Kenali 8 Kebiasaan Sehari-hari Orang yang Tetap Tajam Kognitifnya Meski Sudah Masuk Usia Senja Menurut Psikologi
- Kepintaran atau kecerdasan manusia tidak terhalang dari usia, bahkan banyak dari mereka yang sudah masuk usia senja tapi kognitifnya tetap tajam.
Mengutip dari laman Halodoc, kemampuan kognitif merupakan bentuk perkembangan yang mengacu pada kemampuan untuk memperoleh makna pengetahuan dari pengalaman dan informasi yang didapat.
Seperti yang kita tahu bahwa orang yang sudah masuk usia senja biasanya mengalami penurunan kemampuan kognitif dan terlihat sedikit lambat dalam menangkap sebuah informasi, tapi ternyata hal tersebut tergantung kita merawatnya.
Melansir dari laman Ge Editing pada (23/10) kenali 8 kebiasaan sehari-hari orang yang tetap tajam kognitifnya meski sudah masuk usia senja menurut psikologi :
1. Latihan Mental Secara Teratur
Sama seperti kita pergi ke gym untuk menjaga kebugaran fisik, otak juga membutuhkan latihan. Kamu mungkin memperhatikan bahwa orang lanjut usia yang memiliki kecerdasan kognitif sering melakukan aktivitas yang membuat otak mereka sibuk dan tertantang.
Baik itu menyelesaikan teka-teki silang sehari-hari, membaca buku yang menggugah pikiran, atau terlibat dalam percakapan yang merangsang, semua ini berkontribusi pada kebugaran mental mereka.
Dengan melakukan ini, mereka terus-menerus melatih otaknya dan menjaganya tetap aktif. Latihan mental teratur ini membantu menjaga ketajaman kognitif dan daya ingat.
Ini bukan tentang menjadi jenius atau memiliki bakat luar biasa, melainkan konsistensi dan dedikasi untuk menjaga pikiran tetap terlibat dan belajar.
Kamu mungkin terkejut mengetahui bahwa aktivitas sederhana seperti berkebun, merajut, atau memasak dapat memberikan latihan mental yang baik.
2. Merangkul Kesendirian
Meskipun interaksi sosial adalah bagian penting dari ketajaman mental, ada juga yang bisa dikatakan tentang kekuatan kesendirian.
Kesendirian adalah menggunakan waktu tenang itu untuk refleksi, meditasi, atau sekadar menikmati hobi.
Waktu kesendirian atau "me time" ini dapat menumbuhkan kreativitas, memperdalam kesadaran diri, bahkan meningkatkan konsentrasi.
Berjalan-jalan dengan damai di alam terbuka, melatih kesadaran, atau menikmati membaca buku bisa menjadi bentuk kesendirian yang bermanfaat.
Pada saat-saat tenang inilah otak kita dapat rileks, memulihkan tenaga, dan bersiap untuk putaran senam mental berikutnya.
3. Mempertahankan Kehidupan Sosial yang Aktif
Berbeda dengan kesendirian, menjaga kehidupan sosial yang aktif dan bersemangat juga memainkan peran penting dalam menjaga ketajaman kognitif.
Memiliki jaringan sosial yang kuat dapat menstimulasi pikiran, meningkatkan mood, dan bahkan meningkatkan daya ingat.
Saat kita berinteraksi dengan orang lain, kita menantang otak untuk mengingat nama, memahami emosi yang kompleks, dan merespons situasi sosial yang berbeda. Ini pada dasarnya memberi otak kita latihan agar tetap bugar.
Selain itu, kesepian dapat menyebabkan stres dan depresi, yang diketahui berdampak negatif pada fungsi kognitif. Jadi, meskipun kesendirian ada tempatnya, menjaga keseimbangan dengan kehidupan sosial yang sehat juga sama pentingnya.
Ini bukan hanya tentang bersenang-senang, melainkan tentang menjaga pikiran agar tetap tajam dan aktif.
4. Memiliki Hati yang Penuh Rasa Syukur
Rasa syukur dapat mengalihkan fokus dari sesuatu yang hilang dalam hidup. Dengan demikian, hal ini juga mengurangi stres dan meningkatkan kebahagiaan, sehingga keduanya bermanfaat bagi kesehatan kognitif.
Menghargai secangkir teh hangat, indahnya matahari terbenam, atau ngobrol ramah dengan tetangga bisa menjadi sumber rasa syukur.
Pandangan positif ini tidak hanya memberikan manfaat emosional tetapi juga berkontribusi dalam menjaga ketajaman mental.
5. Berpegang Teguh Pada Rutinitas Tidur yang Teratur
Tidur merupakan sebuah aspek mendasar tapi sering diabaikan dalam kehidupan kita, memiliki kekuatan yang sangat besar dalam menjaga ketajaman kognitif.
Kita semua pernah mengalami kabut otak setelah begadang. Sebaliknya, setelah istirahat malam yang cukup, kita bangun dengan segar, waspada, dan siap menghadapi hari.
Itu karena tidur memainkan peran penting dalam mengkonsolidasikan ingatan kita dan membersihkan ‘sampah’ dari otak.
Meskipun jumlah pasti tidur yang dibutuhkan setiap individu berbeda-beda, memastikan kualitas dan pola tidur yang konsisten dapat sangat membantu menjaga ketajaman kognitif.
Jadi jangan meremehkan manfaat istirahat malam yang cukup; ini bukan hanya tentang pemulihan fisik tetapi juga tentang memberikan waktu istirahat yang dibutuhkan otak agar tetap tajam.
6. Mengejar Pembelajaran Seumur Hidup
Mereka tidak pernah berhenti belajar, dan stimulasi mental yang terus-menerus ini membantu menjaga pikiran tetap aktif dan terlibat.
Pengejaran pembelajaran seumur hidup ini tidak harus bersifat akademis, tapi bisa berupa hal sederhana seperti mempelajari resep baru, memahami cara kerja ponsel cerdas, atau menjelajahi jalur pendakian baru.
Tujuannya adalah untuk membuat otak tetap aktif dan ingin tahu, serta kebiasaan ini dapat memberikan manfaat yang luar biasa dalam menjaga ketangkasan mental di tahun-tahun berikutnya.
7. Mengurangi Waktu Layar
Di era digital saat ini, kita terus-menerus dibombardir dengan layar, baik itu ponsel, laptop, atau televisi. Tapi inilah kenyataan pahitnya, waktu menatap layar yang berlebihan tidak kondusif untuk menjaga ketajaman kognitif seseorang.
Meskipun teknologi dapat memberikan informasi dan hiburan yang berharga, penggunaan teknologi yang berlebihan dapat menyebabkan kelelahan mental dan keadaan pikiran yang pasif.
Daripada menelusuri media sosial tanpa tujuan atau menonton acara TV secara berlebihan, pertimbangkan untuk menginvestasikan waktu tersebut dalam aktivitas yang lebih merangsang otak.
Bacalah buku, lakukan percakapan yang penuh pemikiran, atau sekadar berjalan-jalan di luar. Otak manusia membutuhkan keterlibatan aktif agar tetap tajam, sudah waktunya kita mematikan perangkat dan mulai hidup dengan lebih sadar.
8. Mengutamakan Pola Hidup yang Seimbang
Pada akhirnya, menjaga ketajaman kognitif di usia senja akan bermuara pada menjalani gaya hidup seimbang. Mereka memahami pentingnya stimulasi mental, tetapi juga pentingnya istirahat dan relaksasi.
Mereka menyeimbangkan interaksi sosial dengan momen kesendirian, memastikan bahwa pembelajaran dan rasa ingin tahu adalah bagian dari rutinitas sehari-hari, serta menghargai kegembiraan hidup yang sederhana.
Tidak ada formula ajaib atau solusi cepat untuk tetap tajam secara kognitif. Tapi ini tentang membuat pilihan sadar setiap hari yang berkontribusi terhadap kesejahteraan mental secara keseluruhan.
Tag: #kenali #kebiasaan #sehari #hari #orang #yang #tetap #tajam #kognitifnya #meski #sudah #masuk #usia #senja #menurut #psikologi