Dubes Iran Ceritakan Detik-Detik Pager Hizbullah Meledak di Tangannya, Sebut Israel Penjahat Perang
Mojtaba Amani, duta besar Iran untuk Lebanon menceritakan detik-detik pager Hizbullah meledak di tangannya pada 17 September lalu. Ia terluka pada bagian mata dan jarinya diamputasi. 
17:20
13 November 2024

Dubes Iran Ceritakan Detik-Detik Pager Hizbullah Meledak di Tangannya, Sebut Israel Penjahat Perang

Duta Besar Iran untuk Lebanon, Mojtaba Amani, membagikan cerita saat dirinya selamat dari alat komunikasi pager Hizbullah yang meledak di tangannya pada 17 September lalu.

Ribuan pager Hizbullah diledakkan oleh Israel setelah intelijen Israel menyusup dan memasukkan bahan peledak dalam proses pengirimannya. 

“Alat itu ada di kantor saya dan saya menerima pesan berisi sirene khusus yang berbeda dengan sirene sebelumnya," kata Mojtaba Amani dalam wawancara di TV, Selasa (12/11/2024).

"Saya menerima pesan yang mengatakan: Anda memiliki pesan penting, tekan tombol ini. Pager ada di tangan kiri saya, dan ketika saya menekan tombol dengan tangan kanan saya, ledakan terjadi," lanjutnya.

Mojtaba Amani selamat dari ledakan itu dan mengalami sejumlah luka, termasuk luka pada mata dan jari tangan yang diamputasi.

"Sisi kanan wajah saya paling rusak. Mata kanan saya rusak, dan saya masih bisa melihat melaluinya. Mata kiri saya tidak terlalu rusak dan sepertinya sudah kembali ke keadaan normal. Ada juga cedera pada jari tangan kiri saya," katanya.

Ia juga bercerita ketika dirinya pergi ke rumah sakit setelah ledakan itu.

"Saya menyadari dari besarnya ledakan yang tidak terlalu kuat. Saat itu, rekan-rekan saya tiba dan saya sendiri yang pergi ke rumah sakit mata dan wajah, dan kemudian saya dipindahkan ke Teheran bersama beberapa dari mereka," ujarnya, seperti diberitakan IRNA.


Ia mengatakan Hizbullah-lah yang membeli perangkat pager tersebut, tetapi tidak menggunakannya untuk keperluan militer.

Mojtaba Amani mengatakan operasi Israel yang meledakkan ribuan pager Hizbullah itu sebagai kejahatan perang karena menargetkan warga sipil.

Gelombang ledakan kedua terjadi pada 18 September 2024, yang meledakkan berbagai alat elektronik seperti walkie-talkie, peralatan surya, dan perangkat lainnya.

Dua ledakan selama dua hari tersebut menewaskan setidaknya 39 orang dan melukai lebih dari 3.000 orang.

Duta Besar Iran itu menjelaskan, pager yang meledak itu sangat banyak digunakan oleh warga sipil. 

“Bahkan di antara para syuhada dan terluka dalam insiden ini terdapat wanita dan anak-anak, yang menunjukkan orang-orang biasa juga menggunakan perangkat ini,” katanya.

“Saya bukan orang militer. Perangkat ini diberikan kepada saya untuk pemberitahuan dalam situasi darurat," katanya.

Mengenai perangkat yang tiba di Lebanon dan dipersiapkan sebelumnya untuk meledak, duta besar Iran mengatakan beberapa orang Eropa dituduh terlibat dalam pemasangan alat peledak di dalam pager Hizbullah.

“Beberapa negara Eropa dituduh terlibat dalam tindakan ini ketika mereka melewati perangkat tersebut dan bahan peledak ditanam di dalamnya,” ujarnya.

"Ada cerita lain yang mengatakan semua perangkat diganti di kapal, dan Israel mengubah tanda terima dengan spesifikasi yang sama dan mengganti perangkat tersebut," lanjutnya.

Dia mengatakan perangkat tersebut berasal dari Taiwan dan pihak Taiwan juga mengumumkan perangkat tersebut telah dirusak di negara-negara Eropa.

"Belum ada narasi yang akurat dan spesifik dalam bidang ini. Namun sangat salah jika mengatakan bahwa perangkat ini dibeli dari Iran. Ini adalah pernyataan yang salah," katanya.

Netanyahu adalah Dalang di Balik Ledakan Pager Hizbullah

Seorang juru bicara kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi kepada media pada hari Senin (11/11/2024) untuk pertama kalinya mengenai operasi peledakkan pager Hizbullah.

"Israel berada di balik serangkaian serangan dahsyat terhadap perangkat komunikasi Hizbullah pada bulan September," kata Omer Dostri, juru bicara kantor Netanyahu, seperti diberitakan The Times of Israel.

"Dalam rapat kabinet hari Minggu, Netanyahu dilaporkan membanggakan bahwa Israel berada di balik serangan itu," lanjutnya.

Sebelumnya belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah atau militer sampai pernyataan juru bicara Omer Dostri pada Senin lalu.

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, dan terlibat pertempuran dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.

Hizbullah bersumpah akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Selain Jalur Gaza, Israel memperluas serangannya ke Lebanon selatan sejak Senin (23/9/2024) dengan dalih menargetkan Hizbullah.

Jumlah korban tewas di Lebanon akibat serangan Israel sejak 23 September 2023 telah meningkat menjadi lebih dari 3.136 orang, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza.

Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 43.665 jiwa dan 103.076 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (12/11/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Mayadeen.

Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.

Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Editor: Febri Prasetyo

Tag:  #dubes #iran #ceritakan #detik #detik #pager #hizbullah #meledak #tangannya #sebut #israel #penjahat #perang

KOMENTAR