



Perempuan Menopause Kerap Alami Berat Badan Naik, Hati-Hati saat Diet agar Massa Otot Tak Hilang
Perempuan yang memasuki masa menopause sering mengeluhkan kenaikan berat badan. Kondisi ini sebenarnya wajar terjadi karena adanya penurunan kadar hormon estrogen yang berpengaruh langsung terhadap metabolisme tubuh.
Namun, penting untuk memahami bahwa menurunkan berat badan (weight loss) tidak selalu sama dengan menurunkan lemak tubuh atau massa otot (fat loss).
Kesalahan memahami hal ini bisa berisiko pada hilangnya massa otot dan meningkatkan potensi sarkopenia.
Dengan mengenali perbedaan weight loss dan fat loss itu, perempuan yang sedang mengalami menopause perlu berhati-hati agar tidak terjebak dalam diet ekstrem atau pola olahraga yang tidak konsisten.
Tujuan utamanya bukan sekadar menurunkan angka di timbangan, melainkan menjaga keseimbangan komposisi tubuh.
Penurunan lemak yang sehat harus dilakukan secara bertahap dengan pendekatan yang berkelanjutan, bukan dengan cara instan yang justru berisiko bagi kesehatan jantung, tulang, dan metabolisme.
Menurut dr. Ni Komang Yeni, Sp.OG, MM, MARS, Ketua PERMINESIA JAYA, fase menopause membawa banyak perubahan fisik, psikologis, dan metabolik yang bisa menurunkan kualitas hidup perempuan jika tidak dikelola dengan baik.
“Penting menjaga keseimbangan antara penurunan berat badan dan pembakaran lemak. Keduanya tidak boleh dilakukan sembarangan,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (17/10).
dr. Yeni menjelaskan, banyak perempuan hanya fokus pada angka timbangan tanpa memahami bahwa berat badan mencakup massa otot, air, dan lemak.
“Yang lebih penting adalah bagaimana mengurangi timbunan lemak berlebih, terutama lemak visceral di sekitar organ tubuh karena ini sangat berpengaruh pada risiko penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung,” jelasnya.
Ia menambahkan, seiring meningkatnya usia harapan hidup, semakin banyak perempuan yang mencapai fase menopause.
Biasanya, menopause terjadi di usia sekitar 51 tahun dengan penurunan hormon estrogen yang dapat menyebabkan gejala seperti hot flashes, gangguan tidur, perubahan suasana hati, dan penurunan gairah seksual.
Hormon estrogen yang berkurang juga membuat tubuh lebih mudah menyimpan lemak, terutama di area perut, sehingga berat badan cenderung meningkat.
Namun, upaya menurunkan berat badan yang tidak tepat justru bisa memperburuk kondisi.
“Perempuan menopause berisiko tinggi mengalami kehilangan massa otot atau sarkopenia. Jika penurunan berat badan dilakukan tanpa memperhatikan komposisi tubuh, maka otot yang hilang lebih banyak daripada lemak. Padahal, otot berperan penting dalam menjaga kekuatan, keseimbangan, dan metabolisme tubuh,” terang dr. Yeni.
Selain masalah fisik, perubahan hormon juga dapat memengaruhi kesehatan mental. Banyak perempuan mengalami kecemasan, depresi ringan, atau brain fog saat menopause.
Karena itu, Yeni menekankan perlunya pendekatan menyeluruh yang tidak hanya berfokus pada tubuh, tetapi juga aspek emosional dan sosial agar perempuan tetap bugar dan bahagia.
Tag: #perempuan #menopause #kerap #alami #berat #badan #naik #hati #hati #saat #diet #agar #massa #otot #hilang