Kepala Militer Bangladesh Umumkan Pemerintahan Transisi Setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina Kabur ke India
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina Wajed. (AFP)
03:04
6 Agustus 2024

Kepala Militer Bangladesh Umumkan Pemerintahan Transisi Setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina Kabur ke India

Kepala Militer Bangladesh, Jenderal Waker-uz-Zaman, mengumumkan pembentukan pemerintahan transisi setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina meninggalkan negara tersebut akibat protes nasional yang berujung kekerasan.

Hasina dilaporkan telah melarikan diri ke negara tetangga, India, dan belum mengeluarkan pernyataan apapun.

Sejak bulan Juli, ratusan orang tewas dan terluka dalam aksi protes yang awalnya menuntut penghapusan kuota dalam pekerjaan pemerintah dan kemudian menuntut pengunduran diri Hasina, yang telah memegang kekuasaan sejak 2009. Hasina, yang berusia 76 tahun, adalah putri dari Sheikh Mujibur Rahman, pemimpin pendiri Bangladesh.

Dalam pidato yang disampaikan kepada masyarakat setelah bertemu dengan para pemimpin partai politik, Zaman menyerukan perdamaian dan menyatakan bahwa tidak perlu memberlakukan hukum militer jika keadaan kembali normal di negara Asia Selatan tersebut. Zaman juga berjanji untuk menyelidiki kematian para pengunjuk rasa.

Baca Juga: Ibunya Terdesak Demonstran, Putra PM Bangladesh Tuntut Pihak Keamanan Tanggung Jawab

Kerusuhan di Bangladesh (Foto: Reuters)Kerusuhan di Bangladesh (Foto: Reuters)

Sebelumnya, hampir 100 orang dilaporkan tewas ketika demonstrasi mahasiswa yang menuntut pengunduran diri Sheikh Hasina berbenturan dengan polisi dan aktivis partai berkuasa di Bangladesh. Menurut harian Prothom Alo, sedikitnya 95 orang tewas dalam bentrokan tersebut.

Kementerian Dalam Negeri Bangladesh telah memberlakukan jam malam nasional tanpa batas waktu untuk meredam kekerasan, yang mulai berlaku pada pukul 18.00 waktu setempat (12.00 GMT). Selain itu, layanan internet dihentikan dan platform media sosial seperti Facebook dan WhatsApp tidak dapat diakses.

Kerusuhan terbaru ini terjadi setelah setidaknya 200 orang tewas dan ribuan lainnya terluka ketika protes mahasiswa bulan lalu, yang dipicu oleh sistem kuota yang memberikan 30% pekerjaan pemerintah kepada kerabat veteran, berubah menjadi kekerasan. Setidaknya 10.000 orang lainnya ditangkap dalam insiden tersebut.

Mahkamah Agung Bangladesh telah memangkas sistem kuota tersebut. Namun, para mahasiswa kembali turun ke jalan menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Hasina serta keadilan bagi mereka yang tewas.

Para demonstran dan kelompok hak asasi manusia menuduh pemerintah menggunakan kekuatan berlebihan, yang dibantah oleh perdana menteri dan para menterinya.

Baca Juga: Bangladesh Memanas, PM Hasina Dilaporkan Mengundurkan Diri dan Kabur dari Kediamannya

Para demonstran membawa jenazah seorang mahasiswa saat berunjuk rasa di Dhaka, Bangladesh, Minggu (4/8/2024). [Mahmud Zaman Ovi / AFP]Para demonstran membawa jenazah seorang mahasiswa saat berunjuk rasa di Dhaka, Bangladesh, Minggu (4/8/2024). [Mahmud Zaman Ovi / AFP]

Kekerasan pada hari Minggu menyaksikan pengunjuk rasa menargetkan sebuah rumah sakit umum besar di ibu kota Dhaka, membakar beberapa kendaraan.

Di bagian lain kota, polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan ratusan pengunjuk rasa yang memblokir jalan utama. Menurut saksi mata, beberapa bom rakitan diledakkan dan terdengar tembakan senjata api.

Editor: Bella

Tag:  #kepala #militer #bangladesh #umumkan #pemerintahan #transisi #setelah #perdana #menteri #sheikh #hasina #kabur #india

KOMENTAR