6 Tanda Punya Kakak atau Adik yang Toksik, Menurut Terapis
ilustrasi(SHUTTERSTOCK)
16:05
1 Desember 2025

6 Tanda Punya Kakak atau Adik yang Toksik, Menurut Terapis

- Kakak atau adik sering dianggap sebagai teman pertama dalam hidup, orang yang tumbuh bersama kita, berbagi kenangan masa kecil, dan menjadi tempat bercerita ketika keluarga sedang mengalami masa sulit. 

Namun, relasi saudara kandung juga membutuhkan rasa hormat, komunikasi sehat, dan kepercayaan. Ketika unsur-unsur dasar itu tidak terpenuhi, hubungan bisa berubah menjadi toksik dan berdampak pada kesehatan mental.

“Secara konsisten memiliki dampak negatif terhadap kondisi mental, emosional, bahkan fisik,” ungkap terapis keluarga berlisensi, Rachel Goldberg, LMFT, dilansir dari Best Life, Senin (1/12/2025).

Berikut tanda-tanda adik atau kakak yang toksik dan harus diwaspadai.

6 Tanda adik atau kamu termasuk toksik

1. Mereka sering mengkritik

Apakah kakak atau adik kamu sering menjadikan penampilan, pekerjaan, atau pilihan hidupmu sebagai bahan sindiran? 

Menurut founder of Tampa Counseling Place, Natalie Rosado, LMHC, perilaku seperti mengejek berat badan, meremehkan prestasi profesional, atau menyindir kondisi finansial merupakan sinyal besar adanya pola toksik.

Di sisi lain, Goldberg menganggap perilaku ini dapat membahayakan nilai diri seseorang.

“Sikap ini termasuk berbahaya karena dapat mengikis rasa berharga diri kamu secara perlahan,” tambah dia.

Kritik yang terus-menerus membuat kamu mempertanyakan kemampuan sendiri, dan lama-lama bisa memunculkan rasa rendah diri.

Perempuan dan laki-laki bersahabatFreepik/rawpixel.com Perempuan dan laki-laki bersahabat

2. Semua hal selalu menjadi ajang kompetisi

Sedikit persaingan antar-saudara kandung masih wajar. Namun, jika kakak atau adikmu menjadikan segala hal sebagai kompetisi, itu bisa sangat menguras emosi.

Contoh yang umum terjadi adalah ketika kamu mendapat kenaikan jabatan, alih-alih memberi selamat, mereka justru membandingkan pencapaianmu dengan miliknya. 

Rosado mengatakan, beberapa saudara bahkan dapat menyebarkan rumor demi tampil lebih baik. Kondisi tersebut bisa memicu kecemasan, depresi, dan hilangnya kepercayaan diri.

“Saudara kandung yang terus membandingkan diri dengan kamu akan membuatmu merasa harus selalu membuktikan diri,” tutur Goldberg.

3. Mereka sering memanipulasi

Manipulasi bisa muncul dalam bentuk yang beragam, mulai dari membuat kamu merasa bersalah, memainkan peran sebagai korban, hingga gaslighting.

Goldberg menjelaskan, manipulasi adalah ciri klasik saudara kandung yang toksik, karena hal ini membuat kamu bertindak bukan berdasarkan kebutuhan atau nilai pribadi, melainkan karena tekanan emosional dari mereka. 

Misalnya, kakak yang menuntut bantuan tetapi menggunakan nada menyalahkan, atau adik yang memutarbalikkan fakta agar kamu tampak salah.

4. Merasa tidak bebas berekspresi

Jika kamu selalu berhati-hati dalam berbicara atau bertindak karena takut memicu kemarahan mereka, itu tanda hubungan sudah tidak sehat.

Goldberg menyebut kondisi ini sebagai red flag besar. Ketika kamu tidak bisa menjadi diri sendiri, hubungan tersebut lebih banyak membawa tekanan daripada kenyamanan.

“Kamu tak bisa memiliki hubungan sehat dengan saudara yang tidak bisa kamu ajak bicara dengan jujur tanpa takut pada reaksi emosionalnya,” katanya.

5. Mereka berulang kali melanggar batasan pribadi

Hubungan adik dan kakak juga harus memiliki batasan pribadi yang jelas. Kedua belah pihak pun harus menghargai batasan tersebut.

Contohnya ketika kamu menetapkan batasan sederhana seperti tidak boleh menghubungi lewat tengah malam kecuali darurat, namun mereka mengabaikannya. 

Selain itu, ketika mereka datang ke rumah tanpa izin, meminjam barang tanpa bertanya, hingga ikut campur dalam urusan pribadi.

“Melanggar batasan itu toksik karena memberi pesan bahwa kamu tidak penting,” ucap Goldberg.

Jika mereka tak menghargai privasimu, kamu akan sulit merasa aman dan dipercaya di lingkungan keluarga.

6. Mereka tidak pernah menunjukkan empati

Empati adalah fondasi hubungan apa pun, termasuk antara saudara. Sayangnya, saudara kandung yang toksik justru sering mengabaikan atau meremehkan perasaan kamu.

“Saudara kandung yang toksik mungkin tidak mampu mengakui atau memvalidasi perasaanmu,” terang Rosado.

Mereka bisa saja mengabaikan cerita kamu soal masalah pekerjaan, meremehkan kesedihanmu, atau tidak peduli ketika kamu membutuhkan dukungan.

Goldberg menambahkan, kurangnya empati ini kadang berkaitan dengan sifat narsistik, yaitu ketika seseorang merasa kebutuhan mereka selalu harus diutamakan.

Jika kamu mulai mengenali tanda-tanda ini, penting untuk menetapkan batasan yang jelas demi menjaga kesehatan mental kamu. 

Dukungan bisa datang dari komunikasi terbuka, memberi jarak yang sehat, hingga bekerja sama dengan terapis keluarga.

Tag:  #tanda #punya #kakak #atau #adik #yang #toksik #menurut #terapis

KOMENTAR