Israel Disebut Berniat Hancurkan Warga di Gaza Secara Fisik, Amnesty International: Harus Dihentikan
Warga Palestina mengantre untuk menerima jatah makanan di luar pusat distribusi di sebelah barat Kota Gaza, pada 25 November 2024. Israel disebut melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza sejak dimulainya perang 2023. 
15:20
5 Desember 2024

Israel Disebut Berniat Hancurkan Warga di Gaza Secara Fisik, Amnesty International: Harus Dihentikan

- Amnesty International menuduh Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza sejak dimulainya perang tahun lalu.

Adapun Amnesty International merupakan organisasi hak asasi manusia yang berkantor pusat di London.

Pada Kamis (5/12/2024), Amnesty International mengatakan laporan barunya ini merupakan "seruan untuk bangun" bagi masyarakat internasional.

Amnesty International mengatakan temuannya didasarkan pada pernyataan yang tidak manusiawi serta genosida oleh pejabat pemerintah dan militer Israel.

Selain itu, temuan mereka berdasarkan citra satelit yang mendokumentasikan kehancuran, kerja lapangan, dan laporan lapangan dari warga Gaza.

"Bulan demi bulan, Israel telah memperlakukan warga Palestina di Gaza sebagai kelompok submanusia yang tidak layak mendapatkan hak asasi manusia dan martabat, menunjukkan niatnya untuk menghancurkan mereka secara fisik," ungkap kepala Amnesty Agnes Callamard dalam sebuah pernyataan, Kamis, dilansir Arab News.

"Temuan kami yang memberatkan harus menjadi seruan untuk bangun bagi masyarakat internasional: ini adalah genosida. Ini harus dihentikan sekarang," tegasnya.

Israel telah berulang kali dan dengan tegas membantah tuduhan genosida, menuduh Hamas menggunakan rakyat Palestina sebagai tameng manusia.

Kelompok Palestina Hamas diketahui melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di dalam Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang memicu serangan militer Israel yang mematikan.

“Sama sekali tidak ada keraguan bahwa Israel memiliki sasaran militer."

"Namun keberadaan sasaran militer tidak meniadakan kemungkinan adanya niat genosida,” lanjut Callamard.

Laporan setebal 300 halaman itu menunjuk pada insiden-insiden di mana “tidak ada kehadiran Hamas atau sasaran militer lainnya.”

Laporan itu mengutip 15 serangan udara di Gaza antara 7 Oktober 2023 dan 20 April, yang menewaskan 334 warga sipil termasuk 141 anak-anak, yang mana kelompok itu menemukan “tidak ada bukti bahwa salah satu dari serangan ini diarahkan pada sasaran militer.”

Selain puluhan ribu kematian dan trauma fisik serta psikologis, laporan itu juga menunjuk pada kondisi di lapangan, di mana dikatakan bahwa warga Palestina menjadi sasaran “malnutrisi, kelaparan, dan penyakit” dan terpapar pada “kematian yang lambat dan terencana.”

“Negara-negara yang mentransfer senjata ke Israel melanggar kewajiban mereka untuk mencegah genosida berdasarkan konvensi dan berisiko menjadi kaki tangan,” tambah Callamard.

Israel Bantah Lakukan Genosida

Diberitakan AP News, Israel dengan tegas menolak tuduhan genosida terhadapnya sebagai "fitnah darah" antisemit.

Israel menantang tuduhan tersebut di Mahkamah Internasional.

Israel telah menolak tuduhan Mahkamah Kriminal Internasional bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya melakukan kejahatan perang di Gaza.

"Organisasi yang menyedihkan dan fanatik Amnesty International sekali lagi telah membuat laporan palsu yang sepenuhnya salah dan berdasarkan kebohongan," kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, Israel menuduh Hamas, yang telah bersumpah untuk memusnahkan Israel, melakukan pembantaian genosida dalam serangan yang memicu perang.

Israel juga mengatakan Hamas membela diri sesuai dengan hukum internasional.

Warga Palestina yang mengungsi dari operasi militer Israel di Beit Lahia di Jalur Gaza utara berjalan di sepanjang jalan utama Salah al-Din di Kota Gaza timur menuju pusat kota, pada 22 Oktober 2024. Warga Palestina yang mengungsi dari operasi militer Israel di Beit Lahia di Jalur Gaza utara berjalan di sepanjang jalan utama Salah al-Din di Kota Gaza timur menuju pusat kota, pada 22 Oktober 2024. (AFP/OMAR AL-QATTAA)

Update Perang Timur Tengah

Diberitakan Al Jazeera, pasukan Israel kembali mengebom apa yang disebut "zona aman" di al-Mawasi, Gaza, menewaskan sebanyak 20 orang dan melukai puluhan lainnya.

Pasukan Israel melanjutkan serangan udara di Lebanon selatan meskipun ada kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah, mengklaim serangan terhadap apa yang disebutnya landasan peluncuran di daerah Majdal Zoun.

Sumber-sumber medis mengatakan perempuan dan anak-anak termasuk di antara 20 korban yang "terbakar" dalam serangan Israel di al-Mawasi.

Pengeboman tersebut menghantam tenda-tenda tempat lebih dari 14 keluarga Palestina berlindung.

Amnesty International menuduh Israel secara sengaja melakukan genosida di Gaza, dengan mengatakan militer Israel melakukan setidaknya tiga dari lima tindakan yang dilarang oleh Konvensi Genosida 1948 di daerah kantong tersebut.

Serangan Israel terus berlanjut di seluruh Tepi Barat yang diduduki, termasuk di kota Beit Furik, tempat para pemukim membakar rumah dan mobil Palestina pada hari Rabu.

Militer Israel melakukan tiga serangan lagi di Lebanon selatan, menurut Al Jazeera Arabic, karena meningkatnya kekhawatiran atas pelanggaran berulang kali Israel terhadap gencatan senjata yang disepakati dengan Hizbullah minggu lalu.

Philemon Yang, presiden Majelis Umum PBB, telah meminta PBB untuk memimpin penyelesaian konflik Palestina-Israel karena kelumpuhan di Dewan Keamanan PBB.

Genosida Israel  di Gaza telah menewaskan sebanyak 44.532 warga Palestina dan melukai 105.538 orang sejak 7 Oktober 2023.

Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas hari itu, dan lebih dari 200 orang ditawan.

Di  Lebanon, setidaknya 4.047 orang tewas dan 16.638 terluka dalam serangan Israel sejak perang di Gaza dimulai.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha

Tag:  #israel #disebut #berniat #hancurkan #warga #gaza #secara #fisik #amnesty #international #harus #dihentikan

KOMENTAR