



Dari Pantai Mutiara, Pelajar Muda Trenggalek Jadi Penjaga Laut Masa Depan
Langkah pelindungan laut kini dirintis dari usia muda. Di Pantai Mutiara, Trenggalek, Jawa Timur, sebanyak 30 pelajar tingkat SMA/SMK mengikuti Sekolah Pesisir bertajuk Program TUNAS BIRU (Transformasi Upaya Nasional untuk Bumi yang Inklusif, Ramah, dan Unggul), Senin (23/6).
Mereka tak sekadar belajar di ruang kelas, tapi menyelami langsung tantangan dan potensi kawasan pesisir yang selama ini jarang tersentuh dalam kurikulum sekolah.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Yayasan Blue SEED Indonesia, Dinas Perikanan Trenggalek, serta Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Selama kegiatan berlangsung, para pelajar dibekali lima tema utama, dari keanekaragaman hayati laut, pemanfaatan sumber daya pesisir, hingga pengenalan konservasi berbasis kearifan lokal.
Tujuannya sederhana namun penting: membentuk kader konservasi muda yang bisa memahami, mencintai, dan melindungi ekosistem pesisir serta laut Indonesia.

Direktur Blue SEED Indonesia, Agus Jaenudin, menekankan bahwa konservasi laut bukan hanya tugas orang dewasa atau masyarakat pesisir semata.
"Kami ingin melahirkan generasi pelindung laut sejak dini. Tak hanya dari masyarakat pesisir, konservasi laut adalah tanggung jawab semua," ujar Agus di sela kegiatan.
Para peserta juga diajak langsung ke lapangan untuk praktik, termasuk simulasi penanganan mamalia laut terdampar dan penanaman cemara laut. Praktik ini bukan tanpa urgensi. Sepanjang tahun 2024, BPSPL Denpasar menerima 38 laporan, terdiri dari 30 kasus mamalia laut terdampar dan delapan kemunculan buaya muara di wilayah Jawa Timur.
"Pengetahuan masyarakat dalam penanganannya masih minim," kata narasumber dari BPSPL Denpasar, Riski Arisandi. Maka itu, pelatihan semacam ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas masyarakat, termasuk pelajar, dalam merespons ancaman terhadap satwa laut dan ekosistem pesisir.
Tak berhenti di situ, kegiatan dilanjutkan dengan perhelatan Mutiara Underwater Festival & Conservation (MUF-ON) keesokan harinya, Selasa (24/6). Di festival ini, pelajar dan relawan melakukan transplantasi terumbu karang, pembersihan pantai dan laut, hingga peluncuran eco fish house. Bupati Trenggalek dijadwalkan ikut serta dalam penenggelaman media terumbu karang sebagai bagian dari restorasi ekosistem bawah laut.
Program TUNAS BIRU sendiri berlangsung dalam tiga tahap. Dimulai dari Youth Camp selama dua hari, dilanjutkan Online Lab pada Juni hingga Juli, dan ditutup dengan Action Project yang akan digelar pada Agustus 2025. Pendekatan ini dirancang agar pelajar tidak hanya menjadi peserta, tapi juga pelaku utama dalam inisiatif lingkungan di komunitas mereka.
Dengan pendekatan edukatif dan partisipatif, Program TUNAS BIRU membuktikan bahwa investasi pada generasi muda bisa menjadi salah satu strategi paling efektif dalam menjaga lingkungan. Dari pesisir Trenggalek, harapan baru bagi konservasi laut dan perubahan iklim tumbuh, dengan semangat dan tangan para pelajar.
Tag: #dari #pantai #mutiara #pelajar #muda #trenggalek #jadi #penjaga #laut #masa #depan