



Bukan Hanya Hizbullah, Israel Ancam Sikat Tentara Lebanon yang Jadi Wasit Gencatan Senjata
Israel, lewat dalil pencegahan kembalinya militan Hizbullah ke lokasi-lokasi zona merah, justru melakukan serangan agresif yang dinilai melanggar gencatan senjata.
Belakangan, Hizbullah melancarkan balasan dengan tajuk 'serangan peringatan' atas aksi-aksi pelanggaran Israel yang dibalas oleh bombardemen udara oleh angkatan udara Israel.
Eskalasi yang kembali meningkat ini makin panas setelah Menteri Pertahanan Israel Israel Katz pada Selasa (3/12/2024) secara langsung mengancam Tentara Lebanon yang bertugas menjadi 'wasit' dalam gencatan senjata tersebut.
Dalam pelaksanaan gencatan senjata, Tentara Lebanon, bersama pasukan PBB -UNIFIL- memiliki peran untuk mengawasi penarikan mundur pasukan Israel dari Lebanon Selatan sekaligus mengawasi agar Hizbullah tidak melancarkan serangan ke wilayah pendudukan Israel.
Namun, Katz menyatakan, Tentara Israel juga akan menargetkan Tentara Lebanon jika gencatan senjata yang dicapai pekan lalu bubar.
“Israel” akan menembus lebih dalam ke Lebanon dan tidak akan lagi membedakan antara tentara Lebanon dan Hizbullah," kata Israel Katz dilansir RNTV, Rabu (4/12/2024).
“Jika kita kembali berperang, kita akan bertindak dengan kekuatan yang lebih besar dan menembus lebih dalam dan ... tidak akan ada kekebalan bagi negara Lebanon,” kata Katz selama tur perbatasan utara.
Tur Katz itu terjadi setelah Pasukan Pendudukan Israel (IDF) meluncurkan gelombang serangan udara di Lebanon kemarin.
“Sampai sekarang, kami membuat perbedaan antara Lebanon dan Hizbullah ... itu tidak akan terjadi lagi,” tambahnya.
“Kemarin adalah tes pertama, (Hizbullah) menembaki Gunung Dov. Kami bereaksi keras dan inilah yang akan kami lakukan, dan kami tidak akan membiarkan Hizbullah kembali ke metode lama yang mereka miliki, seperti tenda yang didirikan [oleh Hizbullah di perbatasan beberapa tahun yang lalu] dan tidak diserang,” kata Katz.
“Jika mereka tidak melakukannya dan seluruh perjanjian ini runtuh maka kenyataannya akan sangat jelas. Pertama-tama, Jika kita kembali berperang, kita akan bertindak dengan kekuatan yang lebih besar dan menembus lebih dalam dan ... tidak akan ada kekebalan bagi negara Lebanon,” lanjutnya.
Kemarin, Hizbullah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka melakukan “serangan peringatan” dengan menembakkan mortir ke posisi militer “Israel” di Perternakan Shebaa yang diduduki.
Hizbullah mengatakan itu adalah tanggapan (balasan) terhadap beberapa pelanggaran Israel terhadap perjanjian gencatan senjata, yang termasuk tembakan langsung ke warga sipil, serangan udara di berbagai bagian Lebanon, dan pelanggaran wilayah udara negara.

Puluhan Bangunan di Metulla Rusak Parah
Serangan Hizbullah ke wilayah utara Israel memang terbukti punya dampak destruktif.
Lebih dari 60 bangunan di pemukiman Metulla dilaporkan mengalami kerusakan akibat serangan roket Hizbullah.
Media Israel menginformasikan bahwa pemukiman ini telah menjadi sasaran tembakan dan rudal antitank setiap hari selama lebih dari satu tahun.
Menurut laporan, lebih dari 450 rumah di Metulla telah mengalami kerusakan, dengan sedikitnya 60 di antaranya mengalami kerusakan struktural yang signifikan.
Wali Kota Metulla, David Azoulay, menggambarkan situasi di pemukiman tersebut sebagai "sangat rumit", Al Mayadeen melaporkan, Rabu (4/12/2024).
Dia juga menekankan ketidakpastian mengenai kondisi bangunan yang tersisa.
Azoulay juga membandingkan kerusakan di Metulla dengan lingkungan sekitar, seperti Har Tzvia, yang juga terkena dampak.
"Sekitar 75 hingga 100 rumah di daerah tersebut telah terkena dampak, dengan sebagian besar kerusakan memerlukan pembongkaran," katanya.
Lebih dari 20.000 klaim kerusakan telah diajukan di wilayah utara Israel.
Diperkirakan total kerugian mencapai lebih dari 2 miliar shekel (lebih dari 550 juta dollar).
Jalan-jalan di pemukiman juga mengalami kerusakan akibat jejak tank yang melintasinya.
Media Israel melaporkan bahwa terdapat 2.874 serangan langsung oleh Hizbullah di wilayah utara Israel, yang membentang dari Kiryat Shmona hingga Rosh Hanikra.
Otoritas Pajak Properti mencatat kerusakan pada 9.000 bangunan dan lebih dari 7.000 kendaraan yang hancur total akibat serangan tersebut.
Frustrasi semakin meningkat di antara warga Israel dan pemerintah daerah di wilayah utara akibat kurangnya rencana pemulangan bagi para pemukim.
Hedar Getsis, koresponden Channel 12, menyoroti adanya celah signifikan dalam benteng pertahanan dan kurangnya dukungan dari pemerintah untuk wilayah utara.
"Belum ada keputusan mengenai apa yang akan terjadi setelah perjanjian gencatan senjata antara Lebanon dan Israel," katanya.
"Tidak ada anggaran yang disetujui untuk pemukiman garis depan, dan fasilitas dasar seperti sekolah masih belum siap," jelasnya.
Dengan situasi yang semakin memburuk, warga Metulla dan sekitarnya berharap adanya perhatian dan tindakan nyata dari pemerintah untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi.
(oln/rntv/*)
Tag: #bukan #hanya #hizbullah #israel #ancam #sikat #tentara #lebanon #yang #jadi #wasit #gencatan #senjata