Peringatan Terakhir Israel ke Otoritas Palestina: Tuntaskan Operasi di Jenin atau IDF Turun Tangan
Ultimatum Israel ke PA itu menuntut agar laju operasi militer di Jenin, Tepi Barat dipercepat dan kemajuan nyata dibuat.
"Jika tidak, tentara Israel akan turun tangan langsung untuk mengambil kendali," kata laporan tersebut mengutip bunyi peringatan Israel ke PA.
Channel 12 Israel mengungkapkan bahwa selama pembicaraan tertutup, para pejabat Israel mengatakan ke pihak Otoritas Palestina kalau operasi militer yang sedang berlangsung dianggap defensif, bukan ofensif.
Israel menginginkan personel keamanan PA lebih agresif, yang artinya aksi represif yang ditunjukkan PA di Jenin, dianggap masih kurang galak oleh Israel.
Israel menilai, operasi militer personel keamanan PA berjalan lambat serta belum mencapai hasil yang diinginkan.
"Israel mendesak PA untuk meningkatkan kecepatan operasi, jika tidak, Israel tidak akan menunggu lama dan terpaksa membubarkan pasukan keamanan Palestina dan tentara Israel akan mengambil kendali," kata laporan tersebut.
Menurut media tersebut, pesan dari pihak Israel adalah, “Israel tidak akan menerima kerugian apa pun demi Otoritas Palestina dan operasinya di Jenin.”
Seorang perwira Otoritas Palestina memegang senjatanya saat pasukan keamanan melancarkan serangan di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki, 16 Desember 2024. (tangkap layar aljazeera/Majdi Mohammed/AP)Hasil Operasi PA di Jenin
Sejak awal operasi keamanan di kamp Jenin, juru bicara resmi Pasukan Keamanan Otoritas Palestina, Brigadir Jenderal Anwar Rajab, mengatakan kalau sejak dimulainya kampanye “Lindungi Tanah Air” di Jenin pada 14/12/2024, 3 militan terbunuh, dan 247 penjahat ditangkap, 41 di antaranya terungkap.
Mereka terluka saat menolak penangkapan dan bentrok dengan aparat keamanan. Dia menunjukkan bahwa personel keamanan PA menjinakkan 17 bom mobil, dan kami mengambil kendali atas 3 pabrik yang memproduksi bom dan bahan peledak.
Channel 12 menambahkan bahwa operasi keamanan Palestina di Jenin terjadi sekitar sebulan yang lalu, setelah bertahun-tahun Otoritas Palestina tidak memiliki pijakan di sana.
"Hamas dan Iran memanfaatkan kekosongan tersebut dan mengalirkan banyak uang ke kamp tersebut," kata laporan media Israel tersebut.
Sejak pertengahan Desember, operasi militer Otoritas telah maju, dipimpin oleh Unit Keamanan Nasional ke-101, yang mencakup para pejuang terampil.
Pasukan Elite PA, yang didirikan lebih dari 15 tahun lalu, memiliki kendaraan lapis baja yang dipersenjatai senapan mesin, senjata modern, dan anjing polisi untuk mendeteksi bahan peledak.
Kesabaran Hamas dan Faksi Milisi Palestina Sudah Habis
Di sisi lain, sebelumnya Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, dan Brigade Al-Aqsa, dari kelompok Fatah, juga sudah mengeluarkan pernyataan bersama yang berisi ultimatum terhadap pihak Otoritas Palestina (PA).
Mereka mengutuk tindakan yang mereka sebut “sistematis” oleh Otoritas Palestina di kamp Jenin, Tepi Barat.
Brigade Al-Qassam dan Brigade Al-Aqsa mengatakan kalau pihak PA “melanggar garis merah dan membunuh orang-orang yang tidak bersalah dengan sengaja dan sistematis,”.
Faksi-faksi milisi Perlawanan Palestina itu juga menuduh PA melakukan pengepungan yang mencekik di kamp tersebut dengan mencegah akses terhadap air, listrik, dan pendidikan bagi penduduk.
Brigade Al-Qassam dan Brigade Al-Aqsa menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap situasi di kamp tersebut.
"Otoritas Palestina telah mencegah semua kebutuhan dasar yang dibutuhkan Kamp Jenin, yang meningkatkan penderitaan para penghuninya," kata pernyataan itu dilansir Khaberni, Selasa (7/1/2025).
Pasukan Keamanan Otoritas Palestina (PA) melakukan tindakan represif terhadap demonstran Palestina yang menentang pendudukan Israel di Tepi Barat. (tangkap layar BBC)Faksi perlawanan juga menyerukan, “setiap pejabat PA di Palestina untuk menjalankan tanggung jawabnya dan mengakhiri ketidakadilan yang menimpa kamp tersebut.”
Dalam peringatan yang tegas, faksi milisi perlawanan Palestina menegaskan, kesabaran mereka sudah habis.
“Jangan paksa kami mencapai titik tidak bisa kembali, yang konsekuensinya tidak diinginkan,” kata mereka.
Al-Qassam dan Brigade Al-Aqsa juga memperingatkan kalau situasi eskalasi antar-entitas Palestina seperti ini “adalah kepentingan musuh kita bersama (Israel).
Sebelum sampai ke fase menghancurkan, Al-Qassam dan Brigade Al-Aqsa juga menekankan kalau senjata mereka akan tetap diarahkan terhadap pendudukan Israel dan bukan terhadap entitas Palestina.
PA Anggap Faksi Perlawanan Palestina Adalah Kriminal
Seperti diketahui, konflik antar-entitas Palestina berkembang menjadi perang saudara di Jenin, Tepi Barat antara personel keamanan Otoritas Palestina dan kelompok milisi perlawanan, khusunya dari faksi Brigade Al-Quds, sayap militer Palestine Islamic Jihad (PIJ).
Otoritas Palestina, dianggap kelompok milisi Perlawanan Palestina justru bertindak untuk membela kepentingan Israel dalam hal pemberangusan gerakan pembebasan Palestian dari pendudukan Israel.
Di sisi lain, Otoritas Palestina mengklaim tindakan mereka bertujuan untuk menciptakan stabilitas dan keamanan di wilayah Tepi Barat, termasuk sejumlah wilayah 'merah' seperti Jenin, Tulkarm, dan Tubas.
Tindakan ini diterjemahkan lewat aksi-aksi penangkapan sejumlah orang yang dianggap sebagai tokoh dan personel
Belakangan, konflik ini berkembang hebat menjadi bentrokan langsung yang berhias baku tembak di antara entitas-Palestina tersebut.
Dalam, bentrokan terbaru, baku tembak bahkan dilaporkan menewaskan seorang komandan milisi Brigade Jenin, sayap Brigade Al-Quds.
Batalyon Tulkarm, cabang tempur Brigade Al-Quds, sayap militer gerakan PIJ. (khaberni)Anggap Milisi Palestina Adalah Kriminal
Juru bicara pasukan keamanan Otoritas Palestina Anwar Rajab mengatakan kalau mereka yang berada di Jenin bukanlah pejuang perlawanan.
Juru bicara resmi pasukan keamanan Otoritas Palestina mengatakan itu apa yang terjadi di Jenin adalah kampanye keamanan yang menargetkan kriminal.
"Para penjahat ini adalah mereka yang membunuh anak-anak, dan mereka yang menembak pasukan keamanan," katanya dilansir Khaberni.
Ia melanjutkan: “Kami mempunyai strategi, yaitu melindungi Palestina dari kehancuran.”
“Kami bergerak di Tepi Barat dengan cara kami sendiri dan menghindari konfrontasi demi mempertahankan tujuan kami.”
Ia menyimpulkan, “Apa yang terjadi di Gaza tidak akan terjadi di Tepi Barat, dan kami akan mencegahnya".
Kendaraan militer Israel berpatroli di kamp pengungsi Jenin, di Tepi Barat yang diduduki pada 29 November 2023, selama operasi militer yang sedang berlangsung di kamp tersebut. (Zain JAAFAR / AFP)Brigade Jenin: Kami Hanya Targetkan Israel
Adapun Juru bicara Brigade Jenin dari Brigade Al-Quds - sayap militer Gerakan Jihad Islam - menyatakan dalam sebuah pernyataan kepada saluran satelit Al-Jazeera kalau pedoman mereka jelas, hanya menentang pendudukan.
Pernyataan itu menunjukkan kalau mereka melakuka perlawanan terhadap entitas Israel di seluruh Tepi Barat.
Terkait tudingan kalau mereka adalah kelompok kriminal dan bukan pejuang pembebasan Palestina, dia justru menyatakan pihak Otoritas Palestina juga melakukan kejahatan.
"Dinas keamanan membunuh seorang pelaku Israel beberapa tahun lalu dan dua anak yang tidak bersalah," kata dia dilansir Khaberni.
Dia juga menunjukkan hipokrasi Otoritas Palestina di mana mereka meminta agar milisi perlawanan Palestina untuk menyerahkan diri di sisi lain meminta agar anggotanya dilindungi dari pendudukan Israel.
"Juru bicara batalion mengatakan bahwa mereka menghormati hukum, namun dia bertanya-tanya: “Di mana hukum selama penyerbuan (oleh) pendudukan Israel?”," kata dia dilansir Khaberni.
Seperti dilaporkan, bentrokan kembali terjadi pada Minggu (15/12/2024), di kamp Jenin antara pasukan keamanan Palestina dan pejuang perlawanan, sebagai bagian dari operasi “Lindungi Tanah Air” yang diluncurkan oleh Otoritas Palestina.
Operasi ini mengakibatkan terbunuhnya pemimpin Brigade Jenin, Yazid Ja' aysa, yang sedang dikejar oleh pendudukan Israel.
(oln/khbrn/*)
Tag: #peringatan #terakhir #israel #otoritas #palestina #tuntaskan #operasi #jenin #atau #turun #tangan