



Menurut Psikologi, Orang yang Mudah Tertipu Berita Palsu Biasanya Menunjukkan 9 Perilaku Ini
Berita palsu seperti “Pemimpin Dunia Ditangkap Karena Korupsi” atau “Alien Ditemukan di Bumi” sering muncul di media sosial dan menarik perhatian banyak orang. Meski terdengar mustahil, tak sedikit yang percaya dan bahkan menyebarkannya.
Psikologi menunjukkan bahwa ada beberapa kebiasaan yang membuat seseorang lebih rentan mempercayai berita hoaks. Dari terlalu bergantung pada media sosial hingga mengabaikan pengecekan fakta, kebiasaan ini membuka jalan bagi penyebaran informasi palsu.
Dilansir dari kanal laman Small Business Bonfire, Jumat (06/12), berikut adalah 9 kebiasaan yang sering dimiliki oleh orang-orang yang mudah terjebak berita hoaks:
1. Terlalu Bergantung pada Media Sosial untuk Berita
Media sosial memudahkan akses berita, tetapi juga menjadi tempat berkembangnya hoaks. Algoritma media sosial cenderung menciptakan "echo chamber" yang memperkuat keyakinan seseorang tanpa menghadirkan sudut pandang yang berbeda. Akibatnya, pengguna yang hanya mengandalkan media sosial untuk berita lebih mudah tertipu informasi palsu.
2. Mengabaikan Sumber Informasi
Banyak orang langsung membagikan berita tanpa memeriksa sumbernya. Berita yang terlihat meyakinkan sering kali berasal dari situs yang tidak kredibel atau bahkan dikenal sebagai penyebar hoaks. Kebiasaan ini memperparah penyebaran berita palsu.
3. Kurangnya Kemampuan Berpikir Kritis
Berpikir kritis melibatkan analisis dan evaluasi informasi secara objektif. Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang memiliki kemampuan berpikir kritis lebih kecil kemungkinannya tertipu hoaks. Tanpa kemampuan ini, seseorang cenderung menerima informasi tanpa mempertanyakannya.
4. Kecenderungan pada Confirmation Bias
Orang lebih cenderung mempercayai berita yang sesuai dengan keyakinan atau pandangan mereka, bahkan jika faktanya meragukan. Fenomena ini disebut confirmation bias. Kebiasaan ini dapat membuat seseorang menolak fakta yang berlawanan dengan keyakinannya.
5. Takut Ketinggalan Informasi (FOMO)
Ketakutan akan ketinggalan berita sering membuat seseorang terburu-buru membagikan informasi tanpa memeriksa kebenarannya. Dalam upaya "tetap terhubung," mereka justru menjadi perantara penyebaran hoaks.
6. Terlalu Terbawa Emosi
Berita yang menggugah emosi, seperti cerita sedih atau mengejutkan, sering membuat orang lupa berpikir rasional. Mereka langsung percaya tanpa memverifikasi, hanya karena cerita tersebut menyentuh hati atau memicu amarah.
7. Rentan pada Judul Sensasional (Clickbait)
Judul-judul menarik dan sensasional dirancang untuk memicu rasa penasaran, tetapi sering kali berita di baliknya tidak sesuai dengan fakta. Ketertarikan pada clickbait membuat seseorang lebih mudah termakan hoaks.
8. Terlalu Percaya Diri Bisa Mengenali Hoaks
Banyak yang merasa dirinya kebal terhadap hoaks, tetapi justru keyakinan ini membuat mereka berhenti mempertanyakan dan memverifikasi informasi. Rasa percaya diri berlebih bisa menjadi celah bagi hoaks untuk masuk.
9. Mengabaikan Pengecekan Fakta
Mengecek fakta memang membutuhkan waktu, tetapi kebiasaan ini sangat penting. Mengandalkan informasi dari sumber terpercaya dan melakukan verifikasi dapat membantu mencegah penyebaran berita palsu.
***
Tag: #menurut #psikologi #orang #yang #mudah #tertipu #berita #palsu #biasanya #menunjukkan #perilaku