mundur setelah mendapat pukulan keras di hidungnya. Kemenangan cepat petinju Aljazair ini kemudian memicu perdebatan mengenai kelayakannya berkompetisi di kategori wanita.

Sebab sebelumnya pada Kejuaraan Dunia Tinju 2023 yang berada di bawah naungan International Boxing Association (IBA), Khelif dilarang tampil dalam partai final lantaran memiliki kromosom XY atau molekul DNA yang biasanya ada pada pria. 

Media sosial pun menjadi ramai dan banyak yang mengira Khelif merupakan transgender. Terlebih melihat dari kondisi fisik dan kekuatan sang atlet. Namun, benarkah hal tersebut?

Baca Juga: Kontroversi Olimpiade Paris: Atlet Transgender Ikuti Tinju Putri, Lawan Auto Babak-belur!

Imane Khelif. (Instagram/@imane_khelif_10)Imane Khelif. (Instagram/@imane_khelif_10)

Apakah Imane Khelif Transgender?

Khelif pernah didiskualifikasi dari Kejuaraan Tinju Dunia Asosiasi Tinju Internasional 2023 (IBA) usai gagal memenuhi syarat kelayakan untuk kompetisi wanita. Pihak asosiasi menngungkapnya dalam sebuah pernyataan.

IBA menyatakan, Khelif tidak menjalani uji testosteron dan malah melakukan tes terpisah yang hasilnya menunjukkan jika dirinya mungkin seorang transgender. Dalam tes tersebut, diketahui ia memiliki kromosom XY.

Kondisi Khelif ini cukup unik karena ia lahir berjenis kelamin perempuan, namun memiliki kromosom XY yang biasanya ada pada pria. Tapi perlu dicatat bahwa kehadiran kromosom XY saja tidak cukup untuk mendefinisikan seseorang sebagai laki-laki, sebab karakteristik seksual primer dan sekundernya juga harus diperhatikan.

Dikatakan oleh Superior Institute of Health (ISS), karakteristik seksual primer mencakup gonad, tempat sel reproduksi, serta hormon seks diproduksi. Sementara karakteristik seksual sekunder mengarah pada fisik.

Baca Juga: Keren Bak Aktor Laga, Aksi Kim Ye-ji Atlet Tembak Korsel Bikin Netizen Terpana

Sebut saja timbre suara, massa otot, distribusi rambut, hingga perkembangan payudara. Jika karakteristik seks tidak sesuai dengan pengertian umum disebut dengan perbedaan jenis kelamin perkembangan (DSD).

Selain itu, bisa disebut variasi karakteristik jenis kelamin (VSC) yang umumnya juga dikenal sebagai "interseksualitas". Sebanyak 1,7% orang dapat memiliki variasi tersebut, dengan sindrom insensitivitas androgen (AIS).

AIS sendiri disebabkan oleh mutasi genetik yang memengaruhi reseptor androgen sehingga virilisasi berkurang. Peningkatan kadar testosteron pada atlet wanita berpotensi memiliki keuntungan dari segi fisik.

Namun, seorang wanita juga dapat mengalami testosteron tinggi yang kondisinya disebut sebagai hiperandrogenisme. Hal ini bisa disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik hingga hiperplasia adrenal kongenital.

Dari sana, dapat disimpulkan bahwa Imane Khelif bukanlah seorang transgender. Dalam hal ini, Komite Olimpiade Internasional (IOC) sudah meninjau lebih lanjut dan menegaskan bahwa Imane Khelif layak untuk berkompetisi di kategori wanita pada Olimpiade Paris 2024.

Keputusan itu didasarkan pada peraturan dan pedoman IOC yang bertujuan memastikan kompetisi berjalan adil dengan tetap menghormati seluruh atlet. 

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

Editor: Yasinta Rahmawati

Tag:  #imane #khelif #ramai #diduga #transgender #usai #kemenangan #detik #ketahui #fakta #sebenarnya

KOMENTAR