Tuduh AS Agresif di Timur Tengah, Putin ke Trump: Peta Ekonomi Sudah Berubah, Bung!
Putin menyebut, tindakan AS tersebut berkontribusi terhadap ketidakstabilan geopolitik dan mengganggu logistik global, seperti berkurangnya lalu lintas kargo melalui Terusan Suez.
Berbicara pada konferensi investasi yang diselenggarakan oleh bank terbesar kedua Rusia, VTB, Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan pengembangan rute logistik baru merupakan proses yang " tak terelakkan " yang didukung oleh pertumbuhan ekonomi dan perdagangan serta karena risiko geopolitik.
Ia mencontohkan argumennya dengan mengambil kasus Terusan Suez , dengan mengatakan volume kargo yang melewati terusan tersebut telah menurun, yang menurutnya merupakan hal yang "disesalkan" dari pihak negaranya.
"Hal ini, tentu saja, terutama disebabkan oleh risiko geopolitik , karena fakta bahwa AS secara aktif dan cukup agresif bertindak di Timur Tengah," katanya.
Putin juga menggarisbawahi kalau manuver agresif AS ini memicu respons di kawasan tersebut dari "kekuatan (milisi) perlawanan."
Ia lebih lanjut mengatakan, perekonomian dan jalur logistik sedang terpuruk yang mengakibatkan banyak perusahaan pelayaran mengirimkan kapalnya ke berbagai penjuru Afrika.
Kolase foto Vladimir Putin dan Donald Trump (TASS, Instagram Donald Trump)Balas Ancaman Trump ke Negara-Negera BRICS
Presiden Rusia juga mengomentari pernyataan Presiden terpilih AS Donald Trump akhir pekan lalu tentang penerapan tarif 100 persen pada negara BRICS mana pun yang berupaya menjauh dari dolar AS dalam perdagangan internasional.
Valdimir Putin merespons ancaman Donald Trump dengan mengatakan "perubahan tertentu" telah terjadi dalam ekonomi global dan Amerika selama empat tahun terakhir.
Menurutnya, penerus Donald Trump dalam beberapa tahun terakhir, justru menghancurkan sendiri kekuatan dolar dalam perdagangan dunia.
Saat Trump akhirnya terpilih kembali ke pucuk pimpinan negara, kata Putin, AS harus menerima kenyataan kalau peta dan perimbangan ekonomi saat ini sudah berubah dan tak melulu didominasi AS dan Barat.
"Para penggantinya (Trump), lawan-lawan politiknya telah melakukan banyak hal untuk merusak fondasi fundamental dolar sebagai mata uang cadangan global," kata Putin, menuduh pemerintah AS saat ini menggunakan dolar sebagai instrumen melawan mereka yang mereka anggap sebagai "musuh."
Alasan Indonesia Gabung BRICS
Soal BRICS, Indonesia dilaporkan ikut menjadi bagian dari kerja sama negara-negara dunia tersebut.
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono, mengungkapkan alasan Indonesia bergabung menjadi negara partner dengan BRICS yang juga kelompok ekonomi yang diprakarsai oleh Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Sugiono mengatakan bahwa Indonesia memiliki pertimbangan bergabung menjadi partner BRICS karena kepentingan nasional. Yakni, demi memajukan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
"Satu (pertimbangannya) punya national interest. National interest kita yang pertama dan yang paling penting adalah tentu saja setelah melindungi dan menjaga tanah air tumpah darah bangsa Indonesia, yang berikutnya adalah memajukan kesejahteraan umum," kata Sugiono saat ditemui usai menghadiri Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP) 2024, di The Kasablanka Hall, Jakarta, Sabtu (30/11/2024).
Sugiono menjelaskan kerja sama dengan BRICS diharapkan menjadi platform untuk mewujudkan cita-cita Indonesia. Tak hanya BRICS, negara juga menjalin kerjasama dengan aliansi multilateral lainnya.
Di antaranya, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) dan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).
"Itu kita harapkan bisa menjadi satu platform yang akan membantu kita untuk bisa mewujudkan cita-cita tersebut," jelasnya.
Lebih lanjut, Sugiono menambahkan keterlibatan Indonesia dalam sejumlah forum kerja sama multilateral juga demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dengan kolaborasi aktif dengan berbagai negara.
"Kita butuh kesejahteraan untuk masyarakat kita, kita butuk untuk pengentasan kemiskinan, kita butuh untuk bisa swasembada pangan, kita butuh untuk bisa swasembada energi. Oleh karena itu, cooperation dan kolaborasi dengan semua negara, dengan semua kelompok kita harus lakukan," pungkasnya.
(oln/Anews/*)
Tag: #tuduh #agresif #timur #tengah #putin #trump #peta #ekonomi #sudah #berubah #bung