Jenderal AD Iran: Sanksi 45 Tahun Bikin IRGC Makin Kuat, Operasi Janji Setia Buat Israel Kelabakan 
Sistem persenjataan Iran dilaporkan tengah disiapkan untuk membalas serangan Israel yang menewaskan pemimpin polit biro Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran, Rabu (31/8/2024). 
00:10
15 Agustus 2024

Jenderal AD Iran: Sanksi 45 Tahun Bikin IRGC Makin Kuat, Operasi Janji Setia Buat Israel Kelabakan 

- Wakil Koordinator Angkatan Darat (ad) Angkatan Bersenjata Iran, Brigadir Jenderal Yousef Ghorbani mengatakan bahwa sanksi terhadap Iran justru telah memperkuat sistem militer negaranya.

Saat ini, kata dia, otoritas keamanan Iran tergolong unik di dunia.

Ghorbani mengatakan, meskipun ada ancaman dari musuh, Iran menjadi semakin kuat dari hari ke hari selama empat dekade terakhir dan meruntuhkan hegemoni arogansi barat dan global.

IRGC, bagian utama dari angkatan bersenjata negara Iran yang terpisah dari angkatan militer konvensional Iran, disiratkan Ghobarni kini memiliki kemampuan militer yang kuat.

"Sanksi selama empat puluh lima tahun terhadap Republik Iran telah memperkuat sistem militer Iran," kata Jenderal Ghorbani merujuk pada pemberlakuan sanksi oleh Amerika Serikat (AS) dan negara Barat terhadap negara tersebut di berbagai bidang, khususnya militer.

Ghorbani mencontohkan, sanksi 4 dekade yang diterima negaranya tak menghalangi Iran untuk menyerang Israel pada April silam.

Serangan itu menandai serangan langsung Iran ke Israel untuk pertama kalinya.

Serangan Iran terhadap Israel merupakan serangan balasan atas penyerangan konsulat jenderal Iran di Damaskus pada Senin (1/4/2024) yang dilakukan oleh Israel.

Iran menamai serangan langsung itu dengan Operasi Janji Setia (Operation True Promises) yang melibatkan peluncuran ratusan drone dan rudal jelajah ke wilayah pendudukan Israel.

Serangan Iran ini, kata Ghorbani, membuat Israel kelabakan.

"Meskipun sistem pertahanan rezim Zionis canggih, kita menyaksikan operasi yang efektif dalam Operasi Janji Sejati," katanya.

Baterai dan peluncur rudal sistem pertahanan udara Israel yang masyhur dikenal sebagai Iron Dome. Tentara IDF menyatakan insiden di Nahariya, Galilea, wilayah pendudukan udara menyebabkan 13 orang pemukim Israel terluka. Baterai dan peluncur rudal sistem pertahanan udara Israel yang masyhur dikenal sebagai Iron Dome. Tentara IDF menyatakan insiden di Nahariya, Galilea, wilayah pendudukan udara menyebabkan 13 orang pemukim Israel terluka. (khaberni)

Iron Dome Gagal Cegat Satu Pun Rudal Iran

Entitas Israel telah mengakui kalau sistem pertahanan mereka, Iron Dome tidak mampu menghancurkan satu pun rudal Iran selama serangan balasan Teheran terhadap rezim Israel pada bulan April tersebut.

Moti Shefer, pakar teknik luar angkasa Israel menekankan bahwa Iron Dome adalah penipuan terbesar yang pernah disaksikan dunia.

"Pertahanan udara rezim Israel tidak menembak jatuh satu pun rudal Iran selama Operasi True Promise, meskipun mereka menembakkan 500 rudal dari Iron Dome," menurutnya.

"Juru bicara militer Israel berbohong atau tidak tahu apa-apa," tambah Shefer.

Dia lebih lanjut merujuk pada serangan yang dilakukan oleh Gerakan Perlawanan Hizbullah Lebanon.

Shefer mengatakan kalau rudal Hizbullah telah menyebabkan banyak kerusakan dan para pejabat Zionis tidak mampu mengendalikan situasi ini.

Pada dini hari tanggal 14 April, Pasukan Dirgantara IRGC meluncurkan puluhan rudal dan drone terhadap sasaran militer di wilayah pendudukan sebagai pembalasan atas serangan udara rezim Israel pada tanggal 1 April di bagian konsuler kedutaan Iran di Damaskus.

Manuver AS untuk Dinginkan Eskalasi

Amerika Serikat (AS) saat ini sedang berupaya menurunkan 'suhu' di Timur Tengah.

Hal ini sebagaimana disampaikan Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield.

Menurut AS, kekhawatiran akan serangan balasan Iran terhadap Israel kini semakin meningkat.

"AS ingin mencegah dan mempertahankan diri dari serangan di masa mendatang serta menghindari konflik regional," kata Linda Thomas-Greenfield kepada Dewan Keamanan PBB di New York, Selasa (13/8/2024), dilansir BBC.

Ada kekhawatiran Iran akan melakukan tindakan balasan terhadap Israel setelah pembunuhan Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada 31 Juli 2024.

Israel diduga sebagai dalang dari pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh tersebut.

Saran Joe Biden

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden menyarankan tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza dapat membantu menghalangi Iran melancarkan serangan terhadap Israel.

"Itu harapan saya, tapi kita lihat saja nanti," katanya saat ditanya wartawan, Selasa.

"Kita lihat apa yang akan dilakukan Iran dan apa yang akan terjadi jika terjadi serangan, tetapi saya tidak akan menyerah," lanjut dia.

Putaran Baru Perundingan Gencatan Senjata

Putaran baru perundingan gencatan senjata dijadwalkan akan berlangsung di Doha atau Kairo pada Kamis (15/8/2024).

Namun, seorang pejabat Hamas di Lebanon, Ahmad Abdul Hadi, mengatakan Hamas tidak akan mengambil bagian dalam pembicaraan tersebut, menurut laporan oleh New York Times dan Sky News.

Di sisi lain, mediator internasional berharap dapat memulai kembali perundingan gencatan senjata yang macet antara Israel dan Hamas dengan putaran perundingan baru yang dimaksudkan untuk akhirnya mencapai kesepakatan antara kedua belah pihak.

Meski demikian, peluang untuk mencapai terobosan tampaknya tipis.

Pembicaraan baru akan dimulai hari Kamis, tetapi Israel dan Hamas telah mempertimbangkan proposal yang didukung internasional selama lebih dari dua bulan yang akan mengakhiri perang yang telah berlangsung 10 bulan dan membebaskan sekitar 110 sandera yang masih ditawan di Gaza.

Perundingan tidak langsung belum mengalami kemajuan berarti selama kurun waktu tersebut dan masih ada beberapa hal yang mengganjal.

Dikutip dari AP News, ketentuan baru yang diajukan telah mempersulit kemajuan.

Hamas juga belum mengatakan secara langsung apakah akan berpartisipasi dalam putaran baru tersebut.

Update Perang Israel-Hamas

Diberitakan Al Jazeera, setidaknya 36 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza kemarin, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Lalu, setidaknya 20 orang tewas di Jalur Gaza tengah dan selatan pagi ini.

Dua warga Palestina di Gaza dengan tangan terikat tampak berjalan di depan sebuah tank pasukan Israel (IDF). Dua warga Palestina di Gaza dengan tangan terikat tampak berjalan di depan sebuah tank pasukan Israel (IDF). (khaberni)

Lima orang tewas oleh pasukan keamanan Israel di provinsi Tubas, Tepi Barat yang diduduki pagi ini selama serangan Israel, termasuk empat orang yang tewas oleh serangan pesawat tak berawak di kota Tammun.

Badan kemanusiaan PBB memberitahu DK PBB bahwa serangan baru-baru ini terhadap sekolah di Kota Gaza, yang menewaskan 100 orang, “jauh dari insiden yang terisolasi” dan serangan Israel terhadap sekolah-sekolah “terjadi dengan frekuensi yang semakin meningkat”.

Militer Israel memerintahkan warga Palestina untuk segera meninggalkan lebih banyak wilayah Khan Younis yang dilanda perang karena Israel bersiap untuk “bertindak tegas”.

Militer Israel telah melancarkan serangan di seluruh Gaza tengah dan selatan, menewaskan dan melukai puluhan orang hari ini.

Dalam salah satu serangan terakhirnya di Khan Younis, tiga dari lima orang yang tewas adalah anak-anak, menurut kantor berita Wafa.

Pasukan Israel bentrok dengan warga Palestina saat menyerbu kota Tubas dan Tammun di Tepi Barat yang diduduki.

Pasukan Israel menembak mati seorang warga Palestina di Tubas, sementara serangan pesawat tak berawak Israel menewaskan empat lainnya di Tammun, demikian laporan Nida Ibrahim dari Al Jazeera dari daerah tersebut.

Utusan Khusus AS Amos Hochstein, tokoh kunci dalam mediasi Israel-Lebanon, kembali ke Lebanon untuk dorongan diplomatik lainnya guna meredakan ketegangan di perbatasan.

Setelah bertemu dengan Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri, Hochstein mengatakan “sekaranglah waktunya” untuk tindakan diplomatik.

Badan pemantau kelaparan yang berpusat di AS, Jaringan Sistem Peringatan Dini Kelaparan, mengatakan lebih sedikit makanan kemanusiaan yang masuk ke Gaza melalui penyeberangan selatannya pada bulan Juli dibandingkan bulan mana pun selama perang.

Setidaknya 39.965 orang tewas dan 92.294 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.

Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober dan lebih dari 200 orang ditawan.

Target Potensial Serangan Iran dan Hizbullah di Israel

Belum diketahui kapan Iran atau proksi-proksinya akan menyerang, dan seberapa besar serangannya.

Tetapi pemukim ilegal Israel di perbatasan sudah mengungsi karena ketakutan, PressTV melaporkan.

Terdapat sejumlah lokasi militer di Tel Aviv yang bisa menjadi sasaran untuk menghukum Israel atas serangan teroris yang merenggut nyawa pemimpin biro politik Hamas, Ismail Haniyeh dan komandan militer Hizbullah, Fuad Shukr.

Analisis PressTV menunjukkan bahwa target yang paling mungkin di Tel Aviv adalah markas-markas yang berafiliasi dengan badan mata-mata Israel Mossad, yang berperan dalam pembunuhan Haniyeh dan Shukr.

Analisis ini didukung oleh pola sebelumnya di mana pangkalan udara Ramon dan Nevatim milik rezim Israel menjadi sasaran serangan balasan Iran terhadap serangan Israel di Damaskus pada bulan April lalu.

Pesawat tempur yang menyerang konsulat itu rupanya lepas landas dari Ramon dan Nevatim.

Lebih lanjut, kemungkinan target ini didukung oleh laporan oleh saluran berita Al-Hadath, yang mengungkapkan bahwa karyawan dari empat badan intelijen dan militer Israel dievakuasi pada hari Kamis dari lokasi mereka di Tel Aviv.

Markas besar ini berlokasi di wilayah metropolitan Tel Aviv yang berpenduduk padat, dikenal sebagai Gush Dan, tempat tinggal separuh populasi pemukim Zionis

Di antara semuanya, kawasan yang sangat penting adalah Kirya.

Distrik Kirya, Tel Aviv Distrik Kirya, Tel Aviv (PressTV)

Kirya adalah sebuah distrik di pusat Tel Aviv, yang merupakan rumah bagi banyak gedung administrasi dan intelijen militer Kamp Rabin yang menjalankan fungsi komando, administrasi, komunikasi, dan dukungan bagi aparat militer Israel.

Kamp Rabin menjadi markas besar angkatan bersenjata Zionis sejak didirikan pada tahun 1948 dan dikelilingi oleh daerah-daerah sipil yang padat penduduk.

Bangunan utama di kamp tersebut adalah Menara Matcal, yang menampung kantor-kantor petinggi militer Israel.

Kawasan itu dikelilingi oleh fasilitas-fasilitas militer bertingkat tinggi lainnya, seperti kantor komunikasi Menara Marganit.

Distrik Kirya, yang dikenal sebagai "Pentagon-nya Israel," memiliki cakupan yang jauh lebih besar daripada yang terlihat di peta atau yang diakui secara resmi.

Sebab, Kirya dilaporkan memiliki fasilitas-fasilitas bawah tanah dan kantor-kantor rahasia di daerah-daerah di dekatnya.

Di bawah kompleks militer tersebut terdapat Bor (secara harfiah berarti lubang), pusat komando militer nasional bawah tanah yang dijaga ketat yang terletak beberapa blok dari kantor mantan perdana menteri, yang kini telah dipindahkan ke Yerusalem al-Quds yang diduduki.

Bor diakses melalui pintu baja besar yang disegel rapat jika terjadi serangan non-konvensional.

Sementara di pintu masuk, ada tanda besar yang mengingatkan pengunjung untuk mengeluarkan baterai dari ponsel mereka sebelum masuk.

Ada tangga panjang yang mengarah jauh ke ruang operasi tempat para perwira Israel mempersiapkan, mengatur, dan mendiskusikan perang semua perangnya.

Lebih dalam lagi, terdapat ruang konferensi kepala staf umum dengan meja berbentuk U dan dinding yang dilapisi layar TV plasma, tempat para perwira tinggi bertemu hampir setiap minggu untuk melakukan diskusi yang sangat rahasia dan meninjau rencana operasional.

Fasilitas ini relatif terlindungi dengan baik dari serangan rudal jarak pendek, rudal jelajah, dan pesawat nirawak kamikaze.

Tetapi fasilitas itu mungkin rentan terhadap rudal balistik yang lebih besar dengan daya tembus yang dalam dan hulu ledak berdaya ledak tinggi seberat satu ton.

Markas besar badan intelijen dirahasiakan, tanpa alamat resmi, dan paling sering disamarkan sebagai gedung-gedung fungsi sipil.

Dalam beberapa dekade terakhir, otoritas rezim Israel telah mulai menjual tanah di Kirya, tempat banyak gedung tinggi "serbaguna" dibangun, karena lokasinya di pusat kota.

Wilayah metropolitan Tel Aviv yang lebih luas juga merupakan tempat banyak pabrik, pangkalan militer, dan bangunan rezim lainnya yang dapat menjadi sasaran serangan balasan.

Setidaknya tiga fasilitas militer besar di pinggiran wilayah metropolitan Tel Aviv juga merupakan target yang mungkin, terutama jika terjadi serangan Israel baru dan eskalasi lebih lanjut.

Target pertama di antaranya adalah markas operasional unit intelijen militer 8200, yang terletak di utara dekat kota 'Herzliya'.

Markas itu adalah tempat di mana informasi yang sudah dikumpulkan, diproses dan selanjutnya diteruskan ke ahli strategi militer dan badan intelijen Israel lainnya.

Situs lainnya adalah Pangkalan Udara Palmachim, yang terletak beberapa kilometer di selatan wilayah metropolitan.

Pangkalan Udara Palmachim, Tel Aviv Pangkalan Udara Palmachim, Tel Aviv (PressTV)

Palmachim adalah pangkalan utama untuk program pesawat nirawak, rudal, dan luar angkasa rezim Israel.

Terakhir, ada juga zona militer yang luas di sekitar pangkalan rudal udara Tel Nof dan Sdot Micha, yang berlokasi antara Tel Aviv dan Yerusalem al-Quds yang diduduki.

Tel Nof dan Sdot Micha menampung sejumlah skuadron, pasukan khusus, silo dan bunker rudal, dan gudang senjata, termasuk hulu ledak nuklir.

Pangkalan Rudal Sdot Micha, Tel Aviv Pangkalan Rudal Sdot Micha, Tel Aviv (PressTV)

Serangan Iran ke Israel ‘Bisa Terjadi Minggu Ini’ Kata AS

Sementara itu, AS sudah siap menghadapi kemungkinan serangan signifikan oleh Iran atau proksinya di Timur Tengah minggu ini, kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby pada hari Senin (12/8/2024), The Irish Times melaporkan.

Sementara itu, tiga negara Eropa yakni Prancis, Jerman, dan Inggris (E3) mengeluarkan pernyataan bersama pada hari Senin yang menyerukan Iran dan sekutunya untuk menahan diri dari serangan terhadap Israel.

Kementerian luar negeri Iran mengatakan seruan untuk menahan diri itu tidak memiliki logika politik dan bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum internasional.

“Tanpa keberatan apa pun terhadap kejahatan rezim Zionis (Israel), E3 dengan kurang ajar mengharuskan Iran untuk tidak menanggapi pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas teritorialnya,” kata jubir Kemenlu Iran Nasser Kanaani.

(oln/MNA/khbrn/almydn/*)

Tag:  #jenderal #iran #sanksi #tahun #bikin #irgc #makin #kuat #operasi #janji #setia #buat #israel #kelabakan

KOMENTAR