Ketahui Beberapa Alasan yang Mendasari Seseorang Ragu untuk Meninggalkan Hubungan Toxic
Ketika seseorang menjalani sebuah hubungan yang toxic, itu tidak hanya membuat mereka stres, tetapi juga mengakibatkan kelelahan fisik maupun mental. Mereka akan menjalani hari-hari dengan perasaan yang tidak aman dan menantang.
Namun, meninggalkan hubungan yang toxic atau beracun adalah proses yang sangat rumit karena bukan hanya fisik yang terlibat di dalamnya, tetapi juga berbagai keterikatan emosional ikut terlibat.
Jadi, perlunya banyak dukungan emosional dari orang-orang terkasih dan orang-orang disekitar mereka. Dukungan ini bisa berupa dorongan emosional atau memberikan pemahaman yang mampu menyadarkan mereka untuk membuat keputusan.
Dilansir dari Times of India, Arouba Kabir, seorang ahli Kesehatan Mental dan Emosional mengungkapkan beberapa alasan mengapa orang tidak mudah meninggalkan hubungan yang toxic.
- Kurang harga diri dan selalu bergantung
Orang-orang yang bertahan dalam hubungan yang toxic cenderung memiliki harga diri yang rendah sejak awal atau seiring berjalannya waktu. Hal ini karena kekerasan dapat mengikis harga diri seseorang dan membuat mereka merasa tidak mampu bertahan hidup secara mandiri.
Mereka mungkin memendam hal-hal negatif yang mereka alami dalam diri atau ingatan mereka, sehingga mengarah pada rasa tidak berdaya atau pasrah dengan keadaan. Ini membuat mereka takut untuk memutuskan sebuah hubungan yang toxic.
- Tekanan sosial dan budaya
Harapan masyarakat, kepercayaan agama, dan norma budaya seringkali membuat seseorang tidak ingin meninggalkan hubungan, terutama dalam status pernikahan, meskipun hubungan tersebut toxic.
Mereka mungkin takut dihakimi, dipermalukan, atau dikucilkan dari keluarga atau komunitas mereka jika meninggalkan hubungan tersebut, terutama jika mereka memiliki anak. Mereka juga tidak ingin dipandang gagal dalam menjalin hubungan oleh orang lain.
- Trauma bonding
Perilaku kasar atau dingin sudah umum terjadi dalam hubungan yang toxic. Hubungan toxic ini akan penuh dengan kekerasan yang tidak berlangsung hanya 24/7, karena adanya siklus kekerasan dan kasih sayang.
Kondisi ini juga selalu menunjukkan kebaikan dan penyesalan pelaku secara berkala, sehingga sulit untuk meninggalkannya. Penguatan yang terputus-putus ini memperkuat keterikatan emosional dengan pelaku kekerasan, sehingga korban sulit melepaskan diri.
- Harapan akan perubahan
Orang yang bertahan dalam hubungan toxic memiliki harapan dalam berpegang teguh pada perubahan atau hubungan yang membaik dengan pasangan. Terutama jika pelaku kekerasan meminta maaf, berjanji untuk menjadi lebih baik, atau menunjukkan penyesalan.
Siklus kekerasan dan rekonsiliasi dalam hubungan ini dapat menciptakan keterikatan yang sulit untuk dilepaskan. Hal ini membuat korban terus berharap bahwa akan ada perubahan dalam diri atau hubungan yang lebih baik di kemudian hari.
- Takut akan pembalasan
Dalam banyak hubungan yang penuh dengan kekerasan, ada ketakutan yang nyata akan pembalasan jika orang tersebut mencoba untuk pergi atau memutuskan hubungan secara sepihak.
Penolakan bisa jadi sulit dan pelaku kekerasan mungkin mengancam akan menyakiti korban, diri mereka sendiri, anak-anak, atau orang terdekat mereka. Hal ini membuat mereka merasa bahwa bertahan jauh lebih aman daripada pergi dari hubungan toxic.
Dengan memahami alasan-alasan ini tentu dapat memberikan dukungan yang lebih baik bagi individu yang berjuang untuk membuat keputusan ini, karena keputusan ini tidak mudah untuk dibuat, tetapi perlu mempertimbangkan banyak hal dan bijak dalam menghadapi situasi sulit.
***
Tag: #ketahui #beberapa #alasan #yang #mendasari #seseorang #ragu #untuk #meninggalkan #hubungan #toxic