Menjadi Pasangan yang Sempurna! Kenali 3 Perangkap Terlalu Baik dalam Hubungan, Menurut Psikologi
Setiap orang pasti berusaha bersikap baik dalam menjalin hubungan. Mereka yang bersikap baik, akan berusaha berempati dan berkompromi untuk menciptakan keharmonisan dengan pasangan.
Dalam hal ini, kita juga perlu memperhatikan keseimbangan antara bersikap baik dan bersikap akomodatif. Kecenderungan untuk fokus pada sikap menyenangkan akan berisiko mengabaikan diri kita sendiri.
Dilansir dari dinamika hubungan yang tidak sehat, batasan akan menjadi abstrak dan kebencian akan terbentuk. Kita perlu membedakan antara sikap baik dan mengasuh.
Bersikap baik seringkali melibatkan pengorbanan diri dan menghindari kebenaran, sedangkan bersikap mengasuh mendorong kepedulian dan kejujuran dalam hubungan.
Ketika perbuatan baik dapat mengorbankan kesejahteraan Anda, hal itu dapat merusak hubungan, sehingga tidak ada ruang untuk pertumbuhan dan memperkuat hubungan sejati.
Berikut tiga hal yang dianggap terlalu baik dan mampu merusak hubungan Anda.
- Pengorbanan diri
Pengorbanan diri dalam hubungan sering kali terlihat mulia, memprioritaskan kebutuhan pasangan di atas kebutuhan pribadi sebagai bentuk rasa cinta. Anda mungkin merasa terus-menerus menyetujui rencana mereka.
Hal ini sering terjadi ketika menghadiri acara yang sebenarnya Anda hindari, mendahulukan karir pasangan daripada tujuan Anda, atau membuat pilihan berdasarkan prioritas mereka agar hubungan tetap harmonis.
Awalnya pengorbanan akan terlihat baik untuk hubungan. Namun, ketika pengorbanan Anda menjadi kebiasaan, hal itu akan membuat Anda merasa kelelahan emosional.
Terus-menerus mengabaikan kebutuhan Anda tidak hanya merusak identitas dan harga diri Anda, tetapi membuat Anda merasa frustasi. Itu membuat Anda merasa tidak didengar dan diperhatikan oleh pasangan.
Dalam penelitian yang dilakukan pada 2012, penekanan emosional sering kali terjadi karena pengorbanan, ini menyebabkan peningkatan perasaan negatif dan menurunkan kepuasan hubungan.
- Menyesuaikan diri
Dalam upaya menghindari konflik atau ketidaknyamanan dalam hubungan, Anda mungkin berusaha menekan perasaan atau pendapat yang sebenarnya Anda rasakan.
Dengan berpura-pura memiliki minat yang sebenarnya tidak Anda pedulikan akan menciptakan rasa harmoni yang singkat. Meskipun menyesuaikan diri tampak mudah, tetapi cara ini dapat memberikan beban emosional yang signifikan.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering menyesuaikan diri dengan keinginan pasangan mereka, cenderung berpura-pura menjadi orang lain dan dapat mengikis jati diri Anda.
Hal ini dapat menciptakan kepuasan sesaat dalam hubungan, sehingga kedalaman dan ketulusan tidak dapat terbentuk dalam diri pasangan.
Seiring berjalannya waktu, jarak emosional akan terbentuk karena pasangan Anda tidak menyadari perasaan Anda yang sebenarnya. Hal ini membuat Anda merasa selalu disalahpahami dan tidak dihargai.
Untuk membangun hubungan yang didasarkan pada ketulusan, penting untuk menyeimbangkan kebaikan dengan kejujuran. Dengan bersikap terbuka tentang perasaan Anda, akan menciptakan hubungan yang lebih bermakna.
- Toleransi
Mentoleransi perilaku tidak sopan atau menyakitkan atas dasar bersikap baik bisa terlihat seperti kesabaran, tetapi hal ini dapat menjadi boomerang. Anda mungkin memaafkan perilaku pasangan, berharap tidak menyebabkan konflik.
Namun, dengan mengabaikan perilaku negatif, Anda seperti memberi isyarat bahwa tindakan pasangan tidak memiliki konsekuensi. Hal ini membuat hubungan Anda tidak sehat untuk dipertahankan.
Baik komentar agresif, perilaku tidak sopan, atau meremehkan, dengan mentoleransi perilaku buruk tersebut, dapat mengarah pada ketidaksadaran pasangan untuk berubah. Seiring berjalannya waktu harga diri dan batas kesabaran Anda akan diabaikan.
Menurut penelitian dalam Journal of Social and Personal Relationships, menunjukkan bahwa pertentangan langsung dalam hubungan akan lebih efektif mengatasi masalah serius dan mendorong perubahan nyata.
Untuk mencegah hal ini, penting untuk menetapkan batasan yang jelas dan menegaskan perilaku yang merugikan Anda. Bersikap baik tidak boleh mengorbankan rasa hormat, agar dinamika hubungan lebih sehat dan saling menghormati.
Jika Anda merasa sudah terjebak dalam situasi perangkap terlalu baik, berikut cara mengatasinya.
- Terapkan kejujuran yang penuh kasih sayang, seperti membagikan perasaan Anda yang sebenarnya sambil tetap bersikap baik. Hal ini dapat membuat Anda menjadi diri sendiri dan penuh rasa hormat.
- Cobalah berkata “tidak”, karena belajar menolak dapat menciptakan persepsi bahwa hal itu tidak akan mengurangi rasa cinta atau perhatian Anda.
- Luangkan waktu untuk merenung apakah kebutuhan Anda terpenuhi dan apakah Anda terlalu mengorbankan diri Anda demi kebutuhan pasangan.
- Gunakan penyelesaian konflik secara kolaboratif agar hubungan dengan pasangan semakin kuat dan kerja sama dalam menyelesaikan masalah dapat tercipta.
***
Tag: #menjadi #pasangan #yang #sempurna #kenali #perangkap #terlalu #baik #dalam #hubungan #menurut #psikologi