Mengenali Konflik yang Sering Terjadi di Tempat Kerja, Apakah karena Perbedaan Kepribadian atau Bentrokan Generasi?
Ilustrasi konflik yang sering terjadi di tempat kerja berdasarkan apakah konflik tersebut merupakan konflik pribadi atau konflik generasi. (Foto: Pexels/Anna Tarazevich)
20:46
21 Oktober 2024

Mengenali Konflik yang Sering Terjadi di Tempat Kerja, Apakah karena Perbedaan Kepribadian atau Bentrokan Generasi?

- Saat ini, tempat kerja menjadi tempat meleburnya empat generasi yang masing-masing datang dengan nilai dan preferensi komunikasi yang berbeda. Ada generasi z yang dikenal menggunakan frasa gaul sementara rekan kerja yang lebih tua hanya menggaruk kepala karena bingung.

Generasi x yang sebagian masih percaya bahwa awan hanyalah benda halus yang mengambang di langit. Lalu ada generasi baby boomer dan milenial yang dikenal sering memutar mata mereka satu sama lain ketika berdebat tentang apa arti keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan.

Dengan semua generasi dan nilai yang berbeda tersebut, tidak mengherankan kalau persilisah kerap terjadi di tempat kerja. Ketika rekan kerja yang lebih muda atau lebih tua membuat frustasi, mudah sekali menyalahkan fakta bahwa mereka tidak memahami karena perbedaan generasi.

Tentu hal itu dapat terjadi. Namun, seringkali bisa jadi bukan karena generasi, tetapi karena perbedaan kepribadian. Misalnya seorang ISTJ yang cenderung bekerja keras, tekun dan taat aturan tidak akan sesuai dengan ENFP yang lebih fleksibel dalam manajemen waktu.

Setiap orang dari setiap kepribadian memiliki salah satu dari 16 tipe kepribadian yang tidak ada hubungannya dengan era tempat mereka dilahirkan. Bentrokan yang terjadi bisa karena generasi, kepribadian, atau bahkan hanya karena perbedaan merespon masalah di kantor.

Dilansir dari True You Journal, berikut ini adalah konflik yang sering terjadi di tempat kerja berdasarkan apakah konflik tersebut merupakan konflik pribadi atau konflik generasi.

1. Keterbukaan kesehatan mental: bentrokan antar generasi

Kondisi kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi dapat memengaruhi siapa saja dari generasi manapun. Perbedaannya terdapat pada kemauan setiap generasi untuk membahas masalah kesehatan mental dan mencari dukungan.

Seperti yang ditemukan dalam sebuah studi internasional, Generasi Baby Boomer cenderung memandang pembicaraan tentang kesehatan mental sebagai sesuatu yang "tabu". Mereka tidak dibesarkan dengan berbicara secara terbuka tentang emosi dan pikiran mereka.

Di sisi lain, generasi muda jauh lebih melek kesehatan mental. Lebih dari separuh Gen Z merasa mereka dapat mengidentifikasi masalah mental pada dirinya sendiri atau orang lain, sedangkan hanya sepertiga Baby Boomer yang mengatakan hal yang sama.

Hal ini menunjukkan, jika rekan kerja kalian yang lebih tua menutup mulutnya setiap kali kamu mencoba melakukan percakapan yang lebih mendalam tentang siapa kalian atau mereka sebenarnya, mungkin itu masalah generasi.

2. Gaya kerja yang berbeda: bentrokan kepribadian

Ada rekan kerja yang suka berpindah dari satu ide ke ide lainnya, sedangkan kalian mungkin lebih suka mengambil pendekatan yang metodis dan bertahap. Mereka tidak suka daftar tugas, tapi mungkin kalian hidup dengan daftar tugas. Gaya kerja yang sangat berbeda dapat menyebabkan ketegangan.

Ini bukan masalah generasi; tapi ini masalah kepribadian. Ada sebagian pekerja yang merasa bersemangat dan termotivasi saat mereka bebas berkreasi dan bereksperimen. Bagi yang lain, pendekatan itu bisa membuat mereka kewalahan dan panik.

Jika ini terdengar seperti hubungan antara kalian dan rekan kerja, kalian biasa mengikuti mengikuti tes MBTI 16 Jenis. Ini adalah salah satu cara terbaik untuk memahami cara kalian dan rekan kerja bekerja. Dengan begitu, kamu dapat mencapai kompromi yang sehat yang membantu pekerjaan.

3. Memutuskan kapan dan di mana bekerja: bentrokan antar generasi

Kita semua tahu seseorang dengan manajer yang dikenal “jadul” atau tua. Mereka biasanya menolak untuk mengizinkan orang bekerja dari rumah atau WFH, memberi tanda hitam di catatan mereka jika seseorang terlambat ke kantor, atau mereka lebih suka bertemu langsung daripada melalui zoom.

Masalah seperti ini terjadi karena bentrokan antargenerasi. Generasi yang lebih tua tumbuh di era bekerja dari jam 9 sampai 6 ke kantor dan mengobrol di ruang santai. Bagi orang-orang ini, kantor adalah tempat mereka bekerja, dan rumah adalah tempat mereka beristirahat dan bersantai.

Meskipun begitu, sudah ada banyak dari Generasi Baby Boomer dan Generasi X yang telah menerima pekerjaan fleksibel dan hibrida dengan tangan terbuka, meskipun banyak juga yang merasa sulit beradaptasi. Hal ini karena perbedaan tempat kerja merupakan perubahan besar bagi mereka.

Namun, itu tidak berarti kalian-generasi Z- harus menyerah pada harapan untuk bekerja secara hybrid. Jika itu penting, ada baiknya kalian berbicara dengan manajer tentang apa yang dibutuhkan untuk merasa bahagia.

Jika mereka tidak mendengarkan, masih banyak perusahaan lain di luar sana yang menawarkan pengaturan kerja yang fleksibel.

4. Kurangnya pengakuan: bentrokan kepribadian

Bekerja keras tanpa dihargai bukanlah hal yang menyenangkan–dan itu adalah salah satu alasan paling umum orang mencari pekerjaan baru. Sebuah survei bahkan menemukan bahwa sepertiga karyawan akan berhenti dari pekerjaan mereka jika atasan mereka gagal menghargai mereka.

Namun, jangan terlalu cepat menyalahkan kesenjangan generasi, karena ini terjadi karena perbedaan kepribadian. Salah satunya ada kemungkinan bos kalian seorang narsisis, tetapi kemungkinan besar, mereka mencoba menunjukkan penghargaan kepada kalian dengan cara yang tidak tepat.

Setiap tipe kepribadian memiliki cara yang berbeda dalam memberi dan menerima penghargaan. Jika kalian dan manajer kalian tidak memiliki gaya penghargaan yang sama, upaya mereka untuk mengakui kamu mungkin akan gagal, atau bahkan tidak diperhatikan.

Contohnya seperti Kebanyakan ENTJ suka menerima ucapan selamat secara langsung dan di depan umum, serta diberi penghargaan atas usaha mereka melalui promosi dan kesempatan kepemimpinan. Sedangkan Kebanyakan INFP mungkin lebih suka pesan rasa terima kasih yang bijaksana dan personal, yang disampaikan di balik pintu tertutup, atau sekadar ucapan "terima kasih" dari orang yang dipercaya.

Jadi, atasan ENTJ memberikan pengakuan dengan cara yang mereka inginkan, sementara karyawan INFP diam-diam mendambakan sesuatu yang berbeda. Hal ini pasti menimbulkan kesenjangan yang dapat menyebabkan perselisihan, jika tidak segera diperbaiki.

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #mengenali #konflik #yang #sering #terjadi #tempat #kerja #apakah #karena #perbedaan #kepribadian #atau #bentrokan #generasi

KOMENTAR