Kapan Hernia Umbilikalis pada Anak Perlu Dioperasi?
- Hernia umbilikalis pada bayi atau anak kerap membuat orangtua khawatir karena benjolannya di area pusar bisa tampak besar dan mencolok.
Namun, dokter spesialis bedah anak dari RS Pondok Indah, dr. Karmile, Sp.B.A. menegaskan bahwa kondisi ini justru tidak selalu memerlukan tindakan operasi.
Menurutnya, hernia umbilikalis justru termasuk jenis hernia yang paling sering menutup dengan sendirinya seiring pertumbuhan anak.
“Hernia umbilikalis ini memang tampilannya sering lebih mengerikan, benjolannya bisa besar di daerah pusar. Tapi justru sangat sering bisa menutup spontan,” ujar dr. Karmile dalam Media Discussion RS Pondok Indah Group terkait penanganan hernia pada anak di Jakarta Pusat, Kamis (18/12/2025).
Menurut dr. Karmile, sekitar 90 hingga 95 persen kasus hernia umbilikalis pada anak dapat menutup tanpa operasi. Hanya sebagian kecil yang pada akhirnya membutuhkan tindakan bedah.
“Paling hanya sekitar lima persen yang akhirnya perlu operasi. Itu jarang sekali,” katanya.
Observasi seiring pertumbuhan anak
Dr. Karmile menjelaskan bahwa pada sebagian besar kasus, hernia umbilikalis cukup diamati secara berkala tanpa tindakan khusus.
Dalam praktiknya, masa pemantauan bisa berbeda-beda. Beberapa literatur menyebutkan pemantauan hingga usia dua tahun, sementara yang lain menyebutkan hingga lima tahun.
Namun, dr. Karmile mengatakan bahwa berdasarkan pengalaman klinis dan literatur yang ia percaya, hernia umbilikalis umumnya dinilai hingga usia sekitar tiga sampai empat tahun.
Bahkan, dalam banyak kasus, hernia umbilikalis dapat menutup dalam waktu yang lebih singkat.
“Pengalaman saya, dalam kurun waktu kurang dari satu tahun biasanya sudah pada menutup,” tambahnya.
Kapan operasi perlu dipertimbangkan?
Operasi pada hernia umbilikalis baru dipertimbangkan apabila benjolan tidak juga menutup setelah melewati usia sekitar empat tahun.
“Kalau tetap benjol sampai umur empat tahun, lewat dari itu kecil kemungkinan dia akan menutup,” ujar dr. Karmile.
Selain usia, faktor penting lain yang menjadi pertimbangan adalah ukuran defek, yakni lubang pada dinding perut.
“Yang dinilai itu bukan benjolannya, tapi defeknya,” tegas dr. Karmile.
Ia menjelaskan bahwa benjolan bisa tampak besar karena banyaknya organ yang keluar, seperti usus. Namun, ukuran lubang di dinding perut belum tentu besar.
Untuk menilai defek tersebut, dokter perlu memasukkan kembali benjolan terlebih dahulu sebelum meraba ukuran lubangnya.
Menurut dr. Karmile, bila diameter defek lebih dari dua sentimeter, kecil kemungkinan hernia menutup sendiri sehingga operasi dapat dianjurkan.
“Kalau diameter defeknya lebih dari dua sentimeter, biasanya dibilangnya enggak akan nutup, jadi boleh dianjurkan operasi,” ujarnya.
Meski demikian, kondisi dengan defek besar tersebut tergolong jarang. Selama hernia umbilikalis masih dipantau dan tidak menimbulkan keluhan, anak tetap bisa beraktivitas seperti biasa tanpa pembatasan khusus.
“Tidak ada limitasi sebenarnya,” kata dr. Karmile saat ditanya terkait hal-hal yang perlu dilakukan dan dihindari pada anak dengan hernia.
Dengan demikian, penilaian hernia umbilikalis pada anak dilakukan dengan melihat kondisi defek atau lubang pada dinding perut, bukan semata-mata dari besar kecilnya benjolan yang tampak dari luar.
Dengan pemantauan yang tepat oleh tenaga medis, sebagian besar hernia umbilikalis pada anak dapat ditangani tanpa tindakan operasi.
Tag: #kapan #hernia #umbilikalis #pada #anak #perlu #dioperasi